Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebagian Benar, Video tentang Netizen Korea Protes Bendera Indonesia di KF 21 Boromae

Selasa, 19 Juli 2022 11:10 WIB

Sebagian Benar, Video tentang Netizen Korea Protes Bendera Indonesia di KF 21 Boromae

Sebuah akun YouTube mengunggah video berjudul “Alasan Netizen Korea Tak Sudi Ada Bendera Indonesia di KF 21 Boromae”. Video ini menarasikan penolakan dari warganet Korea Selatan yang keberatan dengan bendera Indonesia yang ditempel sejajar dengan bendera Korea di moncong prototipe pesawat tempur KF 21 Boromae. 

Video ini mengatakan, netizen Korea menganggap ini sebuah lip service karena Indonesia tidak bisa diandalkan. Indonesia belum membayar total proyek senilai 1,7 triliun won.

Tangkapan layar video di YouTube yang menyebarkan disinformasi tentang komentar netizen Korea Selatan yang tidak suka pemasangan bendera Indonesia

Sampai tulisan ini dibuat, video berdurasi 3:12 menit yang diunggah tanggal 12 Juli 2022 ini telah disaksikan 423,938 kali, dan disukai 6500 pengguna YouTube.

PEMERIKSAAN FAKTA

Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, pada akun YouTube resmi Korea Aerospace Industries KAI menunjukkan ada 2,136 komentar saat KAI mengumumkan KF-21 akan terbang perdana tanggal 8 Juli 2022. Selain komentar apresiasi dan dukungan, tidak sedikit komentar tentang bendera Indonesia pada moncong pesawat dari netizen Korea Selatan dan Indonesia. 

Untuk verifikasi video ini, Tim Cek Fakta Tempo menonton hingga akhir dan menganalisa fragmen-fragmen gambar, pernyataan dan narasi yang disampaikan. Juga membaca komentar pada akun YouTube resmi KAI serta media-media kredibel serta pernyataan lembaga negara baik Indonesia maupun di Korea Selatan. 

Tempo menggunakan Yandex Image, Google Image, dan Fake News Debunker By InVid untuk menganalisis video atau foto yang identik serta Google Translate dan Google Lens untuk menerjemahkan bahasa Korea.

Video pada detik 0:18 menunjukkan tangkap layar komentar Akun K Zero pada Youtube Korea Aerospace Industries KAI. Bila terjemahkan, K Zero mengatakan “Bisakah anda melepas bendera Indonesia? Saya sangat benci melihatnya, saat prototipe keluar, janji tidak ditepati, gambar itu seakan-akan mereka ikut terlibat di dalamnya”.

Tangkapan layar komentar netizen

Dalam balasan komentar K Zero juga menyebutkan Indonesia tidak bisa diandalkan karena belum membayar total proyek KFX IFX bernilai 1,7 triliun won. Setelah membayar 200 miliar won, Indonesia tidak lagi melakukan pembayaran selama 3 tahun, dengan alasan negosiasi ulang syarat syarat yang didapat Indonesia.

Berdasarkan hasil penelusuran Tempo, video yang menjadi latar tangkap layar ini identik dengan unggahan Korea Aerospace Industries KAI tanggal 8 Juli 2022. Tayangan menginformasikan bahwa pada 6 Juli 2022, prototipe KF-21 Unit 1 akan melakukan penerbangan pertama, meluncur di landasan dengan kecepatan rendah.

Tangkapan layar video dokumentasi Korea Aerospace Industries KAI tanggal 8 Juli 2022

Video yang sama juga dilansir Defense Acquisition Program Administration, yang mengatakan pesawat tempur produksi dalam negeri pertama, KF-21 (Bora Mae), ditunjukkan untuk pertama kalinya sedang berjalan lambat mengitari landasan. Video ini diambil di apron markas Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Gyeongnam pada tanggal 6 Juli 2022 jam 12 siang hari ini.

Terlihat angka 001 dan Taegukgi (bendera korea, red) dan bendera Merah Putih di badan pesawat. Juga logo KAI, Ministry of National Defense (MND, Kementerian Pertahanan RI dan Defense Acquisition Program Administration. 

Potongan video menit ke 1:01, berdasarkan penelusuran identik dengan tayangan Arirang News tanggal 8 April 2021. Pertemuan ini terkait rencana kerjasama pengembangan pesawat tempur antara Korea Selatan dan Indonesia. 

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan Korea selatan adalah mitra yang 'dapat diandalkan' dalam hal kerja sama pertahanan yang dilengkapi dengan kemampuan dan sistem persenjataan 'kelas dunia'. 

Hal itu disampaikan Presiden Moon Jae-in, saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Indonesia yang sedang berkunjung. Prabowo Subianto hadir untuk upacara peluncuran prototipe jet tempur  KF-X  yang dikembangkan dan diproduksi bersama oleh kedua negara. 

