Keliru, Kolase Video Tentara-Tentara Cina Berdatangan
Senin, 4 November 2024 16:46 WIB
Sejumlah video beredar di Facebook [arsip, arsip, arsip], ini, ini, ini, dan ini, yang diklaim memperlihatkan tentara-tentara Cina yang didatangkan ke Indonesia jelang kerusuhan karena sengketa Pemilu RI 2024.
Video-video itu memperlihatkan sejumlah pria yang duduk di tempat mirip ruang tunggu bandara yang diklaim sebagai tentara-tentara Cina yang menyamar sebagai tenaga kerja asing (TKA) dan baru datang ke Indonesia. Disebutkan bahwa Pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) mengetahui akan ada kerusuhan di Indonesia setelah Pemilu 2024 karena kegagalan anaknya Jokowi yang jadi cawapresnya Prabowo. Narasi yang beredar mengatakan pasukan itu akan dikerahkan untuk menguasai Indonesia dalam momen kerusuhan setelah Pemilu 2024 itu.
Namun, benarkah video-video tersebut memperlihatkan tentara-tentara Cina yang didatangkan untuk menguasai Indonesia dalam momen kerusuhan sengketa hasil Pemilu 2024?
PEMERIKSAAN FAKTA
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video dan klaim di dalam konten itu tidak akurat. Calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dikatakan kalah dalam Pilpres 2024 sehingga muncul kerusuhan, padahal keduanya memenangi Pilpres 2024 dan telah dilantik pada 20 Oktober lalu. Tidak ada kerusuhan dalam persidangan sengketa Pemilu yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi lalu.
Ekonom dari Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira pernah mengatakan kepada Tempo, porsi kerjasama ekonomi antara Cina dan Indonesia memang perlu diwaspadai terutama yang bernilai sangat besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.
Namun tidak ada tanda-tanda Cina hendak menjajah Indonesia sebagaimana yang dilakukan Belanda dan Jepang pada Indonesia pada zaman kolonialisme atau sebelum Indonesia merdeka.
“Kalau (tudingan yang) konteksnya menjajah secara sosial-budaya masih jauh, kalau soal ekonomi perlu kewaspadaan,” kata Bhima.
Hasil verifikasi terhadap dua video di bawah ini juga bukan tentara Cina yang menyamar sebagai tenaga kerja asing.
Video lain yang memperlihatkan sejumlah pria duduk di ruang tunggu Bandara Internasional Soekarno-Hatta, juga telah diperiksa Tempo. Narasi yang mengatakan video itu memperlihatkan tentara Cina yang diangkut secara besar-besaran ke Indonesia adalah klaim keliru.
Narasi yang beredar menyatakan mereka berada di terminal kedatangan, karena baru datang dari Cina. Padahal, orang-orang itu sedang duduk di terminal keberangkatan, tepatnya di Terminal 3 keberangkatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Video lainnya dalam konten yang beredar memperlihatkan Presiden RI ke-7, Joko Widodo alias Jokowi, dan Presiden Cina Xi Jinping, dalam sebuah pertemuan. Dikatakan dalam pertemuan itu Jokowi sempat memanggil Jinping dengan sebutan kayak besar dan memberikan ucapan selamat kepada Jinping yang telah terpilih kembali sebagai Sekjen Partai Komunis Cina.
Video yang sama diunggah saluran YouTube Harian Kompas tanggal 16 November 2022. Dilaporkan bahwa video itu menampilkan pertemuan antar dua negara atau bilateral antara Presiden Indonesia dan Cina, setelah perhelatan pertemuan G-20 2022, di Nusa Dua, Bali.
Dilansir Detik.com, Jokowi memang mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Jinping untuk ketiga kalinya, menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Cina yang berkuasa atas pemerintahan negeri tersebut. Dia juga sekali menyebut Jinping sebagai kayak besar.
Namun agenda pertemuan tersebut sesungguhnya tidak fokus membahas Partai Komunis Cina, melainkan membicarakan kerjasama antar dua negara. Mereka juga sempat menonton percobaan pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung, secara daring.
Selain itu, Pemilu 2024 di Indonesia telah berlangsung tanpa adanya ancaman kerusuhan besar. Prabowo dan Gibran terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia, yang kemudian dilantik pada Minggu, 20 Oktober 2024.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video-video yang beredar memperlihatkan tentara Cina yang didatangkan ke Indonesia jelang kerusuhan setelah Pemilu 2024, untuk menjajah Indonesia, adalah klaim keliru.
Setelah penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak ada kerusuhan besar terkait sengketa hasil Pilpres 2024. Selain itu, video-video yang beredar terbukti disertai narasi-narasi yang menyesatkan.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id