Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Putin Marah karena Kapal Pertamina Indonesia yang Membawa Minyak dari Rusia Dijarah Denmark

Kamis, 7 April 2022 10:42 WIB

Keliru, Klaim Putin Marah karena Kapal Pertamina Indonesia yang Membawa Minyak dari Rusia Dijarah Denmark

Sebuah video berdurasi 29 detik yang memperlihatkan sejumlah aktivis lingkungan Greenpeace mencegat kapal tanker Pertamina Prime beredar di media sosial. Video yang memuat cuplikan Presiden Putin itu dibagikan dengan narasi bahwa Kapal Pertamina Indonesia dijarah oleh Denmark.

Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 5 April 2022. Berikut narasi lengkap dalam video tersebut:

“Akhirnya Putin mendengar berita kapal Pertamina Indonesia dijarah oleh Denmark. Mengapa engkau berani jarah kapal adikku Pertamina Indonesia kau cari masalah denganku. Lihat negaramu tak aman. Kau sudah berani ambil minyakku yang kuberikan ke adikku pertamina Indonesia.”

Klaim ini beredar di tengah terjadinya konflik antara Rusia dan Ukraina.

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah dibagikan sebanyak 763 kali dan mendapat lebih dari 1.600 kali. Apa benar kapal Pertamina Indonesia yang membawa minyak dari Rusia dijarah Denmark?

Tangkapan layar unggahan video yang diklaim Kapal Pertamina Indonesia yang Membawa Minyak dari Rusia Dijarah Denmark

PEMERIKSAAN FAKTA

Kapal Pertamina Prime dalam video tersebut bukan dijarah pihak Denmark, melainkan dicegat aktivis lingkungan Greenpeace pada 31 Maret 2022. Kapal Pertamina Prime mengangkut minyak yang dikumpulkan dari sejumlah kapal di lepas pantai Denmark dengan destinasi Cina.

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.

Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Inside Edition pada 31 Maret 2022 dengan judul, “Greenpeace Activists Block Tankers to Stop Oil Exchange.”

Aksi itu digambarkan sebagai pertarungan David dan Goliath yang sebenarnya ketika para pencinta lingkungan di kayak mencoba menghalangi sebuah kapal tanker untuk mentransfer minyak ke kapal tanker lain.

Aktivis Greenpeace menempatkan diri mereka di antara dua kapal di perairan lepas pantai Denmark dalam upaya untuk menghentikan pertukaran, yang mereka klaim membantu mendanai invasi Rusia ke Ukraina. Sejak pasukan Rusia menginvasi negara berdaulat pada akhir Februari, banyak negara telah memberlakukan sanksi.

Video serupa juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal resmi Harian Kompas pada 6 April 2022 dengan judul, “Kapal Tanker Pertamina Dicegat Greenpeace Denmark.

Menurut harin Kompas, Pemerintah masih memantau kondisi pasca pencegatan kapal tanker Pertamina oleh aktivis lingkungan Greenpeace. Pencegatan kapal tanker di lepas pantai Denmark itu terjadi 31/3/2022. Di antara sejumlah kapal yang dicegat, Satu di antaranya adalah kapal tanker Pertamina Prime yang hendak bertolak ke China setelah transfer minyak selesai.

Selusin aktivis Greenpeace dengan kayak dan berenang di air memblokir pengiriman minyak Rusia antara dua kapal tanker di lepas pantai Denmark pada Kamis, kata organisasi lingkungan itu.

Greenpeace mengorganisir aksi untuk menyerukan larangan impor bahan bakar fosil dari Rusia, menyusul invasi ke Ukraina.

“Pada pukul 11 ​​pagi, para aktivis memulai blokade supertanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain Seaoath mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak,” kata juru bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager kepada AFP, dilansir dari media lokal Denmark, The Local.dk pada 1 April 2022.

Greenpeace Denmark mencuit di akun twitter @greenpeacedk pada Jumat 1 April 2022 pagi bahwa para aktivis sekarang sedang dipindahkan dari daerah itu oleh Polisi Jutlandia Utara.

“Polisi sekarang mengeluarkan aktivis dari supertank setelah hampir sehari memblokir minyak Rusia! Aktivis menahan blokade selama hampir satu hari dan mencegah beberapa upaya memuat ulang. Sekarang kita tunggu larangan #dkpol!!.”

Dilansir dari kantor berita Reuters, Di kayak dan perahu rhib, para aktivis menempatkan diri di antara kapal tanker minyak Seaoath dan Pertamina Prime di dekat Frederikshavn, Denmark, mencegah transfer minyak dari kapal ke kapal.

Seaoath telah tiba dari Rusia membawa 100.000 ton minyak mentah Ural dan berusaha untuk mentransfer minyak ke kapal tanker Pertamina Prime yang lebih besar, menurut data pelacakan kapal Greenpeace dan Refinitiv.

Sumber perdagangan dan pengiriman mengatakan Trafigura telah menyewa Seaoath yang memuat minyak mentah Rusia. Trafigura menolak untuk mengomentari pengiriman spesifik tersebut tetapi mengatakan pihaknya mengutuk perang di Ukraina. Trafigura mengatakan tidak melakukan bisnis minyak dan gas baru di Rusia tetapi terus mematuhi kontrak yang ada yang disepakati sebelum invasi.

Greenpeace mengatakan telah melacak 299 kapal tanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak dimulainya apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina pada 24 Februari. Dari jumlah itu, 132 menuju ke Eropa, katanya.

"Sangat memalukan bahwa kami terus mendanai perang dengan membeli bahan bakar fosil Rusia. Ini terjadi di Denmark. Mereka seharusnya tidak diizinkan berada di sini," kata Martner. ""Kami akan tinggal sampai politisi bertindak."

Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker, akan berlayar ke China setelah transfer minyak selesai, menurut salah satu pialang kapal.

Dilansir dari situs berita CNBC Indonesia, kapal tanker minyak milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang sempat dicegat aktivis Greenpeace di lepas pantai Denmark pada Kamis pekan lalu (31/03/2022) ternyata bukan lah membawa minyak Pertamina ke Indonesia.

Minyak yang dibawa tanker tersebut dikabarkan milik perusahaan trader Trafigura, seperti dikutip dari sejumlah sumber dari industri perkapalan dan trader Reuters.

Perlu diketahui, ada dua kapal tanker minyak yang sempat dicegat aktivis Greenpeace, yakni Seaoath dan Pertamina Prime. Keduanya dihadang karena hendak melakukan transfer minyak sebesar 100 ribu ton minyak dari Rusia.

Seaoath merupakan tanker yang telah tiba dari Rusia membawa 100 ribu ton minyak mentah Ural dan berusaha untuk mentransfer minyak ke kapal tanker Pertamina Prime yang lebih besar, menurut data pelacakan kapal Greenpeace dan Refinitiv.

Adapun Pertamina Prime, yang mengumpulkan minyak mentah dari beberapa kapal tanker, akan berlayar dari Denmark ke China setelah transfer minyak selesai, menurut salah satu pialang kapal.

Dengan demikian, Pertamina Prime berlayar langsung dari Denmark ke China, bukan dari Rusia dan mengumpulkan minyak dari beberapa tanker.

Sumber CNBC Indonesia pun mengungkapkan bahwa minyak yang dibawa tanker Pertamina Prime tersebut bukan lah untuk dibawa ke Indonesia, melainkan untuk destinasi China.

Sehari setelah dicegat Greenpeace, tanker Pertamina tersebut juga sudah kembali berlayar ke China.

"Kapal Pertamina Prime sudah berlayar kembali dari Denmark ke China," ungkap sumber CNBC Indonesia, Senin (04/04/2022).

Kapal Pertamina Prime adalah kapal kedua PT Pertamina International Shipping yang pembangunannya dimulai sejak 2019. Kapal ini merupakan kapal single screw driven single deck type crude oil tanker dengan panjang 330 meter dan draft 21.55 meter.

Klaim Putin Marah Karena Kapal Pertamina Dijarah

Pidato Putin dalam video tersebut sama sekali tidak terkait dengan boikot aktivis lingkungan Greenpease terhadap Pertamina Prime, melainkan tuduhan terhadap barat yang disebutnya berupaya mengcancel Rusia. 

Video identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal terverifikasi Bloomberg Politics pada 26 Maret 2022 dengan judul, “Putin Says the West Is Trying to Cancel Russian Culture.”

Video pidato Putin tersebut diberi keterangan bahwa  Presiden Vladimir Putin menuduh Barat berusaha mengcancel Rusia dan rakyat Rusia.

Kanal Youtube Al Jazeera English juga memuat video tersebut pada 26 Maret 2022 dengan judul, “Putin says West trying to ‘cancel’ Russian culture.”

Aljazeera menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat berusaha membatalkan budaya bangsanya. Putin mengkritik organisasi yang memboikot seniman Rusia, atas invasi ke Ukraina.

Vladimir Putin menuduh barat melakukan diskriminasi terhadap budaya Rusia, membandingkan perlakuan terhadap tokoh budaya Rusia dengan perlakuan penulis Harry Potter JK Rowling yang "dibatalkan".

Pada pertemuan yang disiarkan televisi pada hari Jumat dengan tokoh budaya terkemuka, Putin mengatakan barat sedang "berusaha untuk mengcancel budaya 1.000 tahun, orang-orang kami", mengutip pembatalan acara yang melibatkan seniman Rusia sebagai protes atas invasi ke Ukraina.

“Mereka sekarang terlibat dalam budaya pembatalan, bahkan menghapus Tchaikovsky, Shostakovich, dan Rachmaninov dari poster. Penulis dan buku Rusia sekarang dicancel,” kata Putin, seperti dilansir The Guardian pada 25 Maret 2022.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Presiden Putin marah karena kapal Pertamina Indonesia yang membawa minyak dari Rusia dijarah Denmark, keliru. Kapal Pertamina Prime dalam video tersebut bukan dijarah pihak Denmark, melainkan dicegat aktivis lingkungan Greenpeace pada 31 Maret 2022 sebagai bagian dari protes mereka atas invasi Rusia terhadap Ukraina. Kapal Pertamina Prime mengangkut minyak yang dikumpulkan dari sejumlah kapal di lepas pantai Denmark dengan destinasi Cina.

Pidato Putin dalam video tersebut sama sekali tidak terkait dengan boikot aktivis lingkungan Greenpeace terhadap Pertamina Prime, melainkan tuduhan terhadap barat yang disebutnya berupaya mengcancel Rusia. 

 

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan jaringan Cek Fakta yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) sedang melaksanakan riset penulisan Cek Fakta bekerjasama dengan tim akademisi dari Universitas Media Nusantara. Riset ini dilakukan dengan, salah satunya, mengadakan survei.

Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang akurat serta input dari publik terkait dengan produk Cek Fakta, dari aspek format dan model distribusi. Hasil survei ini akan digunakan sebagai masukan perbaikan produk Cek Fakta agar publik membaca produk-produk cek fakta yang dihasilkan media jaringan Cek Fakta sebagai referensi melawan dis/misinformasi yang beredar di masyarakat.

Anda bisa berpartisipasi dengan mengisi survei di tautan berikut: Survei CekFakta