Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Ayah dan Anak Diikat di Pohon di Luar Wilayah Kendali Militer Rusia

Senin, 22 Agustus 2022 07:43 WIB

Menyesatkan, Ayah dan Anak Diikat di Pohon di Luar Wilayah Kendali Militer Rusia

Sebuah video beredar di media sosial dengan narasi seorang ayah dan anak diikat di pohon di Kiev, sebagai gambaran wilayah yang tidak dikendalikan militer Rusia.

Dalam video tersebut diperlihatkan seorang pria dan seorang anak diikat dengan selotip di sebuah pohon, lalu orang berlalu lalang di sekitarnya.

Di Twitter, video tersebut dibagikan akun ini pada 17 Maret 2022. “Ini gambaran di Kiev bukan wilayah yg dikendalikan Militer Rusia dan Tentara LPR dan DPR Ukraina Timur. Ayah dan anak laki2 diikat di sebuah pohon,” cuit pemilik akun.

Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria dan seorang anak diikat dengan selotip di sebuah pohon, beredar di media sosial.

Apa benar ini video ayah dan anak diikat di sebuah pohon merupakan gambaran wilayah perang yang tidak dikendalikan militer Rusia?

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa kejadian serupa terjadi bukan hanya di Kiev, melainkan di hampir seluruh negeri di Ukraina selama invasi Rusia. Umumnya mereka yang diikat di pohon atau tiang diidentifikasi sebagai pelaku aksi penjarahan yang memanfaatkan situasi selama perang.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya, video tersebut ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex. 

Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh salah satu kanal pada 17 Maret 2022. Video tersebut diberi judul dalam bahasa Rusia, yang jika diterjemahkan berarti “Perang di Ukraina. Perampok di Kyiv.”

Video yang identik juga diunggah ke Twitter oleh akun TpyxaNews pada 17 Maret 2022. “Di Zabolotny, 124/2, orang-orang menangkap perampok yang sedang beraksi dan mencoba mendidik mereka kembali,” cuitnya.

“Seorang ayah dan anak diikat ke sebuah tiang dalam suhu beku,” cuit akun LibertadS5 pada 22 Maret 2022.

Dilansir dari newsweek.com, seorang tersangka penjarah ditangkap dan diikat ke sebuah tiang pada 7 Maret 2022 di Kyiv, Ukraina. Mereka umumnya diidentifikasi sebagai orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah menghadapi hukuman serupa.

Hukuman ini bertujuan mempermalukan para penjarah setelah invasi Rusia, menurut laporan Mail Online.

Orang lain yang mencoba mengambil keuntungan dari krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah menghadapi hukuman serupa.

Ada laporan penjarahan di daerah-daerah di seluruh negeri sejak invasi dimulai, dengan penjahat menargetkan supermarket, pompa bensin dan bank. Warga sipil telah menangkapnya sendiri untuk mengatasi masalah.

Profesor Emeritus dalam Studi Ukraina di Universitas Monash Melbourne, Marko Pavlyshyn, mengatakan bahwa video-video itu menggambarkan praktik itu "menyedihkan".

Sumber: news.com.au

Dia mengatakan sejumlah korban memiliki tanda dengan “???????” (baca: maroder) menempel pada mereka. Kata "maroder" berarti "penjarah" dalam bahasa Ukraina dan Rusia.

Pavlyshyn tidak menemukan bukti lain bahwa para korban tersebut dihukum karena bersimpati pada Rusia atau karena tidak ingin bertarung atau karena berbicara bahasa Rusia. "Dalam salah satu video, orang yang dipukuli dituduh mencoba membakar beberapa benda yang tidak bisa saya identifikasi secara fonetis," katanya.

“Situs berita Ukraina telah mengambil video serupa – tanpa kekerasan terburuk – dalam konteks yang lebih panjang ini menunjukkan bahwa penjarahan membuat orang dipermalukan dan dipukuli,” kata Prof Pavlyshyn seperti dikutip dari news.com, 23 Maret 2022.

Tim FRANCE 24 Observers berhasil menemukan 17 video yang menunjukkan adegan seperti ini. Peristiwa tersebut terjadi di kota-kota menengah dan besar di seluruh Ukraina: Kyiv, Irpin (oblast Kyiv), Dnipro, Kryvyi Rih, Kamianske (oblast Dnipropetrovsk), Poltava, Melitopol (oblast Zaporijia), Kharkiv, Kherson, Kakhovka (oblast Kherson), dan Dubno (oblast Rivne).

Masing-masing video ini diterbitkan pada bulan Maret. Pihak FRANCE 24 Observers menyatakan insiden dalam video terjadi baru-baru ini, meskipun tidak dapat memastikan tanggal pasti terjadinya. Sebab, tidak ada jejak video terjadi sebelum invasi Rusia mulai 24 Februari 2022.

Banyak dari orang-orang yang berada dalam situasi seperti itu setelah mereka dituduh menjarah rumah atau toko yang ditinggalkan. Seringkali, mereka ditandai dengan kertas bertuliskan “perampok” dan ditempelkan pada tubuh mereka.

Pada awal Maret, Parlemen Ukraina mengubah KUHP pencurian di bawah darurat militer untuk meningkatkan hukuman penjara. Tindakan tersebut dilandasi oleh fakta tindakan penjarahan yang dinilai meluas sehingga warga sipil terdorong untuk "main hakim" sendiri dalam menghadapi konsekuensi pidana yang lemah. 

Tapi, amandemen KUHP itu tidak berbicara soal tindakan penghinaan publik atau penembakan penjarah.

Tetiana Pechonchyk, kepala LSM hak asasi manusia Ukraina ZMINA, mengatakan kepada tim FRANCE 24 Observers: "Adalah hukum bagi warga untuk menahan dan melumpuhkan calon penjarah sebelum polisi tiba. Tetapi perlakuan buruk dan penyiksaan adalah ilegal, bahkan di bawah darurat militer. "

ZMINA dan LSM lain mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama: "Upaya masyarakat lokal untuk menghentikan penjahat sendiri adalah keputusan yang dapat dimengerti dan dibenarkan, tetapi pelaku harus segera diserahkan kepada lembaga penegak hukum yang sesuai."

Mengikat seseorang ke tiang sebagai hukuman bukanlah hal baru di Ukraina pada saat krisis. Setidaknya sejak 2014, foto dan video yang menunjukkan tindakan serupa telah dibagikan secara online

Misalnya, petugas bea cukai yang diikat ke tiang setelah dituduh melakukan korupsi pada Februari 2014 di oblast Zakarpattia. Seorang wanita bernama Iryna Dovhan dihukum serupa oleh separatis pro-Rusia di Donetsk pada Agustus 2014 karena mendukung tentara Ukraina.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video seorang pria dan anak yang diikat di pohon dengan klaim merupakan gambaran perang di wilayah yang tidak dikendalikan militer Rusia adalah menyesatkan

Video kejadian serupa terjadi di hampir seluruh wilayah Ukraina selama invasi Rusia. Umumnya orang-orang yang diperlakukan seperti itu diidentifikasi sebagai penjarah yang menyasar supermarket, pompa bensin, dan bank.

Meskipun mengikat seseorang ke tiang sebagai hukuman termasuk ilegal, fenomena itu bukanlah hal baru di Ukraina pada saat krisis. Misalnya, petugas bea cukai yang diikat ke tiang setelah dituduh melakukan korupsi pada Februari 2014 di oblast Zakarpattia. 

Ada pula seorang wanita bernama Iryna Dovhan dihukum serupa oleh separatis pro-Rusia di Donetsk pada Agustus 2014 karena mendukung tentara Ukraina.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id