Tangkapan layar liputan Berita Satu tentang kerja sama pertahanan antara RI dan Korea Selatan pada 9 April 2021

Potongan video menit ke-1:16, tampak jelas diambil dari tayangan Berita Satu tanggal 9 April 2021. Dilansir Berita Satu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melaksanakan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Korea Selatan Y.M. Suh Wook. Kunjungan ini terkait pertemuan bilateral tentang kerjasama industri pertahanan. 

Video menit ke 2:27, yang menjadi latar narasi, memperlihatkan pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. 

Hasil penelusuran menunjukkan, video tersebut merupakan pertemuan Presiden Joko Widodo Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Westin Chosun Hotel, Busan, pada Senin 25 November 2019. Berdasarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, pertemuan ini dilaksanakan di ASEAN-Republic of Korea (RoK) Summit. Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyambut baik peningkatan kerjasama ekonomi kedua negara. 

Tangkapan layar pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Westin Chosun Hotel, Busan, pada Senin 25 November 2019.

Kerjasama Industri Pertahanan Antara Korea Selatan dan Indonesia

Dikutip dari arsip Tempo pada 2011, Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan menandatangani proyek kerja sama untuk membuat pesawat tempur KFX atau Korea Fighter Xperiment ini akan berlangsung selama 10 tahun. Kemudian kesepakatan cost sharing dan kesepakatan penugasan kerja (work assignment agreement) dilakukan pada Januari 2016. 

Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia menanggung biaya program pengembangan pesawat tempur itu sebesar 20 persen, sementara Korea Selatan 80 persen. Dalam 10 tahun pengembangan yang akan dilakukan hingga 2026, total biaya yang ditanggung Indonesia mencapai Rp 21,6 triliun.

Pesawat tempur KFX/IFX adalah pesawat semi-siluman generasi 4.5 yang dikembangkan Indonesia dan Korea Selatan. Kerja sama pengembangan pesawat ini sebatas pada pengembangan pesawat hingga mencapai prototipe.

Namun pada 2020, Indonesia menunggak pembayaran. Dikutip dari Korean Times, menurut data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), pemerintah Indonesia telah membayar 227,2 miliar won ($208 juta/Rp 2,8 triliun) dari 2016 hingga 2020, tetapi telah menunda pembayaran dari 604,4 miliar won (Rp 6,8 triliun) atau 73 persen dari 831,6 miliar won yang dijanjikan akan dibayar tahun ini. Negara tersebut awalnya setuju untuk membayar total 1,7 triliun won.

Tunggakan tersebut karena sejak 2018, dikutip dari Kumparan, Indonesia mengajukan renegosiasi untuk menghemat cadangan devisa negara, setelah rupiah mengalami pelemahan yang luar biasa.

Dilansir dari Detik, jubir Menhan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, 8 September 2020 menyatakan, Indonesia meminta penurunan cost share dari 20 persen menjadi 15 persen, namun Korea Selatan hanya setuju mengurangi  menjadi 18,8 persen. 

Setelah proses renegosiasi itu, dikutip dari situs Kementerian Pertahanan, pada November 2021, Indonesia dan Korea Selatan kembali melakukan penandatanganan Joint Agreement tentang negosiasi ulang program pengembangan bersama KFX/IFX. Dengan kesepakatan baru itu, kerja sama pengembangan KFX/IFX kembali dilanjutkan.

Benar News melaporkan, Presiden Moon Jae-in dalam acara peluncuran prototipe pertama KF-X/IF-X mengatakan ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah mempercayai kemampuan Korea dan menjadi mitra dalam proyek ini. Peluncuran prototipe ini dihadiri Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, di Korea Aerospace Industries (KAI) di Sacheon.

Pada tanggal 8 Juli 2022, Korea Aerospace Industries KAI melansir video jet tempur KF-21 pertama Korea Selatan bersiap untuk uji penerbangan perdananya. Prototipe KF-21 No.1 ditunjukan ke publik untuk pertama kalinya di taxiway yang terletak di dalam markas KAI di kota Sacheon, Provinsi Gyeongsang Selatan, tanggal 6 Juli 2022.

Prototipe pesawat tempur KF-21 Boramae telah menjalani tes taksi berkecepatan rendah, sedang dan tinggi sejak 25 Juni dan akan berlanjut hingga 13 Juli. Terlihat pada moncong pesawat ini terdapat bendera Korea dan Indonesia. Juga terdapat logo KAI, Ministry of National Defense (MND) Korea Selatan, dan Departemen Pertahanan (Dephan) RI. 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta video berjudul alasan netizen Korea tak sudi ada bendera Indonesia di KF 21 Boromae disimpulkan Sebagian Benar. 

Indonesia memang benar pernah menunggak pembayaran pada 2020, karena mengajukan renegosiasi cost share dari 20 persen menjadi 15 persen. Namun Korsel hanya menyetujui cost share Indonesia turun ke angka 18,8 persen. Pada 2021, Indonesia dan Korsel telah menandatangani kontrak baru dan kerja sama tetap dilanjutkan. Itulah mengapa bendera Indonesia terpasang di prototipe KF-21. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.