Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Serangan Gagak dan Nyamuk Jumbo di Cina saat Virus Corona Mewabah?

Selasa, 18 Februari 2020 17:51 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Video Serangan Gagak dan Nyamuk Jumbo di Cina saat Virus Corona Mewabah?

Video yang diklaim sebagai video serangan gagak dan nyamuk jumbo di Cina viral di media sosial. Video itu diunggah oleh akun Facebook Bunga Mawar pada 13 Februari 2020 dengan narasi, "Serangan virus Corona belum berakhir, kini negeri Cina dirundung serangan tentara baru dalam bentuk nyamuk jumbo dan burung gagak."

Video yang berdurasi kurang dari 2 menit itu tampak seperti gabungan dari beberapa video dan gambar. Salah satu videonya memperlihatkan seorang presenter televisi di Timur Tengah yang sedang membacakan berita. Hingga artikel ini dimuat, video unggahan akun Bunga Mawar itu telah ditonton lebih dari 149 ribu kali dan lebih dari 7.200 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Bunga Mawar yang memuat narasi keliru mengenai video yang diunggahnya.

Benarkah video di atas adalah video serangan gagak dan nyamuk jumbo di Cina saat virus Corona baru yang pertama kali dilaporkan di Wuhan itu mewabah?

PEMERIKSAAN FAKTA

Video yang disebarkan oleh akun Facebook Bunga Mawar tersebut berasal dari kanal YouTube Critiques-Sports yang mengklaim dirinya sebagai saluran berita dan olahraga yang berbasis di Maroko. Video tentang serangan gagak dan nyamuk itu diunggah oleh kanal tersebut pada 6 Februari 2020. Hingga kini, video itu telah ditonton lebih dari 1,4 juta kali.

Dengan tool InVID, Tim CekFakta Tempo memfragmentasi video itu menjadi beberapa bagian gambar. Tempo pun menelusuri potongan-potongan gambar itu dan menemukan bahwa video tersebut merupakan hasil suntingan dengan menggabungkan beberapa video dan gambar yang berbeda.

Berikut ini fakta-fakta video dan gambar tersebut:

1. Video kawanan gagak

Video yang menunjukkan seorang wanita berjaket kuning sedang berlari terbirit-birit karena gagak ini terdapat di detik pertama hingga detik ke-4 dan diulang kembali di detik ke-21 hingga detik ke-26 dan di menit 1:16 hingga menit 1:21.

Tempo menemukan video versi utuhnya yang lebih panjang, berdurasi 36 detik, dan lebih jernih diunggah oleh kanal YouTube KHOU 11 pada 30 Januari 2020 dengan judul "Thousands of black birds-aka grackles-take over parking lot in Houston". Kanal tersebut memberikan petunjuk bahwa video itu tidak diambil di Cina, melainkan di Meyerland, Houston, Texas, Amerika Serikat.

"Grackles aren't an uncommon sight (or sound) in Houston, but this is just crazy! KHOU 11 reporter Brett Buffington recorded this Jan. 29, 2020 at the Kroger on S Post Oak (Meyerland)," demikian keterangan yang ditulis oleh kanal KHOU 11.

Lewat video tersebut, Tempo pun memperoleh petunjuk bahwa video itu direkam di halaman parkir Kroger, sebuah perusahaan retail yang berbasis di Amerika. Di outlet Kroger tersebut, terdapat pula lampu banner dengan tulisan "pharmacy".

Melalui pemeriksaan di Street View Google, lokasi dalam video itu memang benar adalah halaman parkir outlet Kroger yang beralamat di 10306 S Post Oak Road, Houston, Texas. Terlihat kesamaan pada tiang di bagian depan outlet Kroger dan posisi halaman parkir.

Gambar tangkapan layar Street View Google yang menunjukkan lokasi outlet Kroger di Post Oak Road, Houston, Texas.

Burung-burung yang berwarna hitam dalam video itu pun bukan gagak, tapi grackle yang habitat aslinya memang di Amerika, tepatnya di bagian utara dan bagian selatan.

Dikutip dari situs berita ABC 13, populasi global burung dari genus Quiscalus ini diperkirakan mencapai 10 juta ekor, di mana 53 persennya hidup di Amerika dan 36 persennya berada di Meksiko. Texas menjadi salah satu negara bagian di Amerika yang menjadi habitat grackle ini.

2. Foto gagak

Video 2

Foto gagak ini diambil dari situs Donegal Daily. Di situs tersebut, foto itu dimuat pada 20 Oktober 2016 dalam artikel yang berjudul "Council Pleds with Farmers Only to Use Crow Banger As Last Resort". Dalam artikel tersebut, tidak ditemukan klaim mengenai serangan gagak di Cina. Artikel itu berisi himbauan Dewan Daerah Donegal, Irlandia, terhadap petani setempat mengenai penggunaan gagak dalam pertanian.

3. Video nyamuk

Video 3

Video nyamuk ini terdapat di detik ke-27 hingga detik ke-29 dan di detik ke-43 hingga menit 1:03. Tempo menemukan video yang identik yang berdurasi lebih panjang, yakni 52 detik, pernah diunggah sebelumnya oleh akun Twitter @Raymond999USA pada 27 Januari 2020.

Akun ini menulis keterangan dalam huruf Cina dengan terjemahan yang kurang lebih berbunyi, "The 'mosquito' overwintering in Haidian District, Beijing, on the first day of 2020? Did not hear clearly, not sure. What does it mean?"

Sejak 2017, Beijing memang menghadapi peningkatan populasi nyamuk, terutama jenis nyamuk harimau Asia (Aedes albopictus). Nyamuk ini adalah salah satu spesies nyamuk paling invasif di dunia yang membawa penyakit demam berdarah, virus Zika, dan penyakit mematikan lainnya.

Nyamuk harimau Asia menyumbang sekitar 14 persen dari total populasi nyamuk di Beijing pada 2017, hampir empat kali lipat ketimbang pada 2013. Pada Mei 2018, Beijing pun meluncurkan kampanye pengendalian nyamuk untuk mengurangi risiko penyakit menular seperti demam berdarah.

Dengan demikian, penyebaran nyamuk di Beijing tidak terkait dengan wabah virus Corona Covid-2019 karena sudah muncul sejak 2017.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa video di atas merupakan video serangan gagak dan nyamuk jumbo di Cina saat virus Corona baru yang pertama kali dilaporkan di Wuhan itu mewabah, keliru. Video tersebut adalah hasil suntingan dengan menggabungkan beberapa video dan gambar yang berbeda.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id