Keliru: Video Pembuatan Beras dari Botol Plastik Bekas

Jumat, 13 Juni 2025 19:26 WIB

Keliru: Video Pembuatan Beras dari Botol Plastik Bekas

SEBUAH video beredar di WhatsApp [arsip] dan Facebook yang diklaim sebagai proses pembuatan beras dari daur ulang botol plastik.  

Video itu memperlihatkan pekerja di sebuah pabrik mengolah botol-botol plastik bekas ke mesin penghancur. Dari mesin tersebut kemudian keluar butiran-butiran berwarna putih yang dimasukkan ke dalam karung. Butiran-butiran itulah yang diklaim sebagai beras plastik. 

Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video itu memperlihatkan proses pembuatan beras plastik?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi video itu menggunakan pencarian gambar terbalik dan pencarian artikel kredibel melalui Google. Hasilnya, video tersebut adalah proses pengolahan pelet plastik untuk kebutuhan industri, bukan produksi beras plastik.

Video 1

Video itu diunggah pertama kali oleh akun TikTok metal.workers pada 6 Mei 2025. Pengunggah video menerangkan, konten tersebut merupakan  proses daur ulang sampah plastik menjadi pelet plastik putih.

Video 2

Pada potongan gambar di atas, Tempo mendapat bukti bahwa butiran plastik tersebut untuk kebutuhan bahan baku industri. Hal itu teridentifikasi pada karung kemasan putih yang tampak pada detik ke-40. Produk tersebut dihasilkan oleh perusahaan kimia asal Pakistan, Nimir Chemicals sebagaimana logo Nimir yang terlihat pada kemasan. 

Dalam kemasan, juga terlihat keterangan phthalic anhydride (PA) atau anhidrida ftalat. Ini adalah zat kimia dari vinil klorida yang dibutuhkan industri besar yang mengolah produk plastik.  

Guru besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Slamet Budijanto, menyatakan, membuat beras plastik dan menjualnya ke pasaran justru akan merugikan pengusaha. Sehingga hal itu tidak mungkin dilakukan oleh perusahaan manapun.

Dia mengatakan sebenarnya tidak ada istilah beras plastik. Di sisi lain, yang dituduh beras plastik oleh masyarakat, sesungguhnya adalah bijih plastik yang dibutuhkan untuk produksi oleh berbagai industri.

“Bisa dibayangkan, beras premium saja paling harganya Rp12.000 sampai Rp15.000. Kalau hasil plastik recycle itu kemudian dibentuk seperti beras (harganya Rp20 ribu/kg), kalau mau untung, mau dijual berapa?" kata Slamet, dikutip dari artikel Tempo pada 13 Oktober 2023,

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan proses pembuatan beras plastik dari botol bekas merupakan klaim keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]