Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Penampakan Hiu Berjumbai di Jepang Tahun 2007

Jumat, 21 Oktober 2022 16:13 WIB

Sebagian Benar, Penampakan Hiu Berjumbai di Jepang Tahun 2007

Sebuah akun Instagram mengunggah video mengenai penampakan hiu berjumbai di Jepang pada tahun 2007.

Pada bagian keterangan dituliskan “Seperti inilah penampakan hiu berjumbai (frilled shark). Hiu ini adalah penghuni laut dengan kedalaman 600-1000 meter, dan dijuluki fosil hidup karena bentuknya mirip hiu zaman prasejarah”.

Video ini juga menambahkan informasi bahwa hiu berjumbai pernah ditemukan di Taman Laut Awashima, Shizuoka, Jepang pada tahun 2007. Video hiu berjumbai ini telah banyak beredar di internet. Salah satu video yang cukup lama, diunggah oleh kanal YouTube Free Science Lecture, 4 Mei 2007.

Keterangan pada video ini diklaim mengutip Reuters, YouTube Free Science Lecture, dan AP News.

Tangkapan layar video yang beredar di Instagram mengenai penampakan hiu berjumbai di Jepang tahun 2007

Video berdurasi 60 detik tersebut diunggah tanggal 16 Oktober 2022. Sampai tulisan ini dipublikasikan, video tentang hiu berjumbai itu telah disukai lebih dari 12 ribu pengguna Instagram.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, pada Minggu, 21 Januari 2007, seorang nelayan di Shizuoka, Jepang melaporkan temuan hewan seperti belut dengan gigi tajam kepada Staf Taman Laut Awashima. Hewan langka tersebut terlihat di sekitar pelabuhan. 

Staf Taman Laut Awashima  kemudian menangkap hewan tersebut. Mereka mengidentifikasinya sebagai hiu berjumbai betina dengan panjang 1,6 meter. 

Hiu berjumbai tersebut kemudian dipindahkan ke kolam air laut dimana Staf Taman Laut Awashima merekam video hiu tersebut berenang dan membuka rahangnya. Hiu ini mati beberapa saat kemudian.

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi video dan narasi dalam video ini dengan sumber asli. Juga menelusuri fragmen video dengan reverse image tool dengan Yandex, Google, maupun kata kunci di YouTube. Tempo menggunakan Google dan Yandex Translate untuk menerjemahkan berita atau pernyataan berbahasa asing. 

Selain itu, Tempo juga memeriksa klaim dalam video ini dalam berita media yang kredibel serta hasil riset.

Berikut ini fakta-fakta atas tiga cuplikan video tersebut:  

Penemuan di Taman Laut Awashima

Video yang diunggah di Instagram mencantumkan sumber dari Twitter. Akun Twitter @historyinmemes mengunggah video ini pada tanggal 15 Oktober 2022. Berdasarkan penelusuran Tempo, sumber asli video ini bukan dari akun twitter tersebut.

Pada video ini terdapat watermark tulisan huruf Jepang yang diterjemahkan berarti @Taman Laut Awashima.

Dilansir Reuters,  tanggal 20 Januari 2007, setelah seorang nelayan melaporkan temuan hewan laut aneh di area pelabuhan. Staf Taman Laut Awashima menangkap hewan tersebut dan menempatkannya dalam kolam air laut. 

Oleh Staf Taman Laut Awashima, hewan tersebut diidentifikasi sebagai Hiu Berjumbai (Frilled Shark). Saat ditangkap, hiu itu tampak dalam kondisi buruk. Mereka merekam hiu itu berenang dan membuka rahang, namun beberapa saat kemudian hiu berjumbai tersebut mati.

Tangkapan layar rekaman ulang ITN TV

Video tersebut pernah tayang di laman Reuters, namun tidak ditemukan lagi dalam arsip. Penemuan ini pernah diliput oleh ITN Tv, namun kanal ini tidak ditemukan lagi. 

Rekaman siaran ITN diunggah ulang oleh sebuah akun YouTube secara penuh. Akun YouTube lain juga mengunggah ulang tayangan CNN terkait penemuan ini.

Hiu Berjumbai juga ditemukan di Kishimoto, Wakayama, Jepang pada tanggal 17 Januari 2020. Stasiun televisi Jepang Nippon TV News 24 Japan, dalam unggahan YouTube menyebutkan Seekor hiu berjumbai yang juga disebut  "fosil hidup" berukuran 120 cm ditangkap di lepas pantai Prefektur Wakayama di Jepang. Hiu tersebut mati di penangkaran keesokan harinya.

Tentang Hiu Berjumbai

Dilansir Discovery, hiu berjumbai (Frilled Shark) diperkirakan sudah hidup di laut dalam selama 100 juta tahun. Kepala Frilled Shark terlihat seperti ular, sedangkan tubuhnya menyerupai belut. Namun akan terlihat seperti hiu saat membuka mulut. 

Hiu Berjumbai diberi nama biologi Chlamydoselachus anguineus (sumber: Discovery UK)

Hiu berjumbai diberi nama biologi Chlamydoselachus anguineus, diambil dari  bahasa Yunani yang berarti chlamy ('frill'), selachus ('shark') dan kata anguineus, berarti 'seperti belut' berasal dari bahasa Latin. Hiu ini digambarkan sebagai fosil hidup karena tidak mengubah penampilan selama jutaan tahun. 

Hiu jenis ini ditemukan di kedalaman antara 50-200 meter dan diketahui berenang sedalam 1.500 meter untuk mencari makan. Walaupun sulit untuk diketahui secara pasti, namun para ilmuwan memperkirakan spesies ini hidup hingga sekitar 25 tahun.

Habitatnya ditemukan di Norwegia utara hingga Irlandia, Prancis, Maroko, dan Namibia di Atlantik timur, serta di perairan New England, Georgia, dan Suriname di Atlantik barat.

Hiu berjumbai juga ditemukan di Samudra Pasifik bagian barat, dari Jepang ke tenggara Australia, Tasmania dan Selandia Baru dan di Pasifik timur, dan di dekat Hawaii, California, dan pantai utara Chili.

Dilansir Ocean Info, ahli ikan Jerman, Ludwig HP Döderlein menangkap dua spesimen hiu yang ditangkap di Teluk Tokyo pada tahun 1879 - 1881 dan kemudian dibawa ke Wina, Austria. Ahli zoologi Amerika Samuel Garman pada tahun 1884 dalam Bulletin of Essex Institute edisi 1884 menyebut spesimen ini sebagai 'An Extraordinary Shark.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video penampakan hiu berjumbai (frilled shark) di Jepang tahun 2007 adalah Sebagian Benar.

Walaupun sulit untuk memastikannya, para ilmuwan berpendapat hiu ini bisa mencapai umur 25 tahun. Berdasarkan catatan sejarah, spesimennya ditemukan pertama kali pada abad ke-19 oleh Ludwig HP Döderlein.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id