Benar, Klaim Anies Baswedan bahwa Tiongkok Memanfaatkan Beberapa Negara di ASEAN untuk Mempertahankan Pengaruhnya di Laut Cina Selatan
Minggu, 7 Januari 2024 21:35 WIB
Anies Baswedan mengatakan negara-negara ASEAN yang sekarang ini menjadi pintu masuk bagi kekuatan Tiongkok, misalnya, terhadap wilayah Laut Cina Selatan seperti melalui Laos dan Myanmar.
“Jawaban pak Ganjar tidak ada satu kata pun menyebut kata ASEAN. Padahal kata kuncinya di dalam menyelesaikan persoalan ini adalah ASEAN. Dan Indonesia negara terbesar di ASEAN, pendiri ASEAN, Indonesia harus kembali menjadi pemimpin ASEAN yang dominan, bukan sekadar hadirin dalam summit-summit ASEAN kita menjangkau semua dan negara negara ASEAN yang sekarang ini menjadi pintu masuk bagi kekuatan Tiongkok misalnya terhadap wilayah laut cina selatan apakah itu melalui Laos, apakah itu melalui Myanmar.” kata Anies saat debat kandidat Pemilu 2024 yang digelar KPU, Minggu, 7 Januari 2024.
Benarkah klaim itu?
PEMERIKSAAN KLAIM
Prasetia Anugrah Pratama, peneliti Data & Democracy Research Hub Monash University-Indonesia mengatakan Cina memanfaatkan kedekatan dengan Laos untuk mengintervensi ASEAN atas isu Laut Cina Selatan dengan memanfaatkan krisis Myanmar.
Dilansir SCMP, pada tanggal 8 September 2023, Liu Jianchao, kepala Departemen Internasional Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok bertemu dengan Presiden Laos Thongloun Sisoulith. Ini bersamaan dengan kesiapkan Laos untuk mengambil alih posisi Ketua ASEAN.
Sementara itu, dilansir OFR, hubungan perdagangan antara Myanmar dan Cina juga terus berkembang meskipun ketidakstabilan dalam negeri di Myanmar terus meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir, Cina telah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Myanmar.
Menurut Kementerian Perdagangan Myanmar, perdagangan bilateral antara April 2022 dan setengah Januari 2023 pada tahun keuangan 2022-2023, mencapai hingga 2159.412 juta dolar.
Dalam laporan SafeGuard Global, besarnya kekuatan CIina menjadikan berbagai negara Asia Tenggara bergantung pada perekonomian Cina. Khususnya yang berada di sepanjang sungai Mekong Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, hingga Vietnam.
Ketergantungan negara ASEAN juga tercermin juga dari kontribusi 20% atau US$ 669,2 miliar dari Cina sebagai partner dagang terbesar.
Dilansir Kemenlu, pada tanggal 13 Juli 202 di Jakarta ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah menyepakati Pedoman untuk mempercepat negosiasi Kode Etik (Code of Conduct/COC) di Laut Cina Selatan (LTS). Pedoman tersebut diadopsi dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN dengan Direktur Komite Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis China, Wang Yi.
"Hanya dengan kesepakatan ini kita dapat mencapai kerja sama yang saling menguntungkan demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di Indo-Pasifik," ujar Menlu Retno.
?Ludiro Madu, dosen Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta mengatakan Cina sudah sejak lama menggunakan Laos dan Myanmar ke wilayah LCS.
“Sampai saat ini China mempertahankan ketergantungan negara-negara di sekitar Sungai Mekong di bawah pengaruh China sebelum mereka bergabung ke ASEAN,” kata Ludiro.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan Fakta Tim Cek Fakta Tempo, pernyataan Anies bahwa Tiongkok memanfaatkan Laos dan Myanmar untuk mempertahankan pengaruhnya di Laut China Selatan adalah Benar.
China mempertahankan pengaruhnya di tengah ketidakstabilan dalam negeri di Myanmar. Pada beberapa tahun terakhir, Cina telah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Myanmar. Pada tahun 2022-2023 nilai perdagangan China dan Myanmar mencapai US $ 2.159.412 juta. China juga berkontribusi sebesar 20% atau US$ 669,2 miliar dalam perdagangan dengan negara ASEAN
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia