Menyesatkan, Poster Waspada Penculikan Anak dengan Modus sebagai Penjual, Pengemis, dan Ibu Hamil

Selasa, 24 Desember 2024 22:38 WIB

Menyesatkan, Poster Waspada Penculikan Anak dengan Modus sebagai Penjual, Pengemis, dan Ibu Hamil

Sebuah poster digital beredar di Facebook [arsip] yang diklaim sebagai poster peringatan untuk mewaspadai penculikan anak yang dikeluarkan oleh Polresta Sidoarjo. Poster itu disertai logo kepolisian dan nomor telepon kantor polisi.

Dikatakan bahwa orang tua harus waspada dalam menjaga anak-anak mereka, karena adanya upaya penculikan dengan modus sebagai penjual, pengemis, ibu hamil, orang gila, dan lain-lain. “Waspada jaga anak" bermain apa penculik anak banyak penyamarannya.pura" jadi sales lah,,dari kesehatan lah padahal modus,” demikian teks di dalam poster.

Namun, benarkah gambar itu merupakan pengumuman peringatan dari Polresta Sidoarjo?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa poster tersebut tidak diterbitkan oleh Polresta Sidoarjo. Meski begitu memang terjadi peningkatan jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir.

Polresta Sidoarjo melalui akun Instagram tertanggal 28 November 2019, sesungguhnya sudah mengumumkan bahwa poster yang beredar tersebut bukan dari mereka alias hoaks. “Selebaran yang beredar di medsos tentang dugaan aksi penculikan di wilayah Sidoarjo adalah HOAX,” bunyi keterangan tersebut.

Dilansir Antara, gambar polisi dalam poster atau selebaran tersebut adalah sosok Kombes Pol Zain Dwi Nugroho yang saat itu menjabat sebagai Kapolresta Sidoarjo. Zain pun telah membantah narasi yang beredar melalui poster tersebut.

"Dalam kesempatan ini perlu saya sampaikan, hasil klarifikasi dan pengecekan ke lokasi bahwa tidak ada kejadian percobaan penculikan anak. Informasi yang beredar adalah informasi yang tidak benar atau berita hoaks," katanya dalam video yang diunggah di akun Instagram Polresta Sidoarjo.

Narasi serupa juga pernah beredar tahun 2017, yang sesungguhnya juga telah dibantah, sebagaimana dilaporkan Detik.com. Saat itu, Wakasat Reskrim Polresta Sidoarjo AKP Teguh Setiawan mengatakan belum ada informasi dari jajaran mereka tentang kasus penculikan.

Dia mengimbau masyarakat tidak langsung menyebarkan poster tersebut, melainkan memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Dikatakannya secara umum masyarakat diminta waspada terhadap penyebaran hoaks. "Menurut kami berita tersebut adalah bohong," kata Teguh.

Meski poster tersebut tidak diterbitkan oleh Polresta Sidoarjo, tetapi kasus penculikan anak memang cukup tinggi sehingga seluruh pihak tetap harus waspada. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) seperti ditulis Tempo menyoroti tren peningkatan jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir. Sepanjang tahun lalu, platform Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) menerima laporan sebanyak 28 kasus penculikan, penjualan, dan perdagangan anak. Sebanyak 89 anak menjadi korban dalam kasus-kasus tersebut.

Angka tersebut lebih tinggi dibanding data pembanding yang dikumpulkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam catatan KPAI, sedikitnya 28 anak menjadi korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak pada 2021. Data ini sebetulnya juga menunjukkan tren peningkatan karena KPAI mencatat sedikitnya 34 anak menjadi korban penculikan dan 17 anak menjadi korban penjualan dan/atau perdagangan anak pada 2022. Adapun dalam kurun dua bulan terakhir, Januari-Februari 2023, KPAI sudah mencatat sebanyak 14 anak menjadi korban penculikan.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Polresta Sidoarjo pernah mempublikasikan poster peringatan mewaspadai penculikan sebagaimana gambar yang beredar adalah klaim menyesatkan.

Pihak Polresta Sidoarjo telah membantah narasi yang mengatakan mereka menyebarkan peringatan waspadai penculikan sebagaimana gambar yang beredar tersebut. Meski begitu, jumlah kasus dan korban penculikan, penjualan, dan perdagangan anak dalam beberapa tahun terakhir meningkat sehingga perlu perhatian dari seluruh pihak.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Cek Fakta Tempo telah hadir selama lima tahun membantu publik menghadirkan informasi yang sesuai fakta, serta melawan misinformasi dan disinformasi. Kami membutuhkan masukan Anda agar cek fakta Tempo terus relevan menjawab kebutuhan pembaca serta menghadapi tantangan disinformasi yang semakin kompleks. Semoga Anda bisa meluangkan waktu selama 5 menit untuk mengisi survei pada tautan ini.

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]