Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Daging Olahan, Tomat Kalengan, dan Popcorn Pemicu Kanker yang Lebih Bahaya dari Rokok

Rabu, 6 September 2023 13:08 WIB

Menyesatkan, Daging Olahan, Tomat Kalengan, dan Popcorn Pemicu Kanker yang Lebih Bahaya dari Rokok

Sebuah video beredar di Facebook yang mengklaim bahwa daging olahan, tomat kalengan, dan popcorn bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Bahkan dikatakan ketiganya lebih berbahaya dari rokok. Daging olahan dikatakan mengandung bahan kimia, termasuk natrium, nitrat, dan zat adiktif lainnya, yang berfungsi membuat tampilan produk lebih menarik, namun memiliki sifat berbahaya.

Sementara tomat dalam kaleng dikatakan mengandung Bisphenol A atau BPA yang bisa memicu kanker. Kemudian, popcorn dikatakan memiliki kandungan minyak kedelai dan lainnya yang berbahaya untuk kesehatan perut.

Benarkah narasi yang mengatakan daging olahan, tomat kaleng, dan popcorn, dapat memicu kanker, bahkan lebih berbahaya dari rokok?

PEMERIKSAAN FAKTA

American Cancer Society mempublikasikan daftar zat yang bersifat karsinogenik, yang telah dihimpun International Agency for Research on Cancer (IARC). Tomat kaleng dan popcorn tidak ada dalam daftar tersebut, yang artinya tidak dianggap pemicu kanker.

Sementara daging olahan menjadi salah satu bahan pangan karsinogenik Group 1 dalam daftar tersebut, sebagaimana tembakau dan rokok. Namun, tidak disebutkan bahan yang mana dalam daftar tersebut yang paling berbahaya.

Peneliti di Cancer Research UK Beatson Institute, Inggris, Susanti, mengatakan IARC memasukkan rokok dan daging olahan dalam Group 1, karena bahan-bahan itu terbukti secara ilmiah mengandung senyawa yang dapat menimbulkan kanker.

Namun, daftar IARC itu tidak mengukur besar-kecilnya risiko atau bahaya yang ditimbulkan dari masing-masing bahan. Kanker pun ada beragam jenisnya, dan memiliki penyebab utamanya masing-masing, termasuk yang bersifat turunan.

“Misalnya faktor risiko utama kanker serviks adalah infeksi virus Human papilloma virus (HPV), untuk kanker hati diantaranya infeksi virus Hepatitis dan perlemakan hati. Faktor gaya hidup seperti konsumsi alkohol yang berlebih, obesitas dan kurangnya olahraga, juga bisa menjadi faktor risiko beberapa jenis kanker,” kata Susanti melalui pesan, 3 September 2023.

Sementara tomat kaleng dan popcorn sesungguhnya tidak tergolong karsinogen. Melainkan, BPA yang melapisi kemasan makanan tersebut, yang merupakan bahan yang dikhawatirkan bisa menyebabkan kanker, bila dikonsumsi dalam jumlah besar.

Susanti menjelaskan, BPA yang melapisi kemasan makanan dan minuman itu mudah tercampur dan dikonsumsi. Penelitian pun membuktikan bahwa banyak manusia yang telah terpapar BPA hingga muncul kekhawatiran akan berdampak pada kesehatan.

“Penggunakan BPA secara jangka panjang (kronis) dilaporkan dapat memicu terjadinya keganasan pada payudara, endometrium, dan juga gangguan lain seperti gangguan endokrin, kardiovaskuler dan fertilitas. Namun, saat ini masih terjadi banyak perdebatan mengenai jumlah BPA yang dapat ditoleransi tubuh manusia untuk penggunaan sehari-hari,” ujar Susanti lagi.

Penjelasan itu selaras dengan keterangan Dosen Pascasarjana Biomedis di Universitas YARSI, Jakarta, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo. Menurutnya, yang patut dikhawatirkan bukan tomat kaleng dan popcorn, melainkan BPA yang melapisi kemasannya.

BPA dikhawatirkan bisa menyebabkan kanker karena dapat memperbanyak sel. Namun sesungguhnya, menurut Rusdan, karakteristik kanker adalah mampu memperbanyak sel yang bermutasi sehingga menimbulkan bahaya.

“Yang berbahaya adalah kalau dia memperbanyak sel yang bermutasi. BPA tidak menimbulkan mutasi, tetapi dia memperbanyak sel. Makanya sampai saat ini, belum ada keputusan yang definitif, bagaimana mengatur kadar Bisphenol ini (dalam makanan),” kata Rusdan pada Tempo, 3 September 2023.

Dia juga menjelaskan, konsumsi rutin daging olahan terbukti meningkatkan risiko kanker usus (kolorektal) 13 persen, berdasarkan data Cancer Research UK. Sementara isapan rokok meningkatkan risiko kanker paru sebanyak 72 persen.

“Kalau kita lihat dari seluruh macam kanker, rokok itu berkontribusi 15 persen untuk segala kanker. Sementara processed meat itu 1,5 persen. Isapan rokok itu kalau kita bicara (penyebab) kanker, sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan,” kata Rusdan lagi.

Secara umum dia menjelaskan, untuk menghindari kanker, tubuh harus diberi asupan makan berimbang, makan sayur, dan tidak terlalu banyak makan daging olahan. Bila ingin menikmati daging olahan atau makanan berisiko lainnya, tidak terlalu berbahaya bila hanya mengkonsumsinya sesekali.

KESIMPULAN

Berdasarkan verifikasi Tempo, narasi yang menyatakan daging olahan, tomat kaleng dan popcorn bisa memicu kanker dan lebih berbahaya daripada rokok adalah klaim yang menyesatkan.

Daging olahan dan rokok terbukti secara ilmiah dapat menyebabkan kanker. Namun rokok masih menjadi pemicu utama kanker, terutama kanker paru.

Sementara terkait tomat kaleng dan popcorn, yang dicurigai bisa memicu kanker adalah BPA yang melapisi kemasannya. Namun potensi BPA dalam menyebabkan kanker belum disimpulkan secara definitif, dan sejauh ini tingkat bahayanya dinilai tetap di bawah rokok.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id