Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyesatkan, Klaim bahwa Tanaman Tapak Dara Menyembuhkan Kanker Tanpa Operasi

Selasa, 25 Juni 2024 13:33 WIB

Menyesatkan, Klaim bahwa Tanaman Tapak Dara Menyembuhkan Kanker Tanpa Operasi

Sebuah akun facebook  mengunggah video pendek atau reels [arsip] dengan keterangan yang menyebutkan tanaman tapak dara berkhasiat menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi.

Keterangan video juga menuliskan “FDA Amerika Serikat menggunakan kandungan kimia daun ini dalam kemoterapi.” Benarkah tanaman tapak dara menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dengan menggunakan sumber terbuka yang kredibel dan wawancara pakar.

Dalam jurnal berjudul “Catharanthus Roseus: A Source of Anticancer Phytomedicines” hasil penelitian Neha Sharma,Ph.D (Biotechnology) dkk,  disebutkan bahwa ekstrak Catharanthus rosesus atau tapak dara Madagaskar dan tapak dara Cape diyakini memiliki khasiat obat dan penyembuhan yang ampuh.  Tanaman ini sudah dimanfaatkan sejak lama dalam pengobatan tradisional.

Sathya Prabhu and V. Devi Rajeswari, peneliti dari Universitas Sains Malaysia dalam jurnal berjudul Catharanthus roseus: The Cancer-Fighting Medicine menyebutkan vinblastine dan vincristine adalah dua alkaloid bioaktif  yang dihasilkan tanaman tapak dara merupakan senyawa kunci dalam pengobatan berbagai jenis kanker.

Ekstrak catharanthus roseus atau tapak dara sudah diperkenalkan sejak 1960. Ekstraknya dijual sebagai vincaleukoblastine atau garam vinblastin sulfat. Obat yang digunakan untuk mengobati kanker hodgkin, kanker testis, sarkoma kaposi dan memiliki efek yang besar pada penghambatan sel atau pembelahan sel.

Dalam jurnal berjudul “A Comprehensive Review on Catharanthus roseus L. (G.) Don: Clinical Pharmacology, Ethnopharmacology and Phytochemistry “ peneliti menemukan sekitar 400 alkaloid dalam tanaman tapak dara. Ada 130 di antaranya adalah alkaloid indol monoterpenoid (MIA), termasuk dua alkaloid dimer sitotoksik yang paling signifikan yaitu vincristine dan vinblastine. Beberapa alkaloid lain yang telah ditemukan adalah deoxyvinblastine, leurocristine, leurosine, leurosidine, pleurosin, roseadine, rosicine, vinacardine, vincolinine, dan vindolicine.

Penelitian ini juga menyebutkan alkaloid vincristine dan vinblastine berfungsi memperlambat pertumbuhan tumor, leukemia, dan limfoma, yang memberikan sifat antikanker. 

Berdasarkan beberapa penelitian in vivo (peneliti di dalam organisme hidup) dan in vitro (peneliti di luar organisme hidup), Vinblastine dan vincristine serta turunannya seperti cathachunine, vinflunine, catharanthine dan vinorelbine ditargetkan untuk melawan leukemia, karsinoma kolorektal, karsinoma urotelial, kanker payudara, kanker paru-paru, dan tumor padat.

Jurnal ini juga menuliskan, alkaloid bisindol seperti vincristine, vinblastin, vinorelbine, dan vindesine telah mendapatkan persetujuan klinis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS sebagai tujuan kemoterapi, penggunaan farmakologis dan farmasi lainnya.

Dilansir Science Direct, dalam penelitian yang dibuat oleh Kareem A. Mosa, Wagner Vendrame, dkk, turunan alkaloid vinca yang diisolasi dari Tapak Dara termasuk vincristine, vinblastine, vinorelbine, vindesine dan vinflunine digunakan dalam kemoterapi untuk menghambat dinamika mikrotubulus dengan mengikat β-tubulin. 

