Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Anies Terkait Anggaran Kementerian Pertahanan Rp 700 Triliun untuk Beli Alutsista Bekas

Minggu, 7 Januari 2024 21:18 WIB

Keliru, Klaim Anies Terkait Anggaran Kementerian Pertahanan Rp 700 Triliun untuk Beli Alutsista Bekas

Capres nomor urut 1, Anies Baswedan menyatakan bahwa anggaran Kementerian Pertahanan sebanyak Rp 700 triliun untuk membeli alutsista bekas. 

“Sebuah ironi karena itu kita ingin mengembalikan dan tujuh ratus triliun anggaran Kementerian Pertahanan tidak bisa mempertahankan itu, justru digunakan untuk membeli alat-alat alutsista yang bekas,” kata Anies saat debat kandidat Pemilu 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu, 7 Januari 2024. 

Benarkah klaim itu?

PEMERIKSAAN KLAIM

Merujuk data Kementerian Keuangan, peneliti isu Hubungan Internasional, Pusat Studi Filsafat Metajuridika, Universitas Mataram, Alwafi Ridho Subarkah, menyebut bahwa anggaran Kementerian Pertahanan pada periode 2020-2024 mencapai Rp 692,92 triliun. Namun anggaran sebesar itu tidak ditujukan hanya untuk membeli alutsista bekas. Anggaran tersebut juga digunakan untuk kesejahteraan prajurit, riset, dan pengembangan SDM. 

Pada tahun 2024, Kemenhan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 139,26 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Prasetia Anugrah Pratama, peneliti Data & Democracy Research Hub Monash University-Indonesia mengatakan rencana belanja Alutsista Indonesia periode 2020-2024 juga hanya Rp 385 triliun yang diproyeksikan bersumber dari Utang Luar Negeri.

“Dalam beberapa aspek misalnya rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas (produksi Czechoslovak Group/CSG) dari Qatar, di-pending atau dibatalkan pada Januari 2024,” kata Prasetia.

Dilansir CNN Indonesia, berikut ini adalah anggaran Kemenhan:

APBN 2024: Anggaran pertahanan yang dialokasikan untuk Kemenhan pada tahun ini tertuang dalam UU Nomor 19 Tahun 2023 tentang APBN 2024. Sedangkan rinciannya diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 76 Tahun 2023.

Pada Lampiran III perpres tersebut, total anggaran Kemenhan ditetapkan sebanyak Rp 139 triliun yang terbagi ke dalam tiga jenis belanja. Ada belanja pegawai Rp 54 triliun, barang Rp 44 triliun, dan modal Rp 40 triliun.

APBN 2023: Rincian APBN 2023 diatur dalam Perpres Nomor 130 Tahun 2022. Beleid ini diteken Presiden Joko Widodo pada 30 November 2022.

Pada aturan tersebut, Kemenhan mendapatkan suntikan dana sekitar Rp 134 triliun yang juga mencakup keperluan TNI. Rinciannya, belanja pegawai Rp 54 triliun, barang Rp 46 triliun, dan modal Rp 34 triliun.

APBN 2022: Buku Himpunan RKAKL 2022 yang diterbitkan Kementerian Keuangan mencatat anggaran Kemenhan di 2022 mencapai Rp 133 triliun. Pada tahun tersebut, kementerian ini menjadi yang terbanyak mendapatkan duit negara ketimbang K/L lain.

APBN 2021: RKAKL 2021 mencatat anggaran Kemenhan pada tahun tersebut mencapai Rp 136 triliun. Jumlah ini sedikit lebih kecil dari Kementerian PUPR senilai Rp 149 triliun yang berada di urutan ke satu penerima pagu anggaran terbesar.

Duit tersebut digelontorkan, antara lain untuk pengadaan alutsista Rp 9 triliun dan modernisasi serta pemeliharaan dan perawatan (harwat) alutsista TNI di tiga matra. Modernisasi dan harwat alutsista tersebut mencakup Rp 2 triliun untuk TNI AD, TNI AL Rp 3 triliun, dan TNI AU sebesar Rp 1 triliun.

APBN 2020: Berdasarkan Lapkeu Kemenhan Audited, pagu anggaran kementerian ini sebesar Rp 144 triliun. Rinciannya, belanja pegawai sebesar Rp 51 triliun, barang Rp 44 triliun, dan modal senilai Rp 48 triliun.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta Tim Cek Fakta Tempo, pernyataan Anies Baswedan tentang anggaran Kementerian Pertahanan sebanyak Rp 700 triliun untuk membeli alutsista bekas adalah keliru.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020-2024, anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp 131,9 triliun. Sedangkan untuk program modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista), non-alutsista, serta sarana dan prasarana pertahanan senilai Rp 35,88 triliun.

Jubir Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Angga Putra Fidrian menjelaskan, angka Rp 700 triliun yang disebut Anies merupakan akumulasi anggaran Kemenhan selama empat tahun, bukan setahun.

“Pak Anies merujuk pada total akumulasi anggaran selama Prabowo menjabat menjadi Menteri Pertahanan dari tahun 2020 hingga 2024, yaitu kurang lebih mencapai Rp 700 triliun,” kata Angga.

Rinciannya, ujar Angga, merujuk data Kementerian Keuangan, anggaran Kemhan pada periode 2020-2024 dapat mencapai Rp 692,92 triliun atau hampir Rp 700 triliun. 

“Anggaran tersebut termasuk outlook dari Januari-Desember 2023 sebesar Rp 144,27 triliun serta yang diajukan dalam RAPBN 2024 sebesar Rp 135,45 triliun,” katanya.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Catatan: Berita ini mengalami pemutakhiran dengan memuat hak jawab dari Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pada 9 Januari 2024. Namun Tempo tidak mengubah kesimpulan dalam klaim yang diperiksa. Klaim yang diperiksa adalah klaim Anies terkait anggaran Kementerian Pertahanan Rp 700 triliun untuk beli alutsista bekas. Faktanya, tidak semua anggaran digunakan untuk membeli alutsista. Rencana pembelian alutsista bekaspun ditunda. Selain itu, dalam verbatim, Anies tidak menyebut bahwa angka Rp 700 triliun adalah akumulasi dalam 4 tahun sebagaimana artikel yang telah ditulis Tempo.

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id

Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen, Asosiasi Media Siber Indonesia, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia, Cekfakta.com bersama 19 media di Indonesia