Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Dua Negara Anggota Uni Eropa Dikabarkan Terang-terangan Membelot Ke Rusia

Senin, 22 Agustus 2022 14:19 WIB

Menyesatkan, Dua Negara Anggota Uni Eropa Dikabarkan Terang-terangan Membelot Ke Rusia

Sebuah halaman Facebook mengunggah video dengan narasi negara Uni Eropa (UE) terpecah dan dua negara anggotanya membelot ke Rusia akibat menolak pembatasan gas. 

Video ini diberi judul “Kabar Hari Ini! Dua Negara Ini Terang-terangan Membelot ke Rusia”.

Negara UE secara resmi mengadopsi rencana darurat untuk membatasi penggunaan gas pada 5 Agustus lalu. Kesepakatan pembatasan itu diambil negara-negara UE untuk mencoba mengisi penyimpanan gas mempersiapkan kemungkinan penghentian penuh pasokan gas dari Rusia. Namun dua negara yaitu Polandia dan Hungaria secara resmi menolak ketentuan tersebut. 

Video yang diunggah tanggal 10 Agustus 2022 ini, sampai tulisan dibuat telah mendapatkan 552 suka, 10 komentar dan 11 ribu view dari pengguna Facebook.

Tangkapan layar video yang beredar di Facebook dengan narasi 2 negara Uni Eropa membelot ke Rusia

Benarkah dua negara anggota Uni Eropa membelot ke Rusia?

Pemeriksaan Fakta

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa beberapa negara seperti Hungaria, Polandia, Spanyol, dan Portugal menolak kesepakatan Uni Eropa untuk mengurangi konsumsi gas sebesar 15 persen dari 1 Agustus 2022 hingga 31 Maret 2023. 

Semula, keputusan tersebut disepakati untuk merespon dampak pengurangan pasokan gas dari Rusia. Namun dengan penolakan tersebut, negara-negara tersebut tidak membelot untuk mendukung Rusia.  

Untuk verifikasi video dan narasi dalam video ini, Tempo menelusuri fragmen video dengan reverse image tool dengan Yandex, Google, maupun kata kunci di YouTube. Tempo menggunakan Google dan Yandex translate untuk menerjemahkan berita dari media-media kredibel atau pernyataan berbahasa asing. 

Dari penelusuran ditemukan bahwa fragmen-fragmen dalam video ini berasal dari potongan video dari kegiatan dan peristiwa pada waktu yang berbeda-beda.

Video 1

Pemeriksaan video 1. Sumber cuplikan video: Associated Press

Pada detik ke-0:49, video ini menampilkan fragmen gambar dua pria berjas hitam berjalan di depan barisan tentara yang memegang pedang. Hasil penelusuran Tempo menunjukkan video ini identik dengan unggahan AP Archive tanggal 14 September 2021.

AP Archive menulis, “Presiden Hungaria dan Polandia Bertemu, Membicarakan Perbatasan”. Video ini menunjukkan Presiden Polandia, Andrzej Duda (kanan) disambut dengan upacara militer oleh Presiden Hungaria, Janos Ader (kiri) tanggal 9 September 2021 di Istana Sándor Budapest, Hungaria.

Dilansir The Associated Press (AP), dalam pertemuan ini pemerintah Hungaria menawarkan untuk membantu Polandia dalam melakukan pengawasan perbatasan dengan Belarus untuk mencegah para migran memasuki negara itu secara ilegal.

Janos Ader tidak lagi menjabat sebagai Presiden Hungaria, ia digantikan Katalin Novak pada 10 Mei 2022. Dilansir Hungary Today, Katalin Novak merupakan presiden perempuan pertama di Hungaria. Dalam pidato pertama sebagai Presiden, Katalin menyebut invasi Rusia sebagai “virus yang merusak” dan berjanji untuk bekerja demi persatuan bangsa.

Video 2

Pemeriksaan video 2. Sumber: Reuters

Pada menit ke-5:29, video ini menampilkan fragmen gambar sebuah ruangan pertemuan dengan latar bendera beberapa negara dan lambang UE. Video ini identik dengan laporan Reuters pada tanggal 4 Mei 2022.

Dalam laporan berjudul Uni Eropa berencana secara bertahap melarang minyak Rusia ini adalah pernyataan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen. Komisi Uni Eropa, melalui Ursula von der Leyen Eropa pada tanggal 4 Mei 2022, mengusulkan embargo minyak bertahap terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina. 

Komisi Uni Eropa juga memberikan sanksi terhadap bank Rusia dan melarang siaran Rusia dari gelombang udara Eropa sebagai upaya memperdalam isolasi terhadap Moskow.

