Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Putin Gandeng Prancis untuk Tinggalkan Aliansi NATO

Selasa, 31 Januari 2023 21:30 WIB

Menyesatkan, Putin Gandeng Prancis untuk Tinggalkan Aliansi NATO

Sebuah akun Facebook mengunggah video yang diberi keterangan “Muak Dengan Amerika Putin Gandeng Prancis, Tinggalkan Aliansi NATO”.

Video berdurasi 10 menit 5 detik ini menarasikan bahwa secara mengejutkan Prancis akan keluar dari NATO. Hal ini diklaim disuarakan calon presiden Prancis, Marine Le Pen. 

Narator menyebutkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan compang-camping. Marine Le Pen, calon presiden Prancis dan Pemimpin Partai Front Nasional, partai sayap kanan, mengatakan ia akan menarik Perancis dari struktur komando militer NATO jika menang dalam pemilihan presiden.

Video ini sebelumnya diunggah oleh akun Jagat Militer di YouTube pada tanggal 15 April 2022. Sedangkan di Facebook, video ini diunggah pada tanggal 28 Januari 2022, dan sampai tulisan ini dibuat telah disukai 1,9 ribu, 145 komentar, dan disaksikan 74 ribu kali oleh pengguna Facebook. 

Apakah benar Prancis meninggalkan Aliansi NATO? Berikut Pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tempo, sampai saat ada 30 negara yang bergabung dengan NATO, Prancis adalah salah satunya. Keanggotan NATO terbuka untuk negara Eropa dan negara lainnya yang berkomitmen dan berkontribusi pada keamanan Wilayah Atlantik Utara.

Marine Le Pen merupakan politisi dari Partai Front Nasional, partai sayap kanan di Prancis. Pada bulan Juni 2018, ia mengubah nama partainya menjadi Rassemblement National (National Rally).  

Pada pemilihan presiden Prancis April 2022, La Pen kalah dari calon incumbent Emmanuel Macron. Ia kemudian mengundurkan diri dari kepemimpinan partai pada bulan November 2022.

Untuk memverifikasi narasi pada video diatas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan media-media yang kredibel. Juga memfragmentasi video tersebut dengan InVID dan menelusuri gambar dengan Google Image, Yandex Image Search, dan Tineye.

Fakta 1

Fragmen 1

Pada menit ke-1:04, fragmen video ini menampilkan Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, berjalan dan dikelilingi oleh sejumlah orang yang berseragam militer. Ursula von der Leyen terlihat memakai rompi anti peluru.

Berdasarkan penelusuran Tempo, fragmen tersebut identik dengan unggahan Kantor Berita Reuters di YouTube tanggal 9 April 2022.

Dilansir Reuters tanggal 8 April 2022, Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mengunjungi kota Bucha, dekat Kiev, Ukraina. Kunjungan ini terkait penembakan warga sipil dari jarak dekat yang diduga dilakukan pasukan Rusia.

Guardian juga melaporkan kunjungan ini. Saat mengunjungi kuburan massal di Bucha, Ursula von der Leyen mengatakan apa yang dilakukan pasukan Rusia sebagai “Unthinkable”.

Fakta 2

Fragmen 2

Pada  menit ke-1:43, fragmen video menampilkan calon Presiden Prancis, Marine Le Pen, sedang berbicara dalam sebuah jumpa pers. Berdasarkan penelusuran Tempo, fragmen ini identik dengan unggahan FRANCE 24 English di Youtube tanggal 13 April 2022.

Dilansir France24.com, dalam konferensi pers dengan agenda kebijakan luar negeri, calon presiden sayap kanan Marine Le Pen ingin Prancis keluar dari rantai komando NATO. Ia mendukung hubungan yang lebih dekat antara NATO dan Rusia. Juga mengatakan, bilah terpilih sebagai presiden, Prancis akan meninggalkan aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat tersebut.

Di hadapan wartawan, seperti dilansir The Guardian, La Pen mengatakan ia kagum dan memiliki nilai yang sama dengan Putin, khususnya tentang “tatanan dunia baru”. Ia juga mengusulkan, setelah perang Ukraina berakhir, NATO harus lebih dekat dengan Rusia.

Fakta 3

Fragmen 3

Pada menit 9:31, fragmen video menampilkan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan Marine Le Pen dalam sebuah ruangan.

Berdasarkan penelusuran Tempo, video pertemuan Calon Presiden Prancis Marine Le Pen dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan identik dengan unggahan France 24 di YouTube tanggal 24 Maret 2017. Dilansir France 24, pada tanggal 24 April 2017, Calon Presiden Prancis Marine Le Pen dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow.

Sementara La Monde menyebutkan bahwa kurang dari empat minggu sebelum putaran pertama pemilihan presiden Prancis 2017, Presiden Putin menerima Calon Presiden Prancis dari Partai Front Nasional Marine Le Pen di Kremlin. Pertemuan ini berlangsung tanpa kehadiran pers asing, hanya media Rusia yang memiliki akses untuk meliput.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video berjudul “Muak Dengan Amerika, Putin Gandeng Perancis, Tinggalkan Aliansi Nato” adalah menyesatkan.

Berdasarkan sumber yang kredibel, sampai saat ini Prancis masih tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Keinginan untuk melepaskan Prancis dari rantai Komando Nato, dikemukakan Calon Presiden Prancis dalam pemilu 2022 Marine Le Pen. Ia kalah dari Emmanuel Macron pada pemilu 2022. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id