Menyesatkan: Video Pawai dan Simbol Kelompok LGBTQ di Ka'bah
Senin, 9 Juni 2025 10:03 WIB

SEJUMLAH akun di YouTube ini dan ini, serta di Instagram [arsip] membagikan video berisi klaim pawai kelompok minoritas lesbian, gay, biseksual, transgender, queer (LGBTQ) menari di Ka’bah, di Kota Makkah, Arab Saudi.
Konten itu berisi klip-klip yang memperlihatkan peserta pawai dengan kostum dan bendera pelangi mengelilingi Ka’bah.
Namun, benarkah ada parade kelompok LGBTQ di Ka’bah?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi konten tersebut membandingkan dengan artikel dari situs kredibel, menggunakan alat deteksi kecerdasan buatan, dan mewawancarai peneliti keberagaman.
Video tersebut sebenarnya dihasilkan dengan kecerdasan buatan yang dibuat dan diunggah oleh PixelHELPER lewat akun Instagram dan X pada 19 Mei 2025. Namun, saat ini konten tersebut tak bisa lagi diakses karena mendapatkan protes oleh banyak warganet.
PixelHELPER merupakan kelompok yang didirikan aktivis Jerman Oliver Bienkowski pada 2014. Kelompok ini bertujuan untuk mengadvokasi kebebasan artistik, hak asasi manusia, etnis Yahudi, dan lingkungan. Lewat laman Pixelhelper.org, mereka menjelaskan bahwa karya seni dan beberapa jenis kegiatan digunakan untuk menyuarakan pendapat.
Mereka pernah membuat proyek bernama Ka'bah Pelangi yang digunakan dalam pendidikan untuk mendukung guru membahas topik-topik penting bagi murid-murid seperti homofobia, anti-Semitisme, dan kebencian. Kelompok tersebut juga membuat pameran keliling, mengunjungi sekolah-sekolah, klub-klub dan kemitraan kehidupan demokrasi lokal untuk mencegah anak-anak dari radikalisasi.
Pada 2016, mereka melakukan protes ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Jerman dengan menyorot gedung Kedutaan, sebagaimana berita Deutsche-Welle. Mereka juga pernah membuat tugu memorial Holocaust di Maroko tahun 2019, menurut The Jerusalem Post.
Tempo kemudian menguji benar tidaknya konten tersebut dibuat dengan kecerdasan buatan. Berdasarkan alat AI or Not, benar menunjukkan bahwa konten tersebut kreasi dengan kecerdasan buatan dengan skor 99 persen.
Klip video yang sama namun dari sudut pandang samping, juga mendapat label AI dari Aiornot.com dengan skor 96 persen. Gambar orang-orang pawai dengan kostum warna-warni juga mendapat skor 97 persen menggunakan AI dari AI or NOT.
Kontroversi
Konten tersebut menjadi kontroversi karena mendapat banyak protes dari umat Muslim karena dianggap melecehkan agama. Direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Paramadina, Jakarta, Ihsan Ali-Fauzi, mengatakan konten yang sepenuhnya dibuat menggunakan kecerdasan buatan, bisa memicu misinformasi dan disinformasi.
Meski bertujuan untuk mengadvokasi kelompok minoritas, namun konten semacam itu dapat menyesatkan dan merugikan kelompok LGBTQ. “Dalam HAM dikenal prinsip bahwa kita pada dasarnya bebas melakukan apa saja sampai kebebasan kita berbenturan dengan kebebasan orang lain,” kata Ihsan melalui WhatsApp, Rabu, 4 Juni 2025.
Dia mengatakan, bila ada praktik kampanye penegakan HAM yang sengaja menggunakan konten palsu, justru rentan berbenturan dengan karakteristik HAM itu sendiri.
Hal itu, kata dia, menjadi kontraproduktif pada tujuan kampanye itu sendiri. “Saya khawatir kampanye yang dilakukan PixelHELPER, justru akan merugikan kelompok LGBTQ itu sendiri,” katanya.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan pawai dan simbol LGBTQ yang mengelilingi Ka’bah adalah menyesatkan.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]