Keliru, Vaksin Covid-19 Mengandung Bahan Berbahaya Seperti Aluminium, Formalin, MSG, dan Merkuri

Rabu, 16 Juni 2021 17:29 WIB

Keliru, Vaksin Covid-19 Mengandung Bahan Berbahaya Seperti Aluminium, Formalin, MSG, dan Merkuri

laim bahwa vaksin Covid-19 mengandung bahan-bahan berbahaya seperti aluminium, formalin, MSG, dan merkuri beredar di Instagram. Klaim ini disertai dengan foto yang menunjukkan tangan seseorang yang memegang botol vaksin Covid-19 buatan Sinovac, CoronaVac.

Menurut klaim yang diunggah oleh akun ini pada 13 Juni 2021 tersebut, vaksin Covid-19 biasanya berisi bahan-bahan seperti fenoksietanol, aluminium, formalin, MSG, polisorbat 20 dan 80, thimerosal atau merkuri, serta jaringan hewan dan sel diploid manusia dari janin.

Akun itu pun menulis efek dari masing-masing bahan tersebut. Aluminium misalnya, menurut akun tersebut, menyatakan bahwa terdapat riset yang mengaitkan paparan tubuh terhadap aluminium tingkat tinggi dengan kejadian neurotoksisitas, penyakit alzheimer, dan kanker payudara.

Gambar tangkapan layar unggahan di Instagram yang berisi klaim keliru terkait kandungan vaksin Covid-19.

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri berbagai informasi dan pemberitaan terkait kandungan vaksin Covid-19 secara umum dan juga kandungan vaksin Sinovac.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, vaksin Covid-19 umumnya mengandung fragmen-fragmen kecil dari organisme penyebab penyakit yang disasar oleh vaksin tersebut. Vaksin juga mengandung bahan-bahan lain yang menjaga keamanan dan efektivitas vaksin.

Ada enam jenis bahan yang digunakan untuk pembuatan vaksin Covid-19, yaitu:

  • Antigen, sebuah komponen aktif yang menghasilkan respons imun, atau cetak biru untuk membuat komponen aktif tersebut. Antigen dapat berupa sebagian kecil dari organisme penyebab penyakit, seperti protein atau gula, atau keseluruhan organisme dalam bentuk yang dilemahkan atau diinaktivasi.
  • Pengawet, seperti yang sering banyak digunakan, yaitu 2-fenoksietanol. Pengawet ini telah dipakai selama bertahun-tahun dalam sejumlah vaksin dan beberapa produk perawatan bayi. Bahan itu aman karena hampir tidak memiliki kadar racun bagi manusia.
  • Bahan stabilisator, berupa gula (laktosa, sukrosa), asam amino (glisin), gelatin), dan protein (rekombinan albumin manusia, yang diambil dari ragi). Bahan ini berfungsi untuk mencegah terjadinya reaksi kimia di dalam vaksin dan menjaga agar komponen-komponen vaksin tidak menempel pada ampul vaksin.
  • Surfaktan, sering ditemukan pada makanan seperti es krim. Surfaktan berfungsi untuk mencegah pengendapan dan penggumpalan unsur-unsur yang ada dalam vaksin yang berbentuk cair.
  • Residu, bahan yang meliputi protein telur, ragi, atau antibiotik. Bahan ini digunakan selama pembuatan atau produksi vaksin yang bukan merupakan bahan aktif dalam vaksin jadi.
  • Pelarut, merupakan cairan yang digunakan untuk melarutkan vaksin hingga pada konsentrasi yang sesuai tepat sebelum digunakan. Pelarut yang paling sering digunakan adalah air steril.
  • Adjuvan, berupa garam aluminium (seperti aluminium fosfat, aluminium hidroksida, atau kalium aluminium sulfat) dalam jumlah yang sangat kecil. Aluminium berfungsi untuk meningkatkan respons imun terhadap vaksin, terkadang dengan cara mempertahankan vaksin di lokasi suntikan untuk waktu yang sedikit lebih lama atau menstimulasi sel imun lokal.

Terkait bahan yang terkandung dalam vaksin Sinovac, dikutip dari CNN Indonesia, Corporate Secretary Bio Farma Bambang Herianto mengatakan vaksin Sinovac hanya mengandung beberapa unsur. Pertama, virus yang sudah dimatikan (inactivated). Kedua, aluminium hidroksida (aluminium hydroxide) yang berfungsi meningkatkan kemampuan vaksin tersebut.

Ketiga, larutan fosfat sebagai stabilizer. Dan keempat, kandungan larutan garam atau natrium klorida (NaCl) sebagai isotonis guna memberikan kenyamanan dalam penyuntikan. Larutan garam yang digunakan pun merupakan garam dapur yang telah memenuhi standar pharmaceutical atau farmasi.

Karena komposisi itulah, Bambang meminta masyarakat diminta tidak khawatir dengan vaksin Covid-19 dari Sinovac. Menurut Bambang, pihaknya juga selalu memastikan bahwa vaksin terkait tidak mengandung bahan-bahan lain seperti boraks, formalin, ataupun merkuri.

Pada 5 Januari 2021, sempat pula beredar klaim serupa, bahwa vaksin Covid-19 Sinovac mengandung bahan dasar yang berbahaya, seperti boraks, formalin, dan merkuri. Tim CekFakta Tempo telah memverifikasi klaim tersebut, dan menyatakannya keliru.

Nama kimia boraks adalah Natrium Tetraborat (Na4B2O7), Natrium Tetraborat Pentahidrat (Na4B2O7.5H2O), dan Natrium Tetraborat Dekahidrat (Na2B4o7.10H2O). Formalin merupakan senyawa kimia formaldehida yang juga kerap disebut metanal. Sementara merkuri punya nama lain air raksa atau hydrargyrum.

Berdasarkan penelusuran Tempo, nama-nama ketiga bahan tersebut tidak tertulis dalam kemasan vaksin Sinovac. Bahan yang tertera dalam kemasan yakni aluminium hydroxide, disodium hydrogen phosphate, sodium dihydrogen phosphate, dan sodium chloride.

Menurut penjelasan ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Utomo, empat bahan kimia yang tertera dalam kemasan tersebut digunakan sebagai penstabil tingkat keasaman (pH) agar pH vaksin tetap berada dalam kisaran pH darah, yakni sekitar 7,3-7,4.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksin Covid-19 mengandung bahan-bahan berbahaya seperti aluminium, formalin, MSG, dan merkuri, keliru, WHO menyatakan bahwa vaksin Covid-19 secara umum mengandung fragmen-fragmen kecil dari organisme penyebab penyakit yang disasar oleh vaksin tersebut serta bahan-bahan lain untuk menjaga keamanan dan efektivitas vaksin, seperti antigen, pengawet, stabilisator, surfaktan, residu, dan Adjuvan. Vaksin Sinovac pun tidak mengandung bahan-bahan seperti yang disebutkan di atas.

TIM CEK FAKTA TEMPO

Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id