Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Video Pisah dari Malaysia, Sabah dan Sarawak Resmi Gabung Dengan Indonesia

Rabu, 3 Agustus 2022 14:06 WIB

Keliru, Video Pisah dari Malaysia, Sabah dan Sarawak Resmi Gabung Dengan Indonesia

Sebuah akun Facebook mengunggah video yang diberi judul Pis4h Dari Mal4ys1a !! Sab4h dan Sar4wak Resm1 Gabvng deng4n Ind0nes1a (Baca: Pisah dari Malaysia, Sabah dan Sarawak Resmi Gabung Dengan Indonesia).

Video ini menarasikan Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tokoh Masyarakat Sabah dan Sarawak menyampaikan memorandum  kepada Federasi Malaysia. Disebutkan, warga  ingin mengadakan referendum terkait keinginan memisahkan wilayah tersebut dari Malaysia.

Tangkapan layar video yang beredar di Facebook tentang lepasnya Sabah dan Sarawak dari Malaysia

Video diunggah tanggal 29 Juni 2022 ini berdurasi 11:17 menit. Sampai tulisan ini dibuat, video tersebut telah disukai 27 ribu, 2,8 ribu komentar, dan disaksikan 1,1 juta pengguna Facebook.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Sabah dan Sarawak sampai saat ini merupakan Negara Bagian dari Federasi Malaysia. Secara administratif, Malaysia memiliki 13 negara bagian, 11 Malaysia Barat, dan 2 di Malaysia Timur. Sabah dan Sarawak terletak di wilayah timur dan barat laut Pulau Kalimantan.

Untuk proses verifikasi narasi video ini, Tempo mula-mula mencari sumber asli fragmen-fragmen video dan foto yang identik. Penelusuran konten asli menggunakan Yandex Image dan Fake News Debunker by InVid. Berita bahasa asing diterjemahkan dengan Google dan Yandex Translate.

Pada dasarnya, video ini merupakan penggabungan potongan gambar dari peristiwa yang berbeda-beda. 

Video 1

Gambar kiri adalah tangkapan video di Facebook. Sedangkan gambar kanan adalah asal video asli dari kanal YouTube resmi Partai Aksi Demokratik.

Berdasarkan pencarian, video pada detik ke 0:25 identik dengan unggahan Ubah TV tanggal 14 Oktober 2019. Ubah TV merupakan kanal YouTube resmi kedua Partai Aksi Demokratik Malaysia (DAP). Unggahan berjudul "Chan Foong Hin - Pemindahan ibu kota Indonesia, bagaimana Sabah & Sarawak mendapat manfaat?"

Video ini merupakan potongan pernyataan Timbalan (baca: Wakil) Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Marzuki Yahya, dalam sidang Dewan Rakyat Malaysia tanggal 14 Oktober 2019.  

Marzuki mengatakan bahwa pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan berdasarkan kepentingan Pemerintah Indonesia. Hal itu tidak akan mempengaruhi penguatan hubungan bilateral antara Malaysia dengan negara tetangga.

Dilansir Sinar Harapan, Marzuki mengatakan sebagai tetangga dekat, Malaysia selalu siap berbagi pengalaman dan keahlian dengan Indonesia jika diperlukan. Sektor pariwisata Malaysia, khususnya di Sabah dan Sarawak, juga diperkirakan akan meningkat signifikan saat Indonesia memindahkan ibukotanya dari Jakarta ke Kalimantan.

Video 2

Gambar kanan adalah sumber asli video pertemuan Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Yakoob, November 2021.

Video pada menit 01:30, berdasarkan pencarian identik dengan tayangan Astro Awani tanggal 9 November 2021. Berita ini terkait kunjungan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob selama tiga hari ke Indonesia atas undangan Presiden Joko Widodo.

Video ini memperlihatkan PM Malaysia disambut Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim. 

