Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Momen Terakhir Dokter Hadio yang Meninggal Karena Corona?

Selasa, 24 Maret 2020 11:10 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Foto Momen Terakhir Dokter Hadio yang Meninggal Karena Corona?

Foto yang memperlihatkan seorang pria yang berdiri di depan pagar rumah dan hanya memperhatikan kedua anaknya yang berada di teras viral di media sosial dan grup-grup percakapan WhatsApp. Foto itu dibagikan dengan narasi yang menceritakan momen terakhir Hadio Ali Khazatsin, dokter spesialis saraf RS Premier Bintaro, yang meninggal karena terinfeksi virus Corona COVID-19 pada 22 Maret 2020 di RSUP Persahabatan, Jakarta.

Cerita yang menyertai foto tersebut berjudul "The Last Moment Dokter Hadio". Cerita ini diklaim ditulis oleh seseorang yang bernama Birgaldo Sinaga. Penulis bercerita bahwa ia bergidik ketika mendapat kiriman foto pertemuan terakhir Hadio dengan kedua anaknya yang masih kecil dan istrinya yang mengandung. Pertemuan itu hanya terjadi di depan rumah, Hadio di luar pagar, sementara istri dan anaknya di teras rumah.

Berikut ini penggalan kisah yang viral itu:

Dokter Hadio turun tangan ikut menyelamatkan para penderita Covid 19. Sayangnya beberapa hari setelah menangani pasien, dokter Hadio positif terpapar Covid 19. Ia dikarantina. Ia diisolasi di RS Persahabatan. Kerinduan yang membuncah pada anak istrinya tak tertahankan. Ia meminta izin pulang. Hanya untuk melihat dua buah hati dan istrinya yang masih mengandung.

Dokter Hadio tahu ia tidak boleh dekat dengan anak istrinya. Sesampai di depan pagar kayu berwarna coklat rumahnya, dokter Hadio menelepon istrinya. Ia mengabarkan sudah tiba di depan rumah. Ia meminta anak istrinya keluar rumah. Tapi ia meminta mereka tetap di teras depan pintu. Tidak boleh keluar. Kedua anaknya berteriak kegirangan. Sudah lama buah hatinya ini ditinggal ayahnya. Kedua bocah kecil itu patuh pada perintah ayahnya. Mereka tetap berdiri di depan teras. Istrinya juga demikian.

Kedua bocah kecil itu patuh pada perintah ayahnya. Mereka tetap berdiri di depan teras. Istrinya juga demikian. Di depan pagar pintu, dokter Hadio berdiri dengan kedua tangan di belakang. Mulutnya terbungkus masker. Dari jarak 5 meter, ayah, ibu, dan dua anak ini saling tatap. Tanpa suara. Hanya mata saling berbicara. "Duhai anak-anakku dan istriku, papa sangat mencintai kalian. Bersabar dan kuat ya," batin dokter Hadio berbisik.

Dua anaknya hanya bisa memandang dari jauh. Mereka belum mengerti apa yang terjadi. Mereka belum mengerti mengapa ayahnya tidak berlari menyambut dan menggendong mereka. Istri dokter Hadio punya firasat. Ia dengan cepat mengabadikan momen tak terlupakan ini. Ia mengambil hape. Memotret seketika. Dan ini menjadi momen terakhir pertemuan mereka.

Pesan berantai yang beredar di WhatsApp mengenai dokter Hadio (kiri) dan foto yang melengkapi pesan berantai tersebut (kanan).

Beberapa akun di media sosial membagikan foto dan narasi itu sejak Senin, 23 Maret 2020. Beberapa akun di Twitter yang membagikannya adalah akun @Yana_Svg dan @Aliyarahmanitya. Sementara di Facebook, foto dan narasi itu dibagikan salah satunya oleh akun Bundanya Didan.

Apa benar foto di atas merupakan foto momen terakhir dokter Hadio dengan istri dan kedua anaknya?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo menelusuri foto tersebut dengan reverse image tool Google. Tempo pun terhubung dengan akun Facebook Ahmad Effendy Zailanudin. Sebelumnya, Tempo memperoleh petunjuk dari warganet di Twitter bahwa Ahmad Effendy-lah, warga Petaling Jaya, Malaysia, yang mengunggah foto itu pertama kali.

