Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Keraton Jogjakarta Menolak Kedatangan Jokowi dan Megawati, Benarkah?

Kamis, 4 April 2019 08:15 WIB

[Fakta atau Hoaks] Keraton Jogjakarta Menolak Kedatangan Jokowi dan Megawati, Benarkah?

Video yang diunggah akun Indonesia Watch viral di media sosial. Video tersebut berisi konten yang menginformasikan alasan penolakan keraton Jogja atas kunjungan Jokowi dan Megawati, Sabtu 23 Maret 2019.

Halaman Indonesia Watch di Facebook mengunggah video yang berisi potongan-potongan video lain yang ditambahi narasi voice over.

Sejak diunggah ke Facebook, Video berdurasi 5 menit 12 detik tersebut telah dibagikan lebih dari 8.000 kali dan mendapat 4.700 komentar. Video unggahan Indonesia Watch itu merupakan gabungan dari potongan video dengan peristiwa berbeda.

Bagian pertama dari video tersebut memperlihatkan kedatangan Megawati ke Keraton Jogja. Selanjutnya memperlihatkan potongan video saat Jokowi menghadiri deklarasi alumni Jogja satukan Indonesia. Sementara bagian lainnya memperlihatkan video Sultan Jogja saat diwawancara wartawan.

Akun Indonesia Watch memberi keterangan pada unggahannya:

“Benarkah Keraton Jogja Menolak Jokowi Megawati?”

 

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tempo, video unggahan akun Indonesia Watch itu bersumber dari YouTube yang diunggah oleh kanal WARTA NKRI. WARTA NKRI menuliskan keterangan pada video tersebut bahwa karena membawa aura negatif, Keraton Jogja menolak kedatangan Jokowi dan Megawati.

Dari menit awal video tersebut telah dilakukan penambahan audio berupa voice over dan musik latar. Kecuali, bagian saat Jokowi berpidato pada kegiatan deklarasi dukungan alumni Jogja satukan Indonesia.

Pidato Jokowi sendiri berisi pernyataannya untuk melawan hoaks yang menyerang dirinya. Pernyataan Jokowi itulah yang kemudian diklaim sebagai alasan pihak Keraton Jogja menolak kadatangannya.

Untuk menguatkan klaim itu, narasi dalam video juga mengutip pernyataan salah seorang narasumber bernama Muda Saleh. Muda Saleh disebut sebagai analis sosial Universitas Bung Karno. Narasi itu sendiri merupakan kutipan dari media siber RMOL.co.

Pada hari yang sama, sejumlah media siber telah mewartakan perihal kedatangan Jokowi dan Megawati di Keraton Jogja. Namun tak satupun yang menginformasikan perihal penolakan pihak keraton Jogja.

Laman Tirto.id menurunkan laporan yang menyebutkan bahwa kedatangan Jokowi maupun Megawati diterima oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Bendara Raden Mas Herjuno Darpito. Pertemuan tersebut disebutkan membahas hal-hal strategis tentang bangsa dan negara.

Pun demikian dengan laman Suara.com. Laman tersebut mengutip pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, yang menjelaskan maksud pertemuan yang digelar secara tertutup itu. 

 

KESIMPULAN

Berdasarkan sumber yang ada, pernyataan ini menggunakan fakta dan data yang benar, namun cara penyampaian atau kesimpulannya keliru serta mengarahkan ke tafsir yang salah.

 

ZAINAL ISHAQ