Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Covid-19 Datang dan Meningkat Hanya di Momen Ibadah Umat Islam

Selasa, 15 Februari 2022 13:07 WIB

Keliru, Covid-19 Datang dan Meningkat Hanya di Momen Ibadah Umat Islam

Narasi yang mengaitkan bahwa melonjaknya kasus Covid-19 terjadi di hari besar keagamaan umat Muslim, beredar di Facebook. Salah satu akun membagikan enam foto perayaan agama di Indonesia. 

Teks dalam foto-foto itu memuat narasi bahwa virus penyebab Covid-19 hanya datang jelang ibadah umat Muslim. 

“Natal aman, Nyepi aman, Waisak aman, Imlek aman. Tiba-tiba puasa meningkat merah, Idul fitri meningkat hitam, Idul Adha meningkat lagi. Lu virus apa iblis, datangnya pas mau ibadah umat Islam aje,” tulis teks dalam foto-foto tersebut.

Unggahan itu menjadi viral dan telah dibagikan 1,3 ribu kali hingga 15 Februari 2022. 

Tangkapan layar unggahan dengan klaim Covid-19 hanya datang di momen Ibadah Umat Islam

PEMERIKSAAN FAKTA 

Penyebaran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 tidak terkait dengan ibadah agama tertentu. Data pada tahun 2020 dan 2021 menunjukkan bahwa puncak kasus tidak terjadi jelang atau saat ibadah umat Muslim. 

Tahun 2020

Pada 2020 atau tahun pertama pandemi, sesuai data situasi Covid-19 di laman Kementerian Kesehatan menunjukkan, kasus harian meningkat signifikan mulai 22 September 2020 dengan 4.071 kasus terkonfirmasi, dibandingkan hari-hari sebelumnya yang mencapai 3 ribuan kasus.

Kasus kembali meningkat mencapai di atas 5 ribu kasus per hari pada 25 November 2020 dan terus meningkat mencapai 8 ribu kasus pada 31 Desember 2020. 

Pada tahun 2020, puasa Ramadhan dimulai pada akhir April dan Lebaran pada 22 Mei 2020. Meski begitu, himbauan untuk beribadah di rumah tidak hanya ditujukan untuk umat muslim, melainkan juga seluruh agama. 

Dikutip dari CNNIndonesia, pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha saat itu meminta kepada masing-masing umat beragama di Indonesia untuk beribadah di rumah masing-masing dalam keadaan darurat sebagai upaya menekan penyebaran pandemi virus corona SARS-COV-2 penyebab penyakit Covid-19. 

Grafis kasus harian Covid-19. Sumber: Kemenkes

Tahun 2021

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 pada 2021, terjadi pada akhir Juni hingga awal September, sebagaimana grafik situasi Covid-19 di laman Kementerian Kesehatan. Di akhir Juni, jumlah kasus mencapai angka 20 ribuan, dan mencapai puncak pada 15 Juli dengan 56.757 kasus. Gelombang kedua Covid-19 tersebut karena munculnya varian delta. 

Pada tahun 2021, puasa Ramadhan dimulai pada 13 April dan Idul Fitri pada 13 Mei 2021. Jadwal ibadah dan perayaan Idul Fitri ini tidak terjadi saat puncak Covid-19. 

Tahun 2022

Kasus harian Covid-19 di atas 30 ribu kasus pada 4 Februari dan mencapai 55.209 kasus pada 9 Februari. Peningkatan kasus Covid-19 ini salah satunya karena muncul varian Omicron yang lebih menular dibandingkan varian Delta. 

Belum diketahui pasti seberapa banyak peningkatan jumlah kasus Covid-19 dan kapan gelombang ketiga akan terjadi pada tahun ini. 

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, narasi yang menyebut bahwa Covid-19 hanya meningkat saat ibadah umat Islam adalah keliru. Berdasarkan data kasus tahun 2020 dan 2021, puncak kasus Covid-19 tidak terjadi pada masa ibadah umat Islam.

Penyebaran Covid-19 selama ini tidak berkaitan dengan agama tertentu. Menjaga jarak sosial, termasuk saat beribadah oleh semua pemeluk agama, adalah bagian untuk mencegah penyebaran Covid-19 meluas.

Tim Cek Fakta Tempo