Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Penyakit Cacar Monyet Disebabkan Vaksin Covid-19 Astrazeneca

Senin, 20 Juni 2022 11:11 WIB

Keliru, Penyakit Cacar Monyet Disebabkan Vaksin Covid-19 Astrazeneca

Narasi yang mengaitkan vaksin Astrazeneca menjadi penyebab merebaknya cacar monyet, beredar di Facebook sejak akhir Mei 2022. Salah satu akun mengunggah dokumen vaksin Astrazeneca yang dinilai mengandung simpanze adenovirus. 

Sedangkan foto kedua memuat seorang perempuan membawa poster berisi tulisan, “Did you know there is chimpanzee virus in the Oxford vaccine?”

Pemilik akun itu memberikan narasi:

Apakah kalian ingat persis setahun yang lalu?

Ketika televisi Rusia menerbitkan berita bahwa vaksin AstraZeneca akan mengubah manusia menjadi monyet, karena mengandung adenovirus dari simpanse.

Sekarang untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia, cacar monyet menyebar,,,,?

AstraZeneca mengandung adenovirus simpanse yang telah digandakan dan dilemahkan oleh sel ginjal manusia.

Foto-foto yang diunggah dengan klaim penyakit cacar monyet disebabkan oleh vaksin Covid-19 Astrazeneca

PEMERIKSAAN FAKTA

Cacat monyet tidak disebabkan oleh vaksin astrazeneca. Adenovirus simpanse yang digunakan dalam vaksin Astrazeneca berbeda dari virus cacar yang menyebabkan cacar monyet, dan tidak menyebabkan penyakit seperti cacar.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa cacar monyet (monkeypox) disebabkan oleh virus monkeypox, anggota genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu. Meskipun demikian, kasus yang parah dapat terjadi dengan rasio kasus kematian sekitar 3-6%.

Cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus. Penularan virus cacar monyet melalui satu orang ke orang lain melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, tetesan pernapasan, dan bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur.

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis di Afrika tengah dan barat dan kadang-kadang diekspor ke daerah lain.

Dikutip dari Health Feedback, organisasi nirlaba yang memberikan edukasi soal sains, menjelaskan, vaksin Oxford-AstraZeneca COVID-19 memang menggunakan vektor adenoviral simpanse (ChAdOx1). Namun, adenovirus adalah keluarga virus yang berbeda dari virus cacar yang menyebabkan cacar monyet, dan tidak menyebabkan penyakit seperti cacar. Adenovirus yang digunakan dalam vaksin Oxford-AstraZeneca dapat menyebabkan flu biasa pada simpanse. Vektor adenoviral juga tidak diproduksi pada monyet tetapi pada sel manusia yang ditumbuhkan dalam cawan Petri.

Lebih lanjut, vektor virus yang digunakan dalam vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit, karena mereka dimodifikasi menjadi kekurangan replikasi. Artinya, vektor yang digunakan dalam vaksin Oxford-AstraZeneca tidak dapat berkembang biak dan menginfeksi manusia.

KESIMPULAN

Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menghubungkan penyakit cacar monyet disebabkan oleh vaksin Covid-19 Astrazeneca adalah keliru. Adenovirus simpanse yang digunakan dalam vaksin Astrazeneca berbeda dari virus cacar yang menyebabkan cacar monyet, dan tidak menyebabkan penyakit seperti cacar.

Tim Cek Fakta Tempo

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.