Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Urin dan Kotoran Sapi Bisa Obati Penyakit Virus Corona 2019?

Kamis, 12 Maret 2020 14:12 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Urin dan Kotoran Sapi Bisa Obati Penyakit Virus Corona 2019?

Klaim bahwa urin dan kotoran sapi bisa mengobati penyakit virus Corona 2019 (Coronavirus disease 2019 atau Covid-19) beredar dalam beberapa hari terakhir. Klaim itu berasal dari politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) India, Suman Haripriya. Pernyataan Suman tersebut dimuat oleh beberapa situs Indonesia, salah satunya Demokrasi.co.id pada 4 Maret 2020.

Menurut artikel di Demokrasi.co.id, Suman mengatakan bahwa sapi merupakan aset untuk obat-obatan bagi beberapa penyakit, termasuk kanker. Di rumah sakit Ayurvedic di Gujarat, kata Suman, pasien kanker bisa bertahan hidup karena sapi. "Kotoran sapi diberikan pada pasien kanker di sana. Mereka diberi Panchamrit yang dibuat dari urin sapi," katanya pada 2 Maret 2020 seperti dikutip dari Gulf News.

Gambar tangkapan layar artikel di situs Demokrasi.co.id yang memuat pernyataan politikus India mengenai urin dan kotoran sapi sebagai obat Covid-19.

Apa benar urin dan kotoran sapi bisa mengobati penyakit virus Corona 2019 atau Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo menemukan bahwa pernyataan politikus India, Suman Haripriya, tersebut memang pernah dimuat oleh Gulf News, surat kabar berbahasa Inggris yang terbit di Dubai, Uni Emirat Arab, pada 3 Maret 2020. Klaim itu terdapat dalam artikel yang berjudul "Cow urine, cow dung can be used to treat coronavirus: Indian politician".

Namun, klaim yang diucapkan oleh Suman, bahwa urin dan kotoran sapi bisa menjadi obat bagi Covid-19 adalah klaim yang keliru. Menurut Health Analytic Asia, platform kolaborasi berita kesehatan yang dibuat oleh para jurnalis dan dokter di India, klaim tersebut tidak memiliki dasar ilmiah.

Pernyataan serupa memang beberapa kali dilontarkan oleh sejumlah politikus. Namun, para dokter telah mengkonfirmasi bahwa kotoran serta urin sapi tidak mengandung obat dan belum pernah diresepkan sebagai obat. Kotoran dan urin sapi pun tidak dapat menyembuhkan Covid-19 karena belum ada satu pun ilmuwan yang membuat pernyataan semacam itu.

Dalam wawancara dengan India Today, Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, mengatakan bahwa klaim semacam itu yang dari seseorang yang tidak memiliki pengetahuan yang memadai tidak perlu didukung. "Saya tidak akan mendukung pernyataan semacam itu dan akan mendorong orang mengikuti langkah sederhana untuk mencegah penyebaran virus," katanya.

Bantahan lain terhadap klaim itu juga dilontarkan oleh organisasi pemeriksa fakta India, News Checker. Penelitian yang dipublikasikan oleh Pusat Informasi Bioteknologi Nasional India tentang manfaat dan penggunaan obat dari kotoran dan urin sapi tidak menyebutkan bahwa kotoran dan urin sapi dapat menyembuhkan Covid-19.

Dalam situs resminya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mencegah ataupun menyembuhkan Covid-19.

Demikian pula di situs resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), tidak tercantum bahwa urin dan kotoran sapi bisa menyembuhkan Covid-19. WHO pun menegaskan, hingga kini, belum ada vaksin dan antivirus khusus untuk mencegah atau mengobati Covid-2019.

Menurut WHO, mereka yang terinfeksi virus Corona harus mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala. Adapun orang dengan penyakit serius yang terkena Covid-19 harus dirawat di rumah sakit. Sebagian besar pasien pulih berkat perawatan suportif. Vaksin dan obat untuk Covid-19 sedang diteliti. WHO tengah mengkoordinasikan upaya pengembangan vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati Covid-19.

WHO juga menyatakan, klaim bahwa pengobatan tradisional atau rumahan dapat mengurangi gejala Covid-19, belum bisa dibuktikan. WHO tidak merekomendasikan pengobatan mandiri dengan obat apapun, termasuk antibiotik, untuk Covid-19.

Menurut WHO, cara paling efektif untuk melindungi diri dan orang lain dari Covid-19 adalah dengan rajin membersihkan tangan, menutupi batuk dengan siku atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter (3 kaki) dari orang yang mengalami batuk atau bersin.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa urin dan kotoran sapi bisa mengobati penyakit virus Corona 2019 atau Covid-19 adalah klaim yang keliru. Hingga saat ini, belum ada organisasi kesehatan yang menyatakan bahwa terdapat obat atau vaksin untuk mencegah dan mengobati Covid-19.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id