Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sesat, Klaim Ini Video saat Densus 88 Geledah Pesantren Lalu Amankan Alquran dan Tabungan Santri

Kamis, 8 April 2021 11:52 WIB

Sesat, Klaim Ini Video saat Densus 88 Geledah Pesantren Lalu Amankan Alquran dan Tabungan Santri

Video yang diklaim sebagai video ketika Detasemen Khusus 88 Antiteror atau Densus 88 menggeledah sebuah pondok pesantren beredar di YouTube. Video tersebut berjudul "Densus 88 Gledah Pesantren Amankan Al-Quran dan Tabungan Santri". Video ini menyebar usai digeledahnya pondok pesantren di Berbah, Sleman, Yogyakarta, pada 2 April 2021.

Dalam thumbnail video itu, terdapat pula teks "Biadaap..!! Densus 88 Gledah Ponpes Amankan Alquran dan Tabungan Santri. Keterlaluan..!! Di Rezim Jkw Pesantren Di Anggap Sarang T€rror15t". Kanal ini mengunggah video itu pada 4 April 2021. Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 32ribu kali dan mendapat mendapat lebih dari 600 komentar.

Gambar tangkapan layar unggahan di YouTube yang berisi klaim menyesatkan terkait video yang diunggahnya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video tersebut tidak berisi rekaman peristiwa penggeledahan pondok pesantren di Berbah, Sleman, Yogyakarta.

Video ini hanya berisi narasi yang dibacakan oleh narator terkait peristiwa penggeledahan pondok pesantren di Berbah tersebut yang terjadi pada 2 April 2021 lalu. Narasi dalam video itu pun tidak menyebut bahwa Densus 88 mengamankan Alquran. Densus 88 memang mengamankan buku tabungan, namun tidak disebutkan bahwa buku tabungan ini milik santri.

Narasi tersebut bersumber dari artikel di Suara.com pada 2 April 2021 yang berjudul "Densus 88 Geledah Ponpes di Berbah, Amankan Buku Tabungan dan Busur Panah". Berikut isi lengkap artikel itu:

Jajaran Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim di RT 4 RW 7, Dusun Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Jumat (2/4/2021) malam. Penggeledahan itu berlangsung cukup memakan waktu dengan penjagaan ketat dari petugas kepolisian.

Berdasarkan pantauan Suara.com di lapangan, selama penggeledahan berlangsung sekitar lokasi dijaga ketat petugas kepolisian. Beberapa warga setempat terlihat penasaran dan turut menyaksikan penggeledahan itu dari jauh.

Ketua RT 4, Agus Purwanto (48), membenarkan adanya penggeledahan tersebut. Pasalnya ia diminta menjadi saksi dalam kegiatan penggeledahan di beberapa ruangan ponpes itu. "Semua kantor diperiksa. Semua ruangan diperiksa kecuali ruang inap tidak. Asrama tidak. Ruang kantor tata usaha, ruang direktur itu dan rumah pribadi," kata Agus, saat ditemui awak media.

Dikatakan Agus, banyak petugas yang terlibat dalam penggeledahan tersebut. Berdasarkan laporan yang disampaikan petugas kepadanya, bahwa petugas itu berasal dari Mabes Polri. Saat Suara.com, datang ke lokasi sekitar pukul 20.23 WIB malam, penggeledahan masih terus berlangsung. Baru sekitar 21.42 WIB petugas mulai meninggalkan lokasi. "Belum lama selesai, sekitar setengah 10 malam baru saja selesai," imbuhnya.

Disampaikan Agus, beberapa barang terlihat juga turut diamankan oleh petugas. Namun ia tidak bisa merinci dari mana tepatnya barang-barang itu diambil. "Yang dibawa laptop, CPU semua dengan komputer, buku-buku yang banyak, dengan buku tabungan, terus anak panah dua dengan busurnya," ungkapnya.

Sedangkan terkait informasi adanya orang yang turut dibawa saat penggeledahan berlangsung, Agus menyampaikan tidak mengetahui secara pasti. Namun diketahui bahwa rumah yang digeledah itu milik seorang berinisial A yang merupakan suami dari direktur pondok. "Itu saya tidak tahu. Saya ngga tanya, pokoknya saya disuruh menjadi saksi penggeledahan itu," ujarnya.

