Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Foto Ini Terkait Korban Virus Corona yang Disebut Dikremasi Diam-diam?

Selasa, 4 Februari 2020 12:28 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Foto Ini Terkait Korban Virus Corona yang Disebut Dikremasi Diam-diam?

Foto tumpukan kotak yang terbungkus plastik di sebelah pesawat milik SF Airlines beredar di media sosial. Foto itu dimuat dalam sebuah artikel di situs Gelora.co pada 2 Februari 2020 yang berjudul "China Diam-diam Kremasi Korban Virus Corona karena Jumlahnya Meningkat".

Tidak ada keterangan apapun di bawah foto tersebut. Hanya terdapat logo "AP" di sisi kiri bawah.

Adapun artikel di Gelora.co menyinggung tentang pemerintah Cina yang dilaporkan mengkremasi mayat secara rahasia karena jumlah pasien virus Corona yang bermula di Kota Wuhan itu melonjak melewati 7 ribu orang. Virus itu telah menginfeksi lebih banyak orang di Cina daripada SARS.

Menurut artikel itu, William Yang, reporter Deutsche-Welle, mengklaim bahwa Cina menyembunyikan jumlah korban tewas akibat virus Corona Wuhan yang sebenarnya dengan mengirim mereka ke krematorium tanpa mengidentifikasinya.

"Outlet media Cina kredibel @initiumnews mewawancarai orang-orang yang bekerja di pusat-pusat kremasi lokal, mengkonfirmasi bahwa banyak mayat yang dikirim langsung dari rumah sakit ke pusat-pusat kremasi tanpa mengidentifikasi dengan benar pasien tersebut, yang berarti ada pasien yang meninggal karena virus tetapi tidak menambah catatan resmi," ujar William di akun Twitter-nya.

William menambahkan, "Jadi, ada alasan untuk tetap skeptis tentang apa yang Cina telah bagikan kepada dunia karena, sementara mereka lebih transparan tentang hal-hal tertentu yang terkait dengan virus, mereka terus samar dan tidak dapat diandalkan dalam aspek lain."

Gambar tangkapan layar artikel di situs Gelora.co dengan foto yang tidak terkait dengan judulnya.

Artikel ini akan memeriksa dua hal:

- Apakah tumpukan kotak yang terbungkus plastik dalam