Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keliru, Klaim Video Manusia Tertua Berusia 200 Tahun Masih Hidup

Selasa, 10 Agustus 2021 21:36 WIB

Keliru, Klaim Video Manusia Tertua Berusia 200 Tahun Masih Hidup

Sebuah video memperlihatkan seorang pria lanjut usia yang tinggal di rumah sederhana beredar di media sosial. Di Facebook video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa manusia tertua berusia 200 tahun masih hidup.

Video tersebut diunggah akun ini pada 14 Desember 2020. Akun ini pun menuliskan narasi, “Manusia Tertua 200 Tahun Ternyata Masih Hidup Mbah Harjo Suwito.”

Dalam Video tersebut tampak seorang pria lanjut usia tinggal bersama dua orang wanita. Pria tersebut disebutkan bernama Mbah Harjo Suwito dan diklaim telah berusia 200 tahun.

Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat lebih dari 3 ribukomentar dan disaksikan lebih dari 4 ribu kali.

Apa benar manusia tertua berusia 200 tahun masih hidup?

Tangkapan layar klaim video manusia tertua berusia 200 tahun yang masih hidup

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya Mbah Harjo Suwito yang diklaim sebagai manusia tertua telah meninggal pada 2019.

Video yang identik dengan video di atas pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Baper tv pada 13 Maret 2019 dengan judul, “Manusia Tertua 200 Tahun ternyata Masih Hidup | Mbah Harjo Suwito.”

Menurut kanal Baper tv, Mbah Harjo Suwito disebut sebagai manusia terlangka di dunia. Usianya diprediksi sekitaran 200 tahun ke atas. Pria dengan nama panggilan Harjo Gentelot ini tinggal dikawasan Hutan dan memerlukan perjalanan panjang menemukanya. Ia tinggal bersama istri dan anak anaknya dari Istri terakhir. Mbah Harjo diketahui mempunyai 6 hingga 8 istri. Namun, sebagian besar sudah tiada, tinggal istri terakhir.

Video prosesi pemakaman Mbah Harjo pun pernah diunggah ke Youtube oleh kanal NGURI-NGURI ADAT LAN BUDOYO LELUHUR pada 25 Mei 2019 dengan judul, “Proses Pemakaman Eyang Harjo Gentilut atau Mbah Harjo Suwito atau Mbah Petrok.

Sementara video yang memperlihatkan makam Mbah Harjo pernah diunggah ke Youtube oleh kanal BONGKOTAN PRING pada 27 April 2020 dengan judul, “MBAH HARJO GENTELOT TUNGGAL GURU SEPIRITUAL BUNG KARNO.”

Menurut kanal tersebut, Mbah Harjo Suwito atau Mbah Harjo Gentelot bertempat tinggal di desa gadungan, dusun Suko Mulyo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

Mbah Harjo diklaim wafat pada umur 250 tahun. Semasa hidup Mbah Harjo juga diklaim pernah menjadi pejuang Pembela Tanah Air (PETA) serta guru sepiritual presiden RI pertama Ir Soekarno. Banyak situs-situs kerajaan yang di temukan mbah Harjo salah satunya yakni situs Candi Wringin Branjang.

Dilansir dari Kompas.com, ditemui Minggu, 14 Januari 2018 pukul 09.00 WIB, ia sedang duduk di rumah sederhana dengan ukuran 3 x 4 meter. Dinding rumahnya berasal dari bambu (gedek), tetapi sebagian belum dianyam dan cukup dipaku. Atapnya terbuat dari alang-alang bercampur jerami.

"Sejak saya tinggal di sini (1990-an), ya ini rumah saya. Ini saya tempati dengan anak perempuan saya," tutur Mbah Arjo. Saat itu ia bicaranya masih lancar, tetapi mengatakan sudah setahun kesulitan jalan.

Sejak tak bisa jalan itu, ia tak bisa beraktivitas apa pun. Meski hidup di tengah hutan, ia mengaku tak kesulitan air bersih atau kebutuhan makan lainnya. Di dekat tempat tinggalnya ada sungai dengan air yang cukup jernih.

Untuk makanan, ia mengandalkan sayur yang ditanam sendiri, seperti daun singkong dan bayam. Untuk beras, ia mengatakan mendapat jatah beras raskin dari pemerintah.

"Kalau enggak dapat jatah beras, ya saya sudah biasa cukup minum air putih saja," katanya. Ditanya usianya berapa? Mbah Arjo mengaku sudah 200 tahun. Soal tahun kelahirannya, ia mengaku lupa dan hanya ingat harinya, yaitu Selasa Kliwon (pada subuh). Ia kelahiran Desa Gadungan yang berjarak sekitar 8 kilometer dari tempatnya sekarang ini.

"Kalau dikait-kaitkan dengan peristiwa zaman dulu soal masa kecil saya, ya saya sudah lupa. Namun, ketika zaman penjajah Jepang, saya sudah beristri yang keenam. Sebab, kelima istri saya itu meninggal dunia sehingga saya menikah lagi dan dapat istri orang Ponorogo, namanya Suminem. Ia meninggal dunia ketika Indonesia merdeka," paparnya.

Widodo, Kades Gadungan, menuturkan sebelum tinggal di kompleks Candi Wringi Branjang, Mbah Arjo tinggal di desanya. Namun, sejak menemukan candi itu, ia memilih tinggal di situ dan mendirikan gubuk.

"Data di kependudukan desa kami, Mbah Arjo tercatat kelahiran Desa Gadungan pada 19 Januari 1825. Data pendukungnya, ya enggak ada. Cuma, kakek saya Mbah Mawiro Pradio yang kelahiran 1918 saja, memangil Mbah Arjo itu kakek. Berarti bisa dibayangkan, kalau Mbah Arjo sudah sangat tua. Mbah saya itu baru meninggal tahun 1990," ungkap Widodo yang usianya baru 48.

Saat ditemui, Mbah Harjo mengaku tidak tahu pasti tahun kelahirannya. Yang dia ingat hanya lahirnya hari Selasa kliwon. Dia juga mengetahui tentang Gunung Kelud yang meletus sebanyak enam kali. dari tahun 1901, disusul pada 1918, 1951, 1965, 1990, dan terakhir 2014.

Saat tentara Jepang menjajah Indonesia pertama kali, dia mengaku sudah tua dan mempunyai istri enam serta mempunyai banyak anak. “Saya sudah mengetahui Gunung Kelud meletus sebanyak enam kali. Dibandingkan sama Pak Karno (Presiden Pertama Indonesia Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1901), lebih tua saya,” kata Mbah Harjo berbahasa Jawa saat ditemui tim INews Jatim di rumahnya, Jumat, 2 Maret 2018.

Sementara Kepala Desa Gadungan Widodo mengatakan, sesuai dengan data yang tercantum di pihaknya, Mbah Harjo baru lahir pada 1 Juli 1925. Namun, dia tidak yakin dengan data atau dokumen tersebut. Sebab, jika dibandingkan, Mbah Harjo lebih tua dari kakeknya yang lahir pada tahun 1918. Dia memperkirakan Mbah Harjo Gentelot lahir pada tahun 1800-an.

“Berdasarkan data-data riwayat orang tua di sana, yang seangkatan atau sebaya Mbah Harjo itu rata-rata sudah meninggal dan kelahirannya sekitar tahun 1900-an. Seperti mbah saya yang usianya kelahiran 1918 manggil Mbah Harjo itu kang. Berarti kan masih tuaan Mbah Harjo,” kata Widodo.

Saat ini, dari enam istri Mbah Harjo Gentelot, hanya tersisa satu, yakni istri yang terakhir. Sementara lima istri lainnya sudah meninggal. Terkait usia Mbah Harjo Gentelot yang disebut-sebut berusia 200 tahun, saat ini belum ada yang bisa memastikannya.

Warga Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur berduka, Rabu, 22 Mei 2019 siang. Harjo Suwito atau akrab disapa Harjo Gentolet atau Mbah Harjo yang berusia kurang lebih 200 tahun tersebut meninggal dunia.

Kabar meninggalnya pria yang keseharinya berprofesi sebagai juru kunci tersebut viral di media sosial. Mbah Harjo meninggal karena sakit seiring mengingat usianya yang sudah lanjut. Namun hingga kini belum ada yang mengetahui secara pasti usia Mbah Harjo Suwito.

"Memang usianya untuk beliaunya sendiri, tidak hafal tahun lahirnya. Cuman perkiraan kan hampir dua abad. Pokoknya seratus lebih lah, mungkin hampir 200 tahun informasinya seperti itu," tutur Iptu M Burhanudin Kasubag Humas Polres Blitar Jawa Timur dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu, 22 Mei 2019 malam.

Mbah Harjo Suwito sempat mengeluh sakit. Pihak dari Pemerintah Daerah, melalui perangkat desa mau pun tingkat Kecamatan serta Kapolsek berusaha menawarkan untuk diperiksa dibawa ke rumah sakit.

Namun Mbah Harjo awalnya menolak. Sehingga pihak desa harus mendatangkan dokter puskesmas untuk dibawa ke rumahnya.

Diperkirakan kondisi kesehatan Mbah Harjo tak kunjung membaik. Setelah dibujuk, akhirnya Mbah Harjo bersedia dibawa berobat ke Rumah Sakit Wilingi. Tidak berselang lama, Mbah Harjo menghembuskan nafas terakhirnya.

"Kemarin memang sakit, setelah itu dari Pemerintah, dari Kecamatan dari pihak Kapolsek berusaha membantu beliau untuk dibawah Ke Rumah Sakit, awalnya tidak mau. Akhirnya dokter yang harus dibawah ke rumahnya," kata Iptu M Baharudin.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa Mbah Harjo Suwito manusia tertua berusia 200 tahun masih hidup, keliru. Mbah Harjo Suwito atau Eyang Harjo Gentilut atau Mbah Petrok meninggal dunia pada Rabu, 22 Mei 2019 siang. Banyak spekulasi tentang usia Mbah Harjo Suwito. Mbah Harjo sendiri mengaku tidak tahu pasti tahun kelahirannya. Data kependudukan Desa Gadungan menyebut Mbah Arjo lahir pada 19 Januari 1825. Berdasarkan data tersebut, Mbah Harjo yang meninggal dunia pada 2019, berusia 193 tahun.

TIM CEK FAKTA TEMPO