Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belum Ada Bukti, Agenda Great Reset Akan Terjadi Pada 2030

Jumat, 1 November 2024 16:14 WIB

Belum Ada Bukti, Agenda Great Reset Akan Terjadi Pada 2030

Video dengan durasi 44 detik di Instagram [arsip] yang memperlihatkan podcast Deddy Corbuzier membahas Great Reset atau tata ulang dunia secara besar-besaran. Dalam video itu disampaikan bila ada upaya menata dunia baru secara besar-besaran pada 2030.  

Pengunggah konten menyebutkan bahwa Great Reset juga merujuk pada sebuah agenda yang diadopsi oleh beberapa orang terkaya dan terkuat di dunia. Tata Ulang Besar-Besaran atau Tata Ulang Akbar (Great Reset Initiative) adalah rencana pemulihan ekonomi yang dibuat oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) sebagai tanggapan terhadap pandemi Covid-19.

Hingga artikel ini ditulis, video itu sudah ditonton 449 kali. Lantas, benarkah Great Reset diagendakan akan terjadi pada 2030?

PEMERIKSAAN FAKTA

Great Reset atau tata ulang besar-besaran sebenarnya bermula dari tema pertemuan puncak tahunan Forum Ekonomi Dunia yang awalnya diagendakan di Davos, Swiss pada 2020. Namun istilah ini kemudian dengan cepat menjadi teori konspirasi yang kerap dihubungkan bahwa pandemi Covid-19 adalah rekayasa sebagai bagian untuk mempercepat Great Reset.

Pada Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada bulan Juni 2020, gagasan Great Reset berpaku pada tiga hal yaitu akan mengarahkan pasar menuju hasil yang lebih adil, memastikan bahwa investasi memajukan tujuan bersama, dan memanfaatkan inovasi Revolusi Industri. 

Dikutip dari BBC, saat itu, Pangeran Wales dan pimpinan pertemuan menyerukan agar pandemi dilihat sebagai peluang untuk apa yang mereka sebut sebagai Great Reset ekonomi global. "Kita memiliki peluang luar biasa untuk menciptakan industri berkelanjutan yang sama sekali baru," kata sang pangeran. "Saatnya bertindak adalah sekarang."

Pendiri inisiatif ini lainnya adalah Prof Klaus Schwab, kepala Forum Ekonomi Dunia (WEF), memang berbicara tentang "pajak kekayaan" dan mengakhiri subsidi bahan bakar fosil. Namun cakupannya sangat luas - meliputi teknologi, perubahan iklim, masa depan pekerjaan, keamanan internasional, dan tema-tema lainnya - dan sulit untuk melihat dengan tepat apa yang dimaksud dengan Great Reset dalam praktiknya.

Dikutip dari Full Fact, organisasi cek fakta di Amerika Serikat, pendiri dan ketua eksekutif WEF, Klaus Schwab, turut menulis buku dengan judul yang sama, yang membahas bagaimana lembaga politik, bisnis, dan sosial dunia mungkin ingin mengatasi masalah geopolitik yang sudah ada sebelumnya, seperti pemanasan global, setelah pandemi Covid-19. 

Proposal tersebut, beserta WEF sendiri, menghadapi kritik yang sah dari berbagai sumber, menurut BBC. Tokoh politik konservatif dan media massa menuduh organisasi tersebut mendorong kebijakan lingkungan yang akan merugikan ekonomi. Pertemuan Davos tentu saja diisi oleh orang-orang kuat yang memiliki pengaruh besar pada peristiwa-peristiwa dunia. Ada juga kekhawatiran tentang dampak teknologi pada kebebasan sipil dan pekerjaan.

Ketidakjelasan dari konsep Great Reset dan kritik yang mengalir tersebut, melahirkan teori konspirasi yang tidak berbasis fakta dan menyesatkan, seperti menghubungkan pandemi Covid-19 hasil rekayasa sebagai agenda Great Reset.

Full Fact mendokumentasikan sejumlah klaim keliru lainnya bahwa Great Reset akan membatasi apa yang dimakan dan dimiliki. Kalimat tersebut sebenarnya berasal dari esai konspirasi tahun 1992 tentang kelompok elit rahasia yang mengendalikan dunia. Berikutnya terkait klaim bahwa Ukraina tengah memberlakukan Great Reset dengan membuat aplikasi kredit sosial, padahal aplikasi tersebut tidak melakukan hal tersebut dan digunakan untuk menyimpan dokumen resmi dan mengajukan hibah tertentu.

Tahun 2030 dihubungkan sebagai waktu terjadinya Great Reset, yang sebenarnya tidak pernah disebut oleh World Economic Forum. 

2030 sebenarnya merujuk pada pada Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda 2030 diadopsi oleh semua Negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2015, menyediakan cetak biru bersama untuk perdamaian dan kesejahteraan bagi manusia dan planet ini, sekarang dan di masa depan. Inti dari agenda ini adalah 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yang merupakan seruan mendesak bagi semua negara maju dan berkembang, untuk bertindak dalam kemitraan global. 

Tujuan-tujuan ini mengakui bahwa mengakhiri kemiskinan dan kekurangan lainnya harus berjalan seiring dengan strategi yang meningkatkan kesehatan dan pendidikan, mengurangi kesenjangan, dan memacu pertumbuhan ekonomi - sembari mengatasi perubahan iklim dan berupaya melestarikan lautan dan hutan kita.

Agenda 2030 tidak berkaitan dengan gagasan Great Reset karena lebih dulu diadopsi oleh negara-negara anggota PBB sejak 2015.

KESIMPULAN

Hasil pemeriksaan Tempo, video dengan durasi 44 detik yang menyebutkan Great Reset diagendakan akan terjadi pada 2030 adalah belum ada bukti. 

Great Reset memang menjadi tema dalam tema pertemuan puncak tahunan Forum Ekonomi Dunia yang awalnya diagendakan di Davos, Swiss pada 2020. Namun istilah ini kemudian dengan cepat menjadi teori konspirasi. Gagasan Great Reset mendapatkan banyak kritik dan sebenarnya tidak memiliki detail rencana yang jelas. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]