Laman National Library of Medicine menuliskan sejarah vincristine dapat ditelusuri kembali ke awal 1950-an saat para peneliti mulai menyelidiki sifat terapeutik potensial alkaloid vinca. Para peneliti menemukan bahwa vincristine menunjukkan aktivitas anti leukemia untuk leukemia limfoblastik akut (ALL) pada tikus dan anak-anak. Pada bulan Juli 1963, vincristine mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dengan nama dagang Oncovin.

Dilansir laman FDA (Food and Drugs Administration), badan pengawas obat dan makanan Amerika serikat  telah mengeluarkan daftar persetujuan Obat Onkologi Pediatrik yang mengandung vincristine dan vinblastine. 

Ada 6 merek obat yang mengandung vincristine dan dua merek obat yang mengandung vinblastine. Obat-obat ini digunakan untuk mengobati leukemia akut, limfoma ganas, penyakit Hodgkin, erythraemia akut, dan panmyelosis akut. Obat-obat hanya diberikan dan diawasi dokter karena bisa berakibat fatal.

Di Indonesia, berdasarkan daftar obat  dengan komposisi vincristine dan vinblastine yang disetujui peredarannya oleh BPOM, ada 1 merek obat yang mengandung vinblastine dan 8 merek obat yang mengandung vincristine

Pengobatan dan Terapi Kanker 

Kepada Tempo, DR. Dr. Heru wiyono SpPD FINASIM, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya), menjelaskan bahwa ada beberapa pendekatan medis dalam terapi kanker.

“Terapi kanker dapat dilakukan dengan  kemoterapi, operasi, radiasi dan yang terbaru dengan imunoterapi, yaitu dengan menggunakan mekanisme imunitas terhadap sel kanker yang dianggap benda asing,” ujar Heru.

Heru menjelaskan bahwa kemoterapi merupakan terapi kanker dengan memberikan berbagai obat-obatan untuk membunuh sel kanker. “Salah satu obat kemoterapi adalah vincristine dan vinblastine. Senyawa ini bekerja di proses mitosis dan menyebabkan pertumbuhan kanker terhambat,” lanjutnya.

Namun karena kanker itu beragam dan memiliki kepekaan yang berbeda, tidak semua penderita melakukan kemoterapi, namun kadang harus dibantu dengan radiasi dan operasi.  

“Jika kanker itu sudah besar sekali dan menekan jaringan sekitarnya, sehingga pembuluh darah tersumbat, penderita sakit kepala berat karena otak terdesak, usus terbuntu, tindakan operasi dapat dilakukan pada penderita,” kata Heru.

Terkait vinkristin dan vinblastin dari yang berasal dari senyawa vindolin tumbuhan tapak dara, kadarnya tidak banyak sehingga harus dilakukan proses ekstraksi. Vindolin di alam memiliki variasi besar, sehingga kemungkinan efek samping dan dosis yang dibutuhkan tidak dapat diketahui dengan pasti.

Apabila masyarakat berkeinginan menggunakan tanaman tapak dara untuk mengobati penyakit kanker yang dideritanya, amat sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga atau dokter pelayanan primer. “Ini untuk menghindari resiko kemungkinan terjadinya kelebihan dosis dan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan,” tegasnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim tanaman Tapak Dara dapat menyembuhkan kanker tanpa operasi dan kemoterapi adalah menyesatkan.

FDA tidak menyetujui catharanthus roseus atau Tanaman Tapak Dara sebagai obat anti kanker. Namun alkaloid bioaktif yaitu vincristine dan vinblastine yang terkandung dalam tanaman tersebut digunakan sebagai senyawa kunci dalam obat-obat kanker. 

Penelitian tentang vincristine dan vinblastine dimulai sejak 1950-an, dan pada bulan Juli 1963, vincristine mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dengan nama dagang Oncovin. Namun penggunaan obat dalam terapi kanker, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menghindari resiko kemungkinan terjadinya kelebihan dosis dan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]