Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Video Biopsi Tumor Menyebabkan Kanker Tumbuh Cepat

Jumat, 20 September 2024 23:09 WIB

Keliru, Klaim Video Biopsi Tumor Menyebabkan Kanker Tumbuh Cepat

Sebuah video pendek beredar di Facebook [arsip], berisi klaim bahwa biopsi untuk mengatasi tumor, dianggap malah berbahaya karena dapat mendorong kanker tumbuh sangat cepat. Alasannya, kanker bukan penyakit dan justru menjaga agar manusia tetap hidup. 

“Kanker adalah tanda-tanda kita memiliki begitu banyak racun dalam tubuh yang bisa membunuh kita,” ujar pria dalam video. “Jadi tubuh membangun sebuah gelembung yang disebut tumor. Tumor mengumpulkan semua racun dalam satu tempat agar tidak mengganggu kerusakan. Akan sangat berbahaya kalau seseorang menusukan jarum (biopsi), racun menyebar ke sistem tubuh. Akibatnya tiba-tiba Anda memiliki kanker yang tumbuh sangat cepat, kanker yang sangat agresif yang tidak Anda miliki sebelumnya.

 

Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut sudah disukai 3,3 ribu dan dibagikan 1,3 ribu kali. Benarkah klaim video tentang bahaya biopsi pada tumor tersebut?

PEMERIKSAAN KLAIM

Menurut dosen dan peneliti genetik kanker dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo PhD, tidak benar jika disebut kanker bukan penyakit. Sebaliknya, kanker adalah penyakit akibat akumulasi mutasi genetik. Kombinasi mutasi berbagai gen yang berbeda juga bisa menghasilkan kanker dengan tingkat keganasan berbeda. 

“Ada kanker yang agresif sekali perkembangannya dan ada juga yang lambat  pertumbuhannya,” kata Ahmad dihubungi Rabu, 18 September 2024.

Dia juga menjelaskan bahwa klaim biopsi menyebabkan kanker tumbuh agresif, juga keliru. 

Derajat keganasan tumor atau kanker dipengaruhi oleh mutasi gen tertentu. Sehingga jika tumor tersebut memang agresif, maka tetap akan berkembang, baik ditusuk atau tidak.

Biopsi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan, sel, atau cairan tubuh pasien untuk diperiksa menggunakan mikroskop.

Ahmad menjelaskan, dengan perkembangan teknik biopsi, para dokter kini bisa membedakan tipe kanker yang dimiliki pasien. Tanpa biopsi, tentu dokter sulit merencanakan terapi. Apalagi tidak semua benjolan adalah kanker. Bisa saja, benjolan adalah tumor jinak seperti fibroadenoma. 

“Tentu saja pengobatannya berbeda. Maka biopsi akan memudahkan rencana pengobatan sesudahnya,” kata Ahmad.

Dengan perkembangan teknologi diagnostik molekuler, lanjutnya, dokter juga bisa mendeteksi mutasi gen tertentu, apakah jenis kanker tersebut lebih mudah diobati (sensitif) atau sulit diobati (resisten) ketika diberikan obat terapi target. Tentu saja informasi pilihan obat yang tepat (precision medicine) mustahil dilakukan tanpa biopsi.  

“Biopsi bisa menghasilkan pengetahuan jenis kankernya, agresivitas kanker dan pilihan obatnya dengan melakukan tes molekuler pada jaringan biopsi,” tutur alumni Molecular Medicine, University of Texas Health Science Center at San Antonio, TX, USA.

Hanya saja, kata dia, memang bisa dimungkinkan terjadinya risiko ketika sel kanker telah menyebar ke beberapa jaringan tubuh (metastasis), terutama setelah biopsi dengan jarum. Ini terjadi ketika ada jarak waktu yang lama antara waktu ketika dibiopsi dan waktu ketika operasi.

Pada kanker stadium awal, memang lebih mudah diterapi seperti kanker payudara stadium awal. Namun biasanya, pasien pasca biopsi menunda operasi sehingga dapat meningkatkan risiko metastasis. Padahal jika operasi ditunda lebih dari 53 hari, potensi risiko metastasis dapat terjadi. 

“Maka sangat dianjurkan agar pasien kanker stadium awal untuk segera dioperasi setelah dibiopsi,” kata Ahmad. 

Dikutip dari laman Clevelandclinic.org, bahwa biopsi adalah salah satu cara penyedia layanan kesehatan menentukan apa yang terjadi di dalam tubuh seseorang. Dalam biopsi, penyedia layanan kesehatan mengambil sampel jaringan, sel, atau cairan tubuh sehingga ahli patologi medis dapat memeriksanya untuk mencari tanda-tanda penyakit. Penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan biopsi untuk mendiagnosis atau memantau kondisi medis atau untuk merencanakan pengobatan.

Meski biopsi sering dilakukan pada pasien kanker, namun sebenarnya biopsi bisa dilakukan untuk berbagai penyakit lain seperti radang ginjal atau hati, infeksi seperti tuberkulosis, gangguan kekebalan, tukak lambung dan endometriosis. 

KESIMPULAN

Hasil verifikasi Tempo, video yang diklaim bahwa kanker bukan penyakit dan biopsi pada tumor dapat menyebabkan kanker tumbuh sangat cepat adalah keliru

Kanker adalah penyakit akibat akumulasi mutasi genetik. Kombinasi mutasi berbagai gen yang berbeda juga bisa menghasilkan kanker dengan tingkat keganasan berbeda. Sedangkan biopsi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sebagian kecil jaringan, sel, atau cairan tubuh pasien untuk diperiksa menggunakan mikroskop. Biopsi bisa menghasilkan pengetahuan tentang jenis kanker, agresivitas kanker dan pilihan obatnya.

TIM CEK FAKTA TEMPO 

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id