Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Konten yang Berisi Klaim Kematian Mendadak yang Dikaitkan dengan Waktu Mandi

Rabu, 29 Mei 2024 14:21 WIB

Keliru, Konten yang Berisi Klaim Kematian Mendadak yang Dikaitkan dengan Waktu Mandi

Sebuah unggahan video pendek berisi klaim tentang larangan mandi di tiga waktu tertentu karena menyebabkan kematian mendadak, diunggah oleh akun Facebook ini. Dalam narasi di video, ditulis bahwa mandi tidak boleh dilakukan sembarangan waktu karena jantung sedang melemah sehingga berisiko kematian. 

Tiga waktu tersebut adalah 1) 30 menit setelah salat Ashar kondisi darah dalam tubuh sedang panas, 2) setelah Magrib, pukul 18.00-19.00 WIB, dan 3) sesudah salat Isya hingga pukul 24.00 WIB. 

Benarkah klaim yang menyebutkan bahwa mandi di tiga waktu tertentu menyebabkan kematian mendadak?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa serangan jantung dan kematian mendadak di kamar mandi tidak terkait dengan tiga waktu mandi. 

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mewawancarai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSUD Dr HM Rabain Muara Enim, Sumatera Selatan, dr. Sondang Jasmine Mustikasari, Sp.JP. Menurutnya, seseorang atau pasien yang sudah pernah menderita penyakit jantung memiliki risiko mengalami serangan jantung. 

Risiko tersebut meningkat apabila ada trigger alias pemicunya. Misalnya peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba pada saat pasien emosional atau stress. 

Namun peningkatan tekanan darah bisa juga dipicu oleh perbedaan suhu saat mandi. “Kadang saat mandi kulit terkena air yang tiba-tiba suhunya berbeda dari tubuh, memicu peningkatan nadi,” kata Sondang kepada Tempo melalui pesan suara, Selasa, 28 Mei 2024.

Peningkatan nadi secara tiba-tiba tersebut, lanjutnya, dapat mengakibatkan pasien menjadi cemas dan aktivitas saraf simpatisnya meningkat. Peningkatan pada saraf simpatis tersebut dapat menimbulkan serangan jantung.

“Jadi tidak terkait dengan tiga waktu tertentu. Jam berapapun mandi, jika ada perbedaan suhu tubuh dengan air bisa jadi pemicu,” katanya.

Sejauh ini memang tidak ada penelitian yang mengaitkan hubungan serangan jantung dengan waktu mandi. Beberapa studi yang ada menyelidiki kaitan antara kematian di kamar mandi meski sebagian besar penyebab hal ini masih misteri. Riset oleh Yang, dkk (2018) yang menyelidiki kematian yang terkait dengan mandi di Korea periode 2008-2015, menunjukkan dua penyebab utama kematian terkait mandi adalah penyakit kardiovaskular dan keracunan alkohol (pesta minuman keras sebelum mandi). Namun otopsi komprehensi masih dibutuhkan untuk memahami situasi tersebut. 

Mereka merekomendasikan strategi pencegahan untuk mengurangi kematian tersebut dengan berendam dengan waktu yang cukup di bak mandi, terutama di kalangan lansia dengan penyakit kardiovaskular yang sudah ada sebelumnya.

Studi autopsi di Jepang oleh Satoh dkk (2015) menunjukkan bahwa sebagian besar kematian mendadak yang terjadi saat mandi terjadi pada musim dingin dan sebagian besar terjadi pada lansia. Kesimpulannya, memang terdapat hubungan kondisi-kondisi fisik tertentu yang spesifik terhadap penuaan. Contohnya fibrilasi atrium, yang meningkat seiring bertambahnya usia.

Studi tersebut menguji perubahan histologis pada pembuluh darah jantung (vena pulmonalis) dari korban kematian mendadak di bak mandi dan membandingkannya dengan individu kontrol. Mereka membandingkan 35 kematian mendadak yang terjadi saat mandi dan 34 kematian karena kecelakaan atau kematian yang disebabkan oleh penyakit yang tidak berhubungan dengan penyakit jantung.

Hasil studi menunjukkan pada kelompok yang mengalami kematian mendadak saat mandi, hasil autopsi menunjukkan 28 di antaranya mengalami pembesaran jantung (kardiomegali). Mandi air panas juga dapat menyebabkan aritmia supraventrikular seperti fibrilasi atrium, kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat. Gejala utama aritmia supraventrikular adalah detak jantung cepat, yakni melebihi 100 detak/menit (bpm).

"Jadi bagi yang punya riwayat penyakit jantung, memang harus hati-hati saat mandi. Termasuk memperhatikan perbedaan suhu air dan kulitnya, jangan sampai terlalu berbeda. Jika mau menyamakan suhunya bisa dengan berendam terlebih dahulu," tambah Sondang, merujuk pada studi itu.

Penelitian lain di Jepang yang mengobservasi 4.593 kejadian meninggal di kamar mandi menunjukkan, petugas gawat darurat melaporkan bahwa 79% serangan jantung mendadak terjadi pada korban yang wajahnya terendam air bak mandi, sedangkan 18% korban selamat yang wajahnya terendam air bak mandi.

Kesimpulan penelitian ini mengungkapkan bahwa kecelakaan, termasuk kejadian tidak mematikan, sering terjadi. Gejala utamanya adalah gangguan kesadaran dan kelesuan yang ditandai dengan gangguan fungsional dan disertai peningkatan suhu tubuh. Temuan tersebut menunjukkan bahwa suhu tubuh yang mengalami demam saat direndam dalam air panas menyebabkan pasien tenggelam.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa mandi di tiga waktu tertentu bisa menyebabkan serangan jantung dan kematian adalah keliru.

Mandi pada waktu-waktu tertentu tidak menyebabkan seseorang meninggal dunia. Risiko serangan jantung dimiliki orang atau pasien yang sudah pernah menderita penyakit jantung, meski peningkatan tekanan darah bisa juga dipicu oleh perbedaan suhu saat mandi.

TIM CEK FAKTA TEMPO 

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id