Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pria di Video Ini adalah Tentara Amerika yang Sebarkan Corona ke Cina?

Jumat, 20 Maret 2020 14:40 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Pria di Video Ini adalah Tentara Amerika yang Sebarkan Corona ke Cina?

Dua video pendek yang diklaim sebagai rekaman tentara Amerika Serikat yang dikirim ke Cina untuk menyebarkan virus Corona Covid-19 viral di media sosial. Dalam dua video itu, terlihat dua pria yang berbeda di sebuah kereta yang menggosokkan air liurnya ke tiang gerbong.

Di Facebook, dua video itu dibagikan oleh akun Sidik Purnomo pada 19 Maret 2020. Akun ini menulis narasi bahwa pandemi Covid-19 adalah rencana Amerika. Menurut akun itu, pada Oktober 2019, Amerika membawa atlet militernya ke Wuhan, Cina, untuk mengikuti Pertandingan Militer Dunia.

Meskipun memiliki militer terbesar di dunia, kata akun tersebut, Amerika berada di urutan ke-35, di belakang negara-negara seperti Iran, Finlandia, dan Slovenia. Bahkan, banyak yang tidak pernah berpartisipasi dalam acara apapun.

Menurut akun itu, mereka justru tinggal di dekat pasar grosir makanan laut Huanan, Wuhan. "Tim AS pulang pada 28 Oktober 2019 dan, dalam dua minggu, kasus kontak manusia pertama Covid-19 terjadi di Wuhan," demikian narasi yang ditulis oleh akun tersebut.

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Sidik Purnomo yang memuat narasi sesat mengenai video-video yang diunggahnya.

Artikel ini akan berisi pemeriksaan terhadap dua hal:

  • Benarkah dua video tersebut adalah video tentara Amerika yang dikirim ke Cina untuk menyebarkan virus Corona Covid-19?
  • Benarkah Amerika berada di balik pandemi Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Video 1

Fakta: Video ini tidak direkam di Cina, melainkan Belgia. Video ini diunggah pertama kali di media sosial pada 9 Maret 2020. Perusahaan Transportasi Antar Kota Brussels memberikan penjelasan bahwa pria itu sedang mabuk dan telah ditangkap oleh polisi serta petugas keamanan perusahaan. Tampak dalam video itu bahwa pria tersebut sedang memegang minuman kaleng. Perusahaan pun menyatakan bahwa kereta bawah tanah tersebut dibersihkan setiap hari.

Sumber: Metro dan Brusselstimes

Video 2

Fakta : Video ini adalah video parodi yang sengaja dibuat oleh Joel Werner, seorang manajer di Solitude Capital Management, perusahaan asuransi keuangan yang berbasis di Hong Kong. Awalnya, Werner bermaksud untuk mengedukasi publik bahwa begitu mudah membuat kabar bohong mengenai virus Corona. Namun, misinya itu gagal total karena malah mengundang kemarahan dan kecaman dari warganet yang menganggap aksinya itu tidak pantas dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan MTR Hong Kong juga melaporkan ulah Werner tersebut ke polisi.

Werner meminta pun maaf secara terbuka melalui akun Facebook-nya pada 18 Maret 2020. "Saya ingin meminta maaf kepada masyarakat Hong Kong atas tindakan saya di MTR hari ini. Sebelumnya, hari ini, saya menelepon polisi Hong Kong dan MTR Corp untuk menjelaskan video tersebut dan meminta maaf secara pribadi atas segala kesulitan yang ditimbulkan." Kepada South China Morning Post, Werner mengirim dua video yang ia rekam. Salah satu video menunjukkan bahwa dia mengoleskan hand sanitizer ke telapak tangan dan pegangan kereta sebelum memulai aksinya.

Sumber: Facebook Joel Werner dan South China Morning Post

Teori konspirasi

Teori konspirasi "tentara Amerika merupakan penyebar virus Corona Covid-19 ke Cina" berasal dari cuitan Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, pada 12 Maret 2020 di media sosial yang dilarang di Cina, Twitter. Ia mempromosikan teori konspirasi itu dengan membagikan video Robert Redfield, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), saat berpidato di depan Kongres AS pada 11 Maret 2020.