Dilansir Tempo, hal ini terkait kunjungan pertama Dato’ Sri Ismail Sabri Yaakob datang ke Indonesia sebagai Perdana Menteri. Ia menggantikan PM Muhyiddin Yassin yang turun jabatan pada 2021. Muhyiddin sendiri menggantikan Mahathir Muhammad, yang pada 2020 lalu juga berkunjung ke Indonesia.

Video 3

Gambar kiri adalah tangkapan layar cuplikan video yang beredar di Facebook. Gambar kanan adalah liputan asli peristiwa unjuk rasa di Kuala Lumpur tahun 2016.

Video pada menit ke 2:29, Tempo menemukan video tersebut identik dengan tayangan CNN Indonesia tanggal 19 November 2016. Tayangan ini berkaitan dengan aksi unjuk rasa yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

Aksi yang dinamakan bersih 5.0 ini, menuntut pemerintah Malaysia atas Pemilu jujur dan adil, pemerintah yang bebas korupsi. Juga menuntut agar Sabah dan Sarawak mendapatkan porsi pembangunan yang sama dengan Semenanjung. Akibat aksi bersih 5.0 ini, sejumlah jalan dan lokasi wisata di Kuala Lumpur ditutup.

Isu Referendum Sabah dan Sarawak

Dilansir The Star, Pejabat Departemen Perdana Menteri Malaysia Datuk Nancy Shukri mengatakan, referendum tentang posisi Sabah dan Sarawak dalam federasi tidak diperlukan karena mayoritas warga Malaysia di kedua negara bagian menginginkan negara yang utuh.

Nancy Shukri mengatakan sebagian besar orang Sabah dan Sarawak menyadari bahwa kedua negara bagian telah diuntungkan dengan menjadi federasi. Kedua negara bagian juga telah diberikan hak khusus. 

Dalam laporan Jabatan Perpaduan Negara Dan Integrasi Nasional  Malaysia berjudul Kajian Tuntutan Sabah & Sarawak Keluar Malaysia (SSKM) Dalam Media Massa menunjukan SSKM merupakan gerakan yang berusaha mempengaruhi publik untuk mengeluarkan Sabah dan Sarawak dari Malaysia. 

SSKM menggunakan Facebook untuk menyuarakan kekecewaan dan ketidaksukaan mereka tentang kedudukan Sabah dan Sarawak dalam Federasi Malaysia. Mereka mengatakan bahwa kedua negara bagian ini tidak mendapat pelayanan (perhatian) yang wajar dari pemerintah pusat.  

Kelompok ini mengungkit kembali keabsahan Perjanjian Malaysia 1963 tentang Singapura yang keluar dari Federasi, sedangkan Sabah dan Sarawak bergabung dalam Federasi Malaysia. 

Dilansir The Malaysian Insight, para aktivis Sarawak pada Oktober 2018 silam mendesak PM Malaysia Dr. Mahathir untuk melaksana referendum pemisahan dari Malaysia. 

Presiden Partai Reform Negeri Sarawak, Lina Soo, mengatakan rakyat Sarawak dan Sabah sudah matang politik, mereka harus menggunakan hak mereka untuk menjadi tuan kepada takdir mereka sendiri.

Lina Soo juga menegaskan bahwa pemerintah harus menjalankan referendum. Yakni dengan membiarkan penduduk Sabah dan Sarawak memilih antara otonomi atau merdeka dari semenanjung Malaysia.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa narasi dan video tentang “Pisah dari Malaysia, Sabah dan Sarawak Resmi Gabung Dengan Indonesia” adalah keliru.

Video tersebut adalah potongan dari video yang berbeda peristiwa. Sabah dan Sarawak sampai saat ini merupakan negara bagian Federasi Malaysia. Usulan Referendum Sabah dan Sarawak sejauh ini merupakan wacana dan isu yang diperbincangkan, namun belum ada keputusan pemerintah Malaysia terkait itu. 

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.