Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Salam Kaki Mulai Dipakai di Iran untuk Hindari Penyebaran Virus Corona?

Kamis, 5 Maret 2020 12:01 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Salam Kaki Mulai Dipakai di Iran untuk Hindari Penyebaran Virus Corona?

Video pendek yang memperlihatkan tiga pria melakukan salam kaki atau foot greeting beredar di WhatsApp, YouTube, dan Facebook sejak akhir Februari 2020 lalu. Video itu diklaim diambil di Iran setelah mewabahnya virus Corona baru, Covid-19, di negara tersebut.

Video yang berdurasi 26 detik ini diawali dengan turunnya seorang pria dari mobil di sebuah pusat perbelanjaan. Pria itu kemudian memberi salam kepada dua teman prianya yang berada di depan pusat perbelanjaan itu, yang keduanya memakai masker, dan saling menempelkan kaki.

"Akibat virus Corona, salamnya jadi begini," demikian narasi yang menyertai video itu di WhatsApp. Akun YouTube Zai Ilusi-001 juga mengunggah video itu pada 29 Februari 2020. "Katanya karena ada virus Corona, jadi semua orang jadi enggak bisa menggunakan tangan ketika bersalaman, jadi harus pakai kaki."

Adapun di Facebook, video itu diunggah oleh akun Md Geovani pada 28 Februari 2020. Akun tersebut menuliskan narasi terhadap video itu, "Di Iran, orang-orang saling bersapa ucapkan salam dengan kaki karena takut tertular virus Corona."

Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Md Geovani yang memuat video mengenai salam kaki di Iran.

Apa benar salam kaki mulai dipakai di Iran untuk menghindari penyebaran virus Corona Covid-19?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tim CekFakta Tempo menggunakan tool InVID untuk memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar. Gambar-gambar hasil fragmentasi itu kemudian dicek menggunakan reverse image tool Google. Hasilnya, video tersebut pernah disebarkan oleh sejumlah akun pada akhir Februari 2020.

Salah satu akun yang membagikan video itu adalah akun Twitter milik Sharmine Narwani, @snarwani, pada 23 Februari 2020. Sharmine adalah penulis dan analis geopolitik Timur Tengah serta mantan senior associate di St. Antony's College, University of Oxford, Inggris.

"No kissing, no hand shaking, no hugs. A demonstration of how Iranians may be greeting each other today in these coronavirus times. #Iran," ujar Sharmine dalam cuitannya. Video yang diunggah Sharmine pun lebih jernih dibandingkan video yang beredar di Indonesia.

Unggahan tersebut telah ditonton lebih dari 25 ribu kali, dibagikan 211 kali, dan disukai 518 kali. Ketika menjawab sebuah komentar yang menganggap video itu hanya lelucon, Sharmine mengatakan bahwa orang Iran yang mengirimkan video itu kepadanya tidak lagi mencium atau berjabat tangan ketika bertemu dengan orang lain.

Akun Twitter lainnya yang membagikan video itu, yakni pada 23 Februari 2020, adalah akun Mardetanha, @Mardetanha. Dalam profilnya di situs Wikimedia.org, pemilik akun tersebut adalah seorang pria yang bernama Mohsen. Ia berasal dari Zanjan, kota di barat laut Iran.

Mohsen membagikan video itu dengan narasi dalam bahasa Persia atau Farsi yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berbunyi, "Cara baru dan benar menjaga dari Corona." Seluruh cuitan di akun Twitter Mohsen menggunakan bahasa yang sama.

Dalam pesannya kepada Tempo, Mohsen menjelaskan bahwa video tersebut memang direkam oleh beberapa temannya di sebuah tempat di Iran selatan. Menurut dia, pria dalam video itu mengatakan, "Halo teman-teman, ini adalah cara baru untuk salam setelah Corona, karena kita takut pada Corona."

Tempo kemudian memeriksa pernyataan pria dalam video itu dengan fitur audio di Google Translate. Hasilnya, memang benar bahwa percakapan dalam video itu menggunakan bahasa Farsi. Terjemahannya pun mirip dengan penjelasan dari Mohsen.

Berbekal petunjuk tersebut, Tempo kemudian memeriksa pemberitaan di media kredibel dengan memasukkan kata kunci "foot greeting in Iran" ke mesin pencarian Google. Hasilnya, ditemukan sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Al Jazeera berjudul "End of the handshake? Coronavirus changes greeting habits" yang diterbitkan pada Selasa, 3 Maret 2020.

Gambar tangkapan layar berita di Al Jazeera mengenai salam kaki di Iran.

Al Jazeera menulis bahwa wabah virus Corona Covid-19 membuat banyak orang meninggalkan jabat tangan sebagai bentuk salam yang paling umum. Orang-orang juga pantang mencium pipi dan memberi pelukan untuk meminimalisir risiko tertular virus Corona.

Dalam artikel ini, Al Jazeera juga menyinggung video foot greeting di atas. Mereka pun telah memverifikasinya dan menemukan bahwa video itu memang diambil di Iran. Selain di Iran, perubahan kebiasaan salam juga terjadi di negara lain, seperti Cina, Prancis, Brazil, Jerman, Spanyol, Romania, Polandia, New Zealand, Australia, Qatar, dan Amerika Serikat.

Menurut arsip berita Tempo, para ahli kesehatan juga merekomendasikan untuk menghindari jabat tangan sebagai cara mencegah penyebaran virus Corona. Dokter Herni Suprapti misalnya, mengimbau hal tersebut sebab virus Corona bisa menular lewat kontak langsung. "Poinnya ada pada kontak fisik atau skin to skin contact. Jika tidak kontak fisik, tidak menulari."

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa salam kaki mulai dipakai di Iran untuk menghindari penyebaran virus Corona Covid-19 benar adanya. Salam kaki itu dilakukan mengingat virus Corona bisa menular lewat kontak langsung. Perubahan kebiasaan salam pun tidak hanya terjadi di Iran, melainkan juga di 11 negara lainnya.

IKA NINGTYAS

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id