Namun, Tempo gagal mengajukan pertemanan dengan akun Ahmad Effendy tersebut karena daftar temannya telah penuh. Akun ini pun telah mengubah pengaturan fotonya sehingga foto yang diunggahnya hanya bisa dilihat oleh akun-akun yang telah berteman dengannya. Karena itu, Tempo kemudian menghubungi Ahmad Effendy pada 23 Maret 2020 melalui Facebook Messenger.

Menurut Ahmad Effendy, foto tersebut ia unggah pada 21 Maret pukul 20.34 waktu Malaysia atau 19.34 WIB. Dalam unggahannya, Ahmad Effendy menulis bahwa pria dalam foto itu merupakan sepupunya yang seorang dokter dan ikut menangani pandemi COVID-19 di Malaysia. Dia pun mengirimkan gambar tangkapan layar unggahannya itu kepada Tempo.

"Gambar ini. Beliau cousin aku. He’s a doctor. Dia jugak punya keluarga. Punya anak2 yang rindukan dia. Khidmatnya diperlukan semasa negara dalam keadaan masih dibelenggu wabak Covid-19. Begini cara dia berjumpa anak2. Dari jarak jauh. Aku pun seorang ayah. Aku terkesan bila tengok gambar ini. Apa perasaan dia. Perasaan anak2 dia. Dah tentu dia pun rindu nak peluk anak2. Tapi apa yang boleh dibuat, terpaksa menatap anak2 dari jauh," demikian narasi yang ditulis oleh Ahmad Effendy dalam unggahannya tersebut.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook milik Ahmad Effendy Zailanudin.

Ahmad Effendy pun menegaskan bahwa pria dalam foto itu bukan Hadio, melainkan saudaranya. Dia tidak menyangka fotonya itu viral di Indonesia dengan narasi yang keliru. Saat ini, menurut Ahmad Effendy, saudaranya tersebut dalam kondisi sehat, tidak terinfeksi virus Corona COVID-19, dan masih bertugas sebagai dokter.

"Saya sahkan bahawa gambar itu memang saudara saya. Tetapi dia bukan dokter Hadio yang baru meninggal itu. Saya mohon kepada netizen di sana supaya tidak mudah untuk ambil gambar orang lain dan dijadikan kesempatan untuk mengaut like, komen, dan kongsi," ujar Ahmad Effendy.

Unggahan Ahmad Effendy tersebut juga sempat ditulis oleh sejumlah media lokal Malaysia, seperti Kerjayabaru.com dan Majalah Pama.

Pembuat tulisan "The Last Moment Dokter Hadio", Birgaldo Sinaga, pun telah meminta maaf karena keliru menggunakan foto dokter di Malaysia itu dan menyebutnya sebagai dokter Hadio. Dia juga telah menurunkan artikel tersebut.

"Dari informasi terkini yang beredar dengan bukti link berita dari Malaysia, ternyata foto tersebut adalah foto dokter Malaysia. Dengan demikian, postingan tentang dokter Hadio itu saya takedown. Mohon maaf atas kekeliruan ini. Dalam keadaan sedikit tensi cemas ini foto2 yg berseliweran sulit dicari otentiknya. Tapi yang penting bagi kita, marilah kita menjaga jarak dan ikuti seruan pemerintah agar perjuangan dan pengorbanan para dokter dan perawat garis depan ini tidak sia2.Salam hormat setinggi tingginya untuk semua dokter dan perawat di seluruh Indonesia," demikian bunyi unggahan Birgaldo Sinaga di akun Facebook-nya.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksan fakta Tempo, narasi yang menyertai foto di atas, tentang momen terakhir dokter Hadio dengan istri dan kedua anaknya, adalah narasi yang keliru. Tulisan berjudul "The Last Momen Dokter Hadio" hanyalah rekaan yang dibuat oleh akun Facebook Birgaldo Sinaga yang dilengkapi dengan sebuah foto momen pertemuan seorang dokter di Malaysia dengan kedua anaknya.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id