Menyesatkan: 80 Persen Perempuan Penderita Kanker Paru Karena Asap Dapur

Selasa, 10 Juni 2025 15:12 WIB

Menyesatkan: 80 Persen Perempuan Penderita Kanker Paru Karena Asap Dapur

SEBUAH akun di media sosial Instagram [arsip] mengunggah video tentang kanker paru pada perempuan. Video tersebut menyampaikan informasi bahwa lebih dari 80% wanita dengan kanker paru ternyata tidak pernah merokok. Penelitian menunjukkan penyebab utamanya adalah asap masakan (cooking fume) dari proses menggoreng dan menumis, terutama di dapur yang kurang ventilasi.

Masyarakat diminta berhati-hati. Seorang ibu rumah tangga berusia 40-an yang rajin olahraga didiagnosa kanker paru-paru stadium 2. Untuk menjaga kesehatan, pastikan ventilasi saat memasak dan lakukan pemeriksaan paru-paru dengan CT scan dosis rendah secara rutin.

Lalu benarkah 80 persen kanker paru pada perempuan bukan karena rokok tapi asap dapur?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi klaim itu dengan menelusuri jurnal dan artikel kredibel serta wawancara ahli. Faktanya, memang ada peningkatan 80-90 persen wanita Tionghoa dan India-Amerika yang tidak merokok tapi mengalami kanker paru-paru. Namun tidak ada studi yang menyebut penyebab tunggalnya karena asap dari dapur yang kurang ventilasi.

Data 80 persen yang dikaitkan dengan kanker paru-paru pada perempuan yang tidak merokok, disebutkan dalam artikel NBC News edisi 8 Maret 2024. NBC merujuk sebuah studi di California yang terbit pada 9 Oktober 2023, terkait tingkat kanker paru-paru pada perempuan.

Temuan dari studi tersebut bahwa tingkat kanker paru-paru menurun pada semua kelompok kecuali wanita Asia Amerika yang bukan perokok yang lajunya malah meningkat sebesar 2 persen per tahun. 

Meskipun kanker paru-paru secara tradisional dikaitkan dengan rokok, sebanyak 20 persen kasus di AS terjadi pada mereka yang tidak pernah merokok setiap tahun. Di antara wanita Asia Amerika yang menderita kanker paru-paru, lebih dari 50 persen tidak pernah merokok. Sedangkan untuk wanita Tionghoa dan India Amerika yang menderita kanker paru-paru, persentase yang tidak merokok meningkat, hingga 80 persen hingga 90 persen.

Para peneliti sedang menelusuri penyebabnya. Hingga saat ini, penelitian terhadap wanita bukan perokok di Asia telah mengidentifikasi faktor risiko seperti asap minyak goreng, asap rokok, polusi udara, dan pemanas ruangan dengan batubara, tetapi tidak ada penelitian yang difokuskan pada wanita Asia Amerika. 

Studi sebelumnya tahun 2019 menemukan, orang Asia Amerika menghirup 73% lebih banyak partikel polusi kecil daripada orang kulit putih Amerika. Sehingga kemungkinan besar karena paparan yang lebih besar terhadap emisi konstruksi, industri, dan kendaraan di tempat tinggal mereka.

Polusi udara juga dapat menyebabkan perubahan genetik sehingga pasien Asia memiliki tingkat mutasi reseptor faktor pertumbuhan epidermal penyebab kanker tertinggi, yang menyebabkan sel-sel sehat membelah tak terkendali dan tumbuh menjadi tumor.

Asap dapur juga berpotensi menyebabkan kanker paru-paru

Dosen yang juga peneliti genetik kanker dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD., mengatakan bahwa perempuan yang tidak merokok punya risiko terkena kanker paru ketika terpapar asap masakan di dapur. 

“Terutama apabila ventilasinya buruk,” kata Ahmad kepada Tempo, Rabu, 4 Juni 2025.

Menurut Ahmad, sudah banyak penelitian yang mengkaji hubungan paparan asap masakan dengan risiko kanker paru pada orang yang tidak merokok. 

Dikutip dari situs BBC, kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok lebih umum terjadi pada wanita. Wanita yang tidak pernah merokok dua kali lipat kemungkinan terkena kanker paru-paru dibandingkan pria yang tidak pernah merokok. Selain anatomi paru-paru dan paparan lingkungan, sebagian jawabannya mungkin terletak pada mutasi genetik yang lebih umum terjadi pada wanita, terutama pada wanita Asia. Salah satu yang paling umum adalah mutasi yang dikenal sebagai EGFR.

Penelitian juga telah mengungkapkan, selain radon dan asap rokok dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada orang tidak merokok, paparan asap masakan atau kompor yang membakar kayu atau batu bara di ruangan yang berventilasi buruk juga dapat meningkatkan risiko ini. Karena wanita secara tradisional menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, mereka sangat rentan terhadap jenis polusi udara dalam ruangan ini. 

Namun, polusi udara luar ruangan merupakan faktor yang bahkan lebih signifikan dalam perkembangan kanker paru-paru. Faktanya, polusi udara luar ruangan merupakan penyebab kedua terbanyak dari semua kasus kanker paru-paru setelah merokok. Penelitian telah mengungkapkan bahwa orang yang tinggal di daerah yang sangat tercemar lebih mungkin meninggal karena kanker paru-paru daripada mereka yang tidak. 

Partikel dengan diameter kurang dari 2,5 mikron (sekitar 30% dari lebar rambut manusia), yang biasanya ditemukan dalam asap kendaraan dan asap bahan bakar fosil, tampaknya memainkan peran penting. Dan yang menarik, penelitian telah menunjukkan hubungan yang kuat antara kadar PM2.5 yang tinggi dan kanker paru-paru pada individu yang tidak pernah merokok dan yang membawa mutasi EGFR.

Kanker paru-paru adalah kanker yang paling umum di seluruh dunia dan penyebab utama kematian akibat kanker. Pada tahun 2022, sekitar 2,5 juta orang didiagnosis dengan penyakit ini dan lebih dari 1,8 juta meninggal. 

Meskipun kanker paru-paru yang berhubungan dengan tembakau masih menjadi penyebab mayoritas diagnosis di seluruh dunia, tingkat merokok telah menurun selama beberapa dekade . Karena jumlah perokok terus menurun di banyak negara di seluruh dunia, proporsi kanker paru-paru yang terjadi pada orang yang tidak pernah merokok terus meningkat. Antara 10 dan 20% diagnosis kanker paru-paru sekarang dilakukan pada orang yang tidak pernah merokok.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim 80 persen kanker paru pada perempuan bukan karena rokok tapi asap dapur adalah menyesatkan

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]