Video 3

Pemeriksaan video 3. Sumber: YouTube EU Debates

Pada menit 6:28, video ini menampilkan fragmen seorang perempuan memegang lonceng. Hasil penelusuran Tempo menunjukan, ia adalah Menteri Transisi Ekologi Prancis Barbara Pompili. Fragmen ini identik dengan unggahan YouTube EU Debates pada tanggal 2 Mei 2022. 

EU Debates memberi keterangan, para menteri energi dari negara-negara Uni Eropa mengadakan pembicaraan darurat pada hari Senin 2 Mei 2022. Pertemuan ini untuk menanggapi permintaan Moskow (baca: Rusia) agar pembeli Eropa membayar gas Rusia dalam rubel atau menghadapi pemutusan pasokan.

Dilansir Eureporter pada pekan sebelumnya, tanggal 27 April 2022, Rusia menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria setelah dua negara tersebut gagal membayar dalam mata uang rubel.

Negara  anggota  UE memberi respon dengan berhenti menggunakan gas Rusia di tahun mendatang. Mereka mengklaim mereka mampu menangani penghentian. Namun, hal itu menimbulkan kekhawatiran negara-negara Uni Eropa lainnya termasuk Jerman yang kekuatan ekonomi yang bergantung pada gas.

Hal ini mengancam persatuan UE melawan Rusia, di tengah ketidaksepakatan rencana penghematan gas bagi negara anggota.

Tentang Rencana ”Hemat Gas untuk Musim Dingin yang Aman” Uni Eropa

Dilansir Reuters, pada tanggal 5 Agustus 2022 negara-negara Uni Eropa secara resmi mengadopsi rencana darurat untuk mengurangi penggunaan gas. Ini dilakukan sebagai upaya  menghemat bahan bakar gas selama musim dingin di tengah pasokan gas Rusia yang tidak pasti. Polandia dan Hongaria sama-sama menentang keputusan ini.

Sebelumnya, pada tanggal 20 Juli 2022, Komisi Eropa mengusulkan rencana baru bagi negara-negara Uni Eropa untuk sementara waktu mengurangi 15 persen konsumsi gas mereka, dengan kemungkinan dapat mengikat secara hukum dalam keadaan darurat.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, mengatakan ini merupakan langkah proaktif. UE harus bersiap untuk potensi gangguan penuh gas Rusia dan ini adalah skenario yang mungkin terjadi. Dilansir laman resmi Uni Eropa, untuk mengurangi gangguan ini, UE telah berkomunikasi dengan negara-negara anggota UE, melalui kampanye Save Gas for a Safe Winter (hemat energi untuk musim dingin yang aman) dan mempersiapkan langkah-langkah pengurangan permintaan energi.

Komisi UE meminta negara anggota secara sukarela mengurangi konsumsi gas sebesar 15 persen pada periode 1 Agustus 2022 sampai 31 Maret 2023. Untuk mencapai Save Gas for a Safe Winter, negara-negara anggota diminta berkomitmen pada diri mereka sendiri secara sukarela.

Namun pemerintah Hungaria dan Polandia pesimis kebijakan itu bisa dijalankan. Dilansir Hungary Today, Menteri Luar Negeri Hongaria Péter Szijjártó mengatakan proposal pemangkasan gas UE ini adalah tindakan komunikasi yang tidak mungkin diterapkan dalam arti fisik. Ini mengingat perusahaan gas Rusia, Gazprom, mengimpor lebih dari 90 persen gas ke Hungaria, menurut Daily News Hongaria

Dilansir Hirado.hu, pemerintah Polandia melalui Menteri Iklim dan Lingkungan Polandia Anna Moskwa, mengatakan usulan tersebut tidak dapat diterima karena terlalu tergesa-gesa. Moskwa mengatakan, dalam hal ketahanan energi, ini merupakan tanggung jawab masing-masing, pemerintah nasional. Dia juga menyebut, Yunani, Spanyol, Portugal, Siprus, dan Malta menentang pembatasan wajib tersebut.

Ada 27 negara anggota UE yang setuju dengan kesepakatan mengurangi penggunaan gas  sebesar 15 persen selama musim dingin. Namun, beberapa negara termasuk Spanyol dan Portugal berpendapat pembatasan yang seragam tanpa pengecualian akan menjadi pengorbanan yang tidak logis, mengingat ekonomi mereka tidak bergantung pada gas Rusia.

Kesimpulan

Berdasarkan verifikasi fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video dan narasi “Dua Negara Ini Terang²ngan Membelot Ke Rusia” adalah menyesatkan.

Beberapa negara seperti Hungaria, Polandia, Spanyol, dan Portugal memang menolak kesepakatan pengurangan konsumsi gas sebesar 15 persen. Namun penggunaan kata “membelot” tidak tepat karena negara-negara ini turut menentang invasi Rusia atas Ukraina. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id