Agus menuturkan bahwa ponpes itu sudah berdiri sejak lama tahun 80an. Saat pemeriksaan pun suami dari direktur yang bersangkutan tidak berada di lokasi. Ditegaskan, Agus sebelumnya belum pernah dilakukan penggeledahan di ponpes tersebut. "Belum pernah digeledah sebelumnya baru kali ini. Tidak ada aktivitas mencurigakan juga," pungkasnya.

Sebelumnya Jajaran Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri juga telah melakukan penggeledahan sebuah rumah di RT 06 RW 05 Pedukuhan Dawukan, Sendangtirto, Berbah, Sleman, Jumat (2/4/2021). Saat itu yang disita dari buku-buku hingga senjata tajam. Sementara itu hingga berita ini dinaikan Kapolres Sleman AKBP Anton Firmanto belum dapat dikonfirmasi mengenai giat Densus 88 ini.

Terkait cuplikan-cuplikan dalam video tersebut, merupakan gabungan dari beberapa potongan video yang berbeda. Di antaranya adalah video program televisi Rosi di Kompas TV. Video ini pernah diunggah oleh kanal YouTube milik Kompas TV pada 15 November 2019 dengan judul “Jangan Labelkan Pesantren Sebagai Tempat Mendidik Teroris - ROSI (2)”.

Tayangan itu menampilkan sejumlah narasumber, seperti pengamat terorisme Sydney Jones dan peneliti Kreasi Prasasti Perdamaian, Kharis Khadirin. Menurut tayangan ini, terdapat tudingan bahwa pondok pesantren melahirkan teroris. Tapi, dengan tegas, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid serta Kharis menolak label pesantren sebagai tempat mendidik teroris.

Cuplikan selanjutnya merupakan potongan video dari tayangan Kompas TV lainnya yang menampilkan wawancara dengan pengamat terorisme Noor Huda Ismail tentang aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. Video itu diunggah oleh kanal YouTube Kompas TV pada 29 Maret 2021 dengan judul “Pengamat: Pesantren Jadi Tempat Pembajakan Kelompok Teroris untuk Proses Regenerasi”.

Noor Huda menyebut kelompok teroris cenderung menunjukkan perilaku eksklusif seperti tidak mau bergaul atau mengkonsumsi makanan dari kelompok masyarakat yang lain. Selain itu, ada proses regenerasi melalui lembaga pendidikan tertentu. "Saya tidak mengatakan pesantren sebagai pusat terorisme tertentu, bukan. Karena di Indonesia itu ada 28 ribu pesantren, dan Departemen Agama akan selalu monitor mana yang bermasalah," kata Noor Huda.

Menurut dia, bukan hanya dari pendidikan formal, potensi cara didik terorisme juga bisa dimulai dari pendidikan informal. Dia menegaskan tempat-tempat tersebut bukan merupakan tempat lahirnya teroris, melainkan tempat yang sering kali dibajak oleh kelompok teroris tertentu untuk kepentingan proses rekrutmen kelompok. Mirisnya, proses rekrutmen kini dilakukan kepada anak-anak kecil dan wanita.

Adapun cuplikan video lainnya menampilkan salah satu dialog dalam film berjudul “Alif Lam Mim”. Potongan film itu pernah diunggah ke YouTube oleh kanal ini pada 9 Desember 2020 dengan judul "Kembali Viral Cuplikan Film Alif Lam Mim".

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video saat Densus 88 menggeledah pesantren di Berbah, Sleman, Yogyakarta, lalu mengamankan Alquran dan buku tabungan santri, menyesatkan. Video tersebut tidak berisi rekaman peristiwa penggeledahan pondok pesantren di Berbah, melainkan hanya narasi yang dibacakan oleh narator terkait peristiwa tersebut pada 2 April 2021 lalu. Menurut pemberitaan, Densus 88 pun tidak mengamankan Alquran. Densus 88 memang mengamankan buku tabungan, namun tidak disebutkan bahwa buku tabungan ini milik santri. Penggeledahan juga dilakukan di kantor pondok pesantren, bukan di asrama.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id