Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Koran Ini Terbitkan Berita Berjudul Sudah Jadi Tabiat PKI Memutarbalikkan Fakta?

Jumat, 2 Oktober 2020 18:26 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Koran Ini Terbitkan Berita Berjudul Sudah Jadi Tabiat PKI Memutarbalikkan Fakta?

Sebuah foto surat kabar yang memuat berita berjudul "Sudah Jadi Tabiat PKI Memutar Balikkan Fakta" beredar di Twitter. Dalam koran itu, terdapat pula foto tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipa Nusantara Aidit. Namun, dalam koran tersebut, hanya judul itu yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Tulisan lainnya berbahasa Inggris.

Akun yang membagikan foto surat kabar itu adalah akun @MayaFarrell21, tepatnya pada 30 September 2020. Akun tersebut menulis, "Ini pasti sejarawan dr pihak PKI." Cuitan ini mengomentari unggahan akun milik media CNN Indonesia yang berisi tautan berita yang berjudul "Sejarawan: PKI Dukung Pancasila, Partai-partai Islam Tidak".

Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @MayaFarrell21 yang mengomentari cuitan akun milik CNN Indonesia.

Apa benar koran dalam foto di atas menerbitkan berita yang berjudul “Sudah Jadi Tabiat PKI Memutar Balikkan Fakta”?

PEMERIKSAAN FAKTA

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memeriksa komentar dari akun Twitter lain terhadap unggahan akun @MayaFarrell21 tersebut. Salah satu akun, @indrabayuf_, membalas dengan mengunggah dua foto surat kabar yang memiliki kesamaan tata letak dengan foto surat kabar dalam unggahan akun @MayaFarrell21, namun dengan judul berita serta gambar yang berbeda.

Akun @indrabayuf_ menulis, "Korannya mirip.” Akun @adityaarfan_ pun membalas cuitan akun @indrabayuf_ tersebut, “Rotinya jg sama. Kok bisa gt ya.” Sementara sejumlah akun lain mempertanyakan judul berita tersebut yang berbahasa Indonesia, padahal isi beritanya berbahasa Inggris.

Berbekal petunjuk ini, Tempo menelusuri jejak digital foto surat kabar itu dengan reverse image tool Source, Google, dan Yandex. Hasilnya, juga ditemukan foto koran dengan tata letak yang sama, namun dengan judul berita serta gambar yang berbeda. Rupanya, foto koran itu merupakan template yang kerap digunakan untuk membuat meme. Template ini bisa ditemukan di sejumlah situs, salah satunya Photofunia.com.

Situs Exeterskatingclub.ca juga pernah memakai template itu dalam foto di artikenya pada 12 November 2012 yang berjudul "Skate Canada WO Section Championships". Foto tersebut diberi keterangan “Exeter SC competitive-level skaters made us proud at the Skate Canada Western Ontario Championships (Sectionals).

Adapun foto tokoh PKI DN Aidit dalam foto surat kabar yang diunggah oleh akun @MayaFarell21 pernah dimuat situs Sejarahjakarta.com pada 9 September 2020 dalam artikelnya yang berjudul "Aidit di Malam 30 September 1965". Foto itu diberi keterangan sebagai berikut: "Aidit berbicara di depan massa dalam program Turba PKI, 1965."

Berita CNN Indonesia

Berita yang berjudul “Sejarawan: PKI Dukung Pancasila, Partai-partai Islam Tidak” memang pernah dimuat oleh CNN Indonesia, yakni pada 30 September 2020. Berita ini berisi pernyataan sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam bahwa PKI mendukung Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam Sidang Konstituante 1957.

Asvi menjelaskan agenda sidang Konstituante kala itu adalah merancang Undang-Undang Dasar yang definitif, termasuk di dalamnya penentuan dasar negara Indonesia. Penentuan dilakukan melalui voting. Dalam momen itu, kata Asvi, sejumlah partai seperti PNI, PKI, dan lainnya memilih Pancasila sebagai dasar negara. Sementara partai-partai berasaskan Islam memiliki pilihan yang berbeda.

"Saya tidak ingin ini jadi kehebohan baru lagi. PKI dalam Sidang Konstituante 1957 menetapkan dasar negara memang mendukung Pancasila, sementara partai-partai Islam memilih Islam sebagai dasar negara," kata Asvi kepada CNN Indonesia pada 30 September 2020.

Meski demikian, Sidang Konstituante berakhir buntu dan gagal menghasilkan keputusan karena voting tidak memenuhi kuorum. Konstituante akhirnya dibubarkan Presiden Sukarno melalui Dekrit 5 Juli 1959, sekaligus menandai kembali berlakunya UUD 1945 dengan dasar negara Pancasila. "Tidak ada pihak yang mendapat jumlah suara dua pertiga dari keseluruhan," kata Asvi.

Senada dengan Asvi, sejarawan Satriono Priyo Utomo juga menyatakan bahwa PKI memang mendukung Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dalam Sidang Konstituante 1957. Penulis buku "Politik Dipa Nusantara" ini menjelaskan PKI mendukung dasar negara Pancasila sebagai strategi politik DN Aidit mendekati Sukarno dan sebagai langkah suksesi konsep Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom).

"Jadi, representasi dari politik kompromistis yang kemudian dijalankan PKI, DN Aidit khususnya, bicara grand design dari kampanye politiknya Bung Karno soal Nasakom," kata Satrio.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, koran dalam foto di atas tidak menerbitkan berita yang berjudul “Sudah Jadi Tabiat PKI Memutar Balikkan Fakta”. Foto tersebut merupakan hasil suntingan. Foto koran itu merupakan template yang kerap digunakan untuk membuat meme.

ZAINAL ISHAQ

Catatan redaksi: Artikel ini diubah di bagian pemeriksaan fakta untuk menambahkan sumber pada 2 September 2020 pukul 20.00 WIB. Redaksi mohon maaf.

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id