Keliru: Dua Foto Pelajar SD di Papua Meninggal karena Keracunan Makanan Bergizi Gratis
Senin, 24 Februari 2025 18:52 WIB

Dua foto dengan klaim bahwa siswa sekolah dasar meninggal dunia di Papua karena keracunan makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), diunggah akun media sosial Facebook [arsip] dan Instagram. Tampak anak-anak berpakaian putih merah tersebut terbaring di lantai beralas tikar.
Pengunggah menulis bahwa siswa-siswa tersebut berasal dari Korowai, Kampung Kabuwage telah meninggal dunia akibat keracunan makan gratis.
Benarkah siswa SD di Papua meninggal karena keracunan makanan Program MBG?
PEMERIKSAAN FAKTA
Meski terdapat sejumlah kasus siswa keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) seperti dilaporkan oleh Tempo dan demonstrasi pelajar Papua menolak program itu, namun dua foto siswa tersebut tidak terkait dengan MBG.
Foto 1
Dikutip dari media lokal Lintaspapua.com dan Odiyaiwuu.com, penyebab siswa SD di dalam foto tersebut meninggal, belum diketahui. Siswa tersebut berinisial ERM (13) yang meninggal pada 17 Februari 2025.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan yang dikutip dari situs Surya Papua, mengatakan, program Makan Bergizi Gratis di Kampung Kabuwage. Distrik Firiwage, Kabupaten Boven Digoel, belum berjalan. “Untuk penyebab meninggalnya ERM, jelasnya, karena hal lain yang masih dalam proses penyelidikan Polres Boven Digoel,” kata dia.
Dikutip dari RRI, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Boven Digoel, Pilemon Tabuni, mengatakan Pemda Boven Digoel belum menjalankan program MBG. Pihaknya masih mendata jumlah sekolah dan siswa, serta persiapan infrastruktur lainnya untuk melaksanakan MBG tersebut.
“Pemerintah daerah sedang melakukan koordinasi dengan Badan Gizi Nasional untuk mendata jumlah sekolah yang ada di wilayah ini sebagai persiapan program makanan bergizi gratis," katanya.
Terkait penyebab siswa SD tersebut meninggal, Pilemon, belum mendapatkan konfirmasi.
Foto 2
Foto ini pernah dipublikasikan Suaramerdeka.com pada 9 Agustus 2022, tentang sejumlah siswa SD Slawi Wetan 01 yang mengalami keracunan makanan. Saat itu, mereka telah mendapat penanganan dari Puskesmas Slawi dan PSC 119 Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, 8 Agustus 2022.
Mereka diduga keracunan setelah menyantap jajanan di lingkungan luar sekolah. Puluhan siswa tersebut muntah-muntah setelah mengkonsumsi makaroni telur atau yang dikenal maklor.
Demonstrasi Pelajar Papua Menolak MBG
Artikel yang dipublikasikan Tempo, sejumlah pelajar di Yahukimo, Jayapura, Nabire, Dogiyai maupun Manokwari menggelar beberapa aksi protes damai terhadap program Makan Bergizi Gratis. Pelajar menuntut pendidikan gratis dan peningkatan fasilitas sekolah, daripada makanan bergizi gratis.
Asken Yohans, seorang pelajar yang ikut demo, mengatakan dia dan ribuan siswa di Wamena serta Papua secara umum membutuhkan akses pendidikan gratis dan fasilitas sekolah yang memadai. “Kitorang tidak ingin makan bergizi gratis, yang kitorang ingin sekolah mudah, mau berobat mudah, itu sudah,” kata Yohans kepada Tempo melalui sambungan telepon.
Menurut dia, program MBG tidak akan membuat dia dan teman-temannya belajar dengan tenang. Asken menyatakan, aspirasi mereka harus sampai kepada presiden. “Mari terus maju dan kami ingin ini didengar oleh bupati, oleh gubernur dan presiden,” ujar Asken.
Akan tetapi, aksi damai pelajar tersebut justru mendapatkan represi. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengkritik tindakan berlebihan polisi dan aparatur sipil negara (ASN) dalam merespons demo ribuan pelajar di Papua yang menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 17 Februari 2025. Apalagi, polisi sampai menembakkan gas air mata ke arah para pelajar tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim siswa di Papua meninggal dunia karena makanan Program Makan Bergizi Gratis adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]