Dalam video itu, Redfield mengatakan bahwa terdapat beberapa kematian di Amerika akibat influenza yang kemudian diidentifikasi sebagai kasus Covid-19. Namun, Redfield tidak menyebutkan kapan orang-orang itu meninggal. Zhao pun menyatakan dukungannya pada teori konspirasi bahwa virus Corona Covid-19 mungkin dibawa oleh tentara Amerika ke Wuhan. Zhao juga membagikan artikel dari situs konspirasi Kanada, Global Research, yang menyebutkan bahwa Covid-19 berasal dari Amerika.

Amerika pun menanggapi tudingan itu dengan memanggil Duta Besar Cina di Washington DC, Cui Tiankai, pekan ini untuk mempertanyakan cuitan Zhao tersebut. Pada 18 Maret 2020, Presiden Amerika, Donald Trump, juga menyebut virus Corona Covid-19 itu sebagai "virus Cina".

Pernyataan Trump ini memicu kemarahan warga Cina yang menilai bahwa istilah "virus Cina" bisa menimbulkan xenofobia dan stigma. Perang kata-kata yang terjadi ini membuat hubungan Amerika dengan Cina semakin memburuk. Kedua belah pihak saling mendukung teori konspirasi mengenai siapa yang bertanggung jawab atas penyebaran virus Corona Covid-19.

Dilansir dari The New York Times, Victor Shih, associate professor dari University of California yang mempelajari politik Cina, mengatakan bahwa pernyataan Cina itu kemungkinan besar merupakan upaya untuk mengalihkan dan menangkis kesalahan. Di awal wabah, pemerintah Cina banyak dikritik. Kemarahan publik meletus pada Februari 2020 ketika seorang dokter diberi sanksi karena memperingatkan rekan-rekannya tentang virus Corona.

Setelah virus Corona Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019 dan warga negara Amerika pertama yang mengidap Covid-19 diumumkan pada 21 Januari 2020, beberapa kelompok serta individu menyebarkan berbagai rumor palsu di Facebook tentang misteri asal-usul virus.

Teori konspirasi yang lebih dulu muncul, yang tampak berlawanan dengan narasi saat ini, adalah bahwa virus Corona Covid-19 adalah senjata biologi yang bocor dari laboratorium virus di Wuhan, Cina. Namun, seluruh versi teori konspirasi itu tidak memiliki pijakan bukti dan penjelasan secara sains.

Bukti-bukti yang ada justru menunjukkan bahwa virus itu kemungkinan menular ke manusia dari hewan yang belum teridentifikasi, seperti yang pernah terjadi di masa lalu pada jenis virus Corona lain. SARS-CoV pada 2002-2003 misalnya, diperkirakan berasal dari kelelawar dan menyebar ke manusia melalui musang. Pada 2012, muncul pula MERS-CoV yang kemungkinan berasal dari kelelawar, dan menyebar ke manusia melalui unta.

Covid-19 yang disebabkan virus Corona jenis baru, SARS-CoV-2, dilaporkan terjadi pada orang-orang yang memiliki kaitan dengan pasar ikan di Wuhan yang juga menjual berbagai hewan hidup. Pada 22 Januari 2020, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Amerika, Anthony Fauci, mengatakan bahwa virus baru itu "hampir pasti" berasal dari hewan, yang kemudian menular dari orang ke orang.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, dua video yang diunggah oleh akun Facebook Sidik Purnomo bukanlah video tentara Amerika yang menyebarkan virus Corona Covid-19 ke Cina. Pria dalam video pertama adalah seorang penumpang kereta di Belgia yang sedang mabuk. Sementara pria dalam video kedua adalah seorang manajer perusahaan di Hong Kong yang sengaja membuat video parodi. Adapun narasi yang berisi teori konspirasi "tentara Amerika merupakan penyebar virus Corona Covid-19 ke Cina" berasal dari salah satu pejabat Cina yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian, unggahan akun tersebut menyesatkan.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id