Menyesatkan, video dengan narasi vaksin Sinovac bagi anak Indonesia adalah kelinci percobaan

Senin, 20 Desember 2021 17:04 WIB

Menyesatkan, video dengan narasi vaksin Sinovac bagi anak Indonesia adalah kelinci percobaan

Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang menyampaikan informasi tentang vaksin sinovac untuk anak, menjadi pesan berantai di Whatsapp. Video berdurasi 2 menit itu memuat teks “blm di uji coba kok brani ksh percobaan ke ank negri..?”

Seorang pria di awal video itu mengatakan bahwa vaksin anak Sinovac belum dilakukan uji coba ke anak-anak Indonesia. Dia juga menyebut terjadi pemaksaan luar biasa dan intimidasi dalam pemberian vaksin pada anak. 

“Indonesia ini pemaksaannya luar biasa. sampai menggunakan aparat. intimidasinya sampai menggunakan aparat. Badan Intelijen negara turun tangan masalah vaksin anak. itu Pertanyaan bukan ke aparat. Minta maaf saya. Pertanyaannya ke rakyat. kenapa mau di Intimidasi. Kenapa diam aja. kenapa kalian diam aja. kenapa nurut-nurut aje. kalau gw kaga nurut, gw lawan”. 

Seorang wanita dalam video itu bahkan ikut meminta warga untuk berhati-hati memberikan vaksin untuk anak. “Yang punya anak di usia 6-11 tahun, tolong buka mata kalian. Buka hati, buka pikiran. Mereka tidak untuk dinistakan. Tidak untuk diuji coba seperti kelinci percobaan. Jadi lindungi mereka.”

Tangkapan layar unggahan video dengan klaim vaksin untuk anak belum pernah diuji coba.

PEMERIKSAAN FAKTA

Uji coba vaksin Sinovac untuk anak berusia 6-11 tahun memang tidak dilakukan di Indonesia. Meski begitu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan Tim Komite Nasional Penilai Khusus Vaksin Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah menilai aspek khasiat dan keamanan Vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik, berdasarkan studi klinik di China dengan total subjek 1050 anak.

Penilaian tersebut yang menjadi dasar BPOM RI menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac pada anak Indonesia berusia 6-11 tahun sebanyak 2 dosis (0,5 mL/dosis) dalam interval pemberian 4 minggu. 

Dari hasil studi klinik di China tersebut, profil keamanan pada anak usia 6-11 tahun sebesar 11%, sebanding dengan profil keamanan pada usia 12-17 tahun yang sudah disetujui sebesar 14%. Semua laporan kejadian tidak diinginkan (adverse events) yang teramati termasuk dalam kategori grade 1 dan 2 (ringan hingga sedang) dan pemberian dosis 600 SU atau 0,5 mililiter per dosis aman dan memberikan respons imun yang baik pada anak usia 6-11 tahun. 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 2 November 2021, juga telah merekomendasikan pemberian imunisasi COVID- 19 Corona Vac pada anak golongan usia 6 tahun ke atas. Vaksin Corona harus diberikan secara intramuskular dengan dosis 3ug (0,5 ml) sebanyak dua kali pemberian dengan jarak dosis pertama ke dosis kedua yaitu 4 minggu.  Sebelum dan sesudah vaksinasi semua anak tetap memakai masker dengan benar, menjaga jarak, tidak berkerumun, jangan bepergian bila tidak penting.

Sementara Imunisasi  untuk  anak  dengan  kanker  dalam  fase  pemeliharaan,  penyakit  kronis  atau  autoimun  yang terkontrol  dapat  mengikuti  panduan  imunisasi  umum  dengan  berkonsultasi  terlebih  dahulu  dengan dokter penanggung jawab pasien sebelumnya. 

Rekomendasi vaksinasi anak usia 6-11 tahun juga diberikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Jenis vaksin yang akan digunakan untuk Vaksinasi anak usia 6-11 tahun adalah vaksin Sinovac atau vaksin jenis lainnya yang sudah memiliki Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Of Authorization/EUA) dari BPOM. 

Wawancara ITAGI

Negara-negara yang memberikan vaksin Sinovac pada anak usia di bawah 12 tahun

Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 diperlukan karena beberapa pertimbangan. Menurut IDAI dan BPOM RI, proporsi kasus anak terinfeksi Covid-19 di Indonesia sebesar 13 persen. Meskipun saat ini kasus telah turun, namun pada Juni 2021 pada saat tingkat infeksi COVID-19 cukup tinggi, menunjukkan bahwa kasus COVID-19 di Indonesia untuk kelompok anak cukup banyak, yaitu mencapai 2,9 persen untuk usia 0 – 5 tahun dan 10 persen untuk usia 6 – 18 tahun.

Alasan kedua karena saat ini pemerintah telah memulai pembelajaran tatap muka. Dengan demikian anak dapat tertular atau menularkan virus Corona dari dan ke orang dewasa di sekitarnya, meskipun tanpa gejala. 

Indonesia bukan negara satu-satunya yang memberikan vaksin Sinovac pada anak. Berdasarkan grafik diatas (per 17 November 2021), negara-negara yang telah menyetujui vaksin Sinovac untuk anak berusia di bawah 12 tahun antara lain Cile dan Kamboja. 

Dicky Budiman, Epidemiologi dari dari Griffith University Australia mengatakan, ketika sebuah vaksin sudah akan diberikan pada manusia, sesungguhnya itu sudah melalui satu tahapan uji klinis dengan standar yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan vaksin itu hanya diberikan pada orang yang sehat, sehingga tidak boleh menambah masalah lagi setelah pemberian. 

“Bicara tujuan dari vaksin tentu bicara tentang empat manfaat vaksin. Dalam membuatnya setidaknya harus tercapai dua tujuan terlebih dahulu yaitu bisa menurunkan keparahan, mencegah orang masuk rumah sakit atau ICU,  dan mencegah orang meninggal. Itulah dua hal tujuan awal dari setiap riset vaksin,”kata Dicky saat diwawancarai TEMPO, Senin, 28 Desember 2021. 

Menurut Dicky, salah satu kelemahan vaksin saat ini adalah belum bisa mencegah orang benar-benar tidak bisa terinfeksi atau terlindungi 100 persen. Orang yang telah divaksin tetap berpotensi tertular, namun vaksin bisa membantu mengurangi resiko yang lebih buruk. 

Sementara menyangkut dengan vaksin untuk anak, sesungguhnya tidak ada satu keharusan harus di uji klinis terlebih dahulu di negara tersebut sebelum kemudian diterapkan. Yang pasti ketika vaksin sudah bisa diberikan pada manusia itu artinya vaksin tersebut sudah melalui uji klinis dengan kriteria yang ketat. 

“Jadi tidak ada tidak ada keharusan untuk misalnya kalau ini diterapkan pada manusia harus semua negara ada ujinya. Tidak seperti itu. Setiap manusia itu prinsipnya sama. walaupun ada beberapa karakter individu yang keras yang berpengaruh, tapi rasanya itu sudah diwakili ketika uji klinis tahap dengan standar yang sangat tinggi,”ujar Dicky.

Dengan demikian, pemberian vaksinasi untuk anak-anak sesungguhnya sudah bisa diberikan lantaran beberapa data ilmiah dari berbagai negara di dunia menunjukan vaksin masih aman untuk anak-anak. Belum ada laporan secara ilmiah yang menyatakan  jika vaksin untuk anak usia 6 tahun memiliki efek samping yang serius. 

“Sampai saat ini belum ada laporannya. Bahkan berbicara kawasan Asia Tenggara  Kamboja sudah lebih 2 juta yang diberikan vaksin dalam hal ini sinovac untuk anak. Dan tidak ada hal yang berarti. Jadi jika vaksin sudah dinyatakan bisa diberikan pada anak, tidak  juga perlu ada dilakukan uji klinis pada anak indonesia,”katanya

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta TEMPO, video dengan narasi vaksin merk sinovac untuk anak hanya kelinci percobaan karena belum dilakukan uji coba pada anak-anak Indonesia, adalah menyesatkan.  Meski di Indonesia sendiri, vaksin ini belum dilakukan uji coba pada anak-anak, namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah memberikan izin penggunaan lantaran dari aspek khasiat dan keamanan Vaksin Sinovac pada anak yang dinilai berdasarkan studi klinik di China dengan total subjek 1050 anak menunjukkan jika penggunaan Vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik. 

Dicky Budiman, Epidemiologi dari dari Griffith University Australia mengatakan vaksin untuk anak-anak sesungguhnya bisa diberikan di satu negara, meski di negara tersebut belum melakukan uji klinis. Hal ini disebabkan karena setiap pembuatan vaksin sesungguhnya melalui kriteria dan standar yang sangat tinggi. 

TIM CEK FAKTA

Keterangan: Tempo mengubah label dan judul artikel dari ‘Keliru, Video Vaksin Sinovac Untuk Anak Belum Diuji Coba’ menjadi ‘Menyesatkan, video dengan narasi vaksin Sinovac bagi anak Indonesia adalah kelinci percobaan’, setelah menerima permintaan koreksi dari Ali Ridha Assegaf. Ali mengatakan bahwa videonya menyatakan tentang vaksin Sinovac yang belum diuji pada anak Indonesia. Redaksi mengakui  pada artikel sebelumnya ada hal yang kurang akurat dan benar tidak ada uji klinis vaksin Sinovac untuk anak di Indonesia. 

Dalam artikel ini, telah ditambahkan pernyataan Dicky Budiman, Epidemiologi dari dari Griffith University Australia mengatakan vaksin untuk anak-anak sesungguhnya bisa diberikan di satu negara, meski di negara tersebut belum melakukan uji klinis. Hal ini disebabkan karena setiap pembuatan vaksin sesungguhnya melalui kriteria dan standar yang sangat tinggi.  Sehingga Tempo menilai bahwa isi video tersebut menyesatkan bagi publik.