Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Wanita Bercadar Ini Warga Palestina yang Ikut Perang?

Kamis, 23 Juli 2020 11:15 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Wanita Bercadar Ini Warga Palestina yang Ikut Perang?

Sebuah foto yang memperlihatkan beberapa wanita bercadar hitam yang mengangkat senjata beredar di media sosial. Para wanita itu juga mengenakan rompi loreng. Para wanita dalam foto tersebut diklaim warga Palestina yang ikut berperang.

Di Facebook, foto itu diunggah salah satunya oleh akun Fhiraa, yakni pada 19 Juli 2020. Akun ini menuliskan narasi, "Wanita bercadar di palestina sibuk berperang sedangkan wanita bercadar di indonesia sibuk selfie dengan caption Istiqomah tanpa batas. Astaghfirullah.

Hingga artikel ini dimuat, foto tersebut telah dibagikan lebih dari 4.400 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Fhiraa.

Apa benar wanita bercadar dalam foto tersebut merupakan wanita Palestina yang ikut berperang?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto unggahan akun Fhiraa dengan reverse image tool Source. Hasilnya, ditemukan bahwa foto tersebut pernah dimuat situs Mosnad.com pada 14 Oktober 2015 dengan judul "Taiz merayakan revolusi 14 Oktober".

Situs Yemennewsgate.net juga pernah memuat foto itu pada tanggal yang sama, yakni 14 Oktober 2015, dalam artikelnya yang berjudul “Parade khidmat Perlawanan Rakyat Taiz pada peringatan ulang tahun Oktober”.

Artikel itu menceritakan parade militer yang digelar oleh Perlawanan Rakyat Taiz di Yaman dalam rangka peringatan Revolusi 14 Oktober. Sejumlah Brigade Al-Jaid dan Perlawanan berpartisipasi dalam parade militer itu, termasuk batalion pasukan khusus wanita yang lulus minggu lalu.

Upacara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Sheikh Hammoud al-Mikhlafi, pemimpin Perlawanan Rakyat Taiz.Parade militer ini mengejutkan semua orang yang menyaksikannya dalam hal mobilisasi dan organisasi, terlepas dari pengepungan yang dilakukan terhadap Taiz oleh milisi Houthi dan Saleh pada 14 Oktober 2015.

Parade militer ini juga diberitakan oleh Sky News Arabia. Sky News Arabia menulis, terlepas dari pengepungan oleh milisi Houthi, Perlawanan Rakyat dan Dewan Militer Taiz menyelenggarakan parade militer yang meriah pada hari peringatan Revolusi 14 Oktober melawan pendudukan Inggris di Yaman Selatan.

Ratusan warga menghadiri parade militer yang digelar di Jalan Jamal di Taiz itu. Dalam pidatonya di parade tersebut, Kepala Dewan Militer Taiz, Brigadir Jenderal Sadiq Ali Sarhan, mengatakan bahwa "kepemimpinan politik bertekad menghancurkan pengepungan, membebaskan Taiz dan semua provinsi dari milisi kudeta pemberontak, dan mencapai impian negara yang beradab."

Dilansir dari Anydayguide.com, 14 Oktober merupakan hari libur nasional yang penting di Yaman yang disebut Hari Pembebasan. Pada hari tersebut, warga Yaman memperingati pemberontakan melawan Inggris di Yaman selatan yang akhirnya mengarah pada kemerdekaan Yaman Selatan.

Yaman Selatan menjadi protektorat Inggris pada 1869. Hal ini dikenal sebagai Protektorat Aden. Sementara Yaman Utara, saat itu, adalah bagian dari Kekaisaran Ottoman. Setelah Perang Dunia I, Yaman Utara memperoleh kemerdekaan, sedangkan Yaman Selatan tetap di bawah kendali Inggris.

Bangkitnya nasionalisme Arab pada 1960-an mendorong kelompok nasionalis Yaman Selatan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Pada 14 Oktober 1963, Front Pembebasan Nasional dan Front Pembebasan Pendudukan Yaman Selatan memulai perjuangan bersenjata melawan kontrol Inggris atas wilayahnya. Hal ini dikenal sebagai Aden Emergency. Pemberontakan ini berlangsung selama 4 tahun.

Pada 30 November 1967, Yaman Selatan akhirnya mendapatkan kemerdekaan dari Inggris. Ketika Yaman Utara dan Yaman Selatan dipersatukan menjadi satu negara, Republik Yaman, 14 Oktober ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hari Pembebasan ini biasanya dirayakan dengan pidato resmi, unjuk rasa, dan parade di seluruh negeri.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa wanita bercadar yang mengangkat senjata dalam foto di atas merupakan warga Palestina yang ikut berperang, keliru. Wanita bercadar dalam foto tersebut adalah prajurit batalion pasukan khusus wanita Yaman dalam parade militer yang memperingati Revolusi 14 Oktober di Taiz, Yaman, pada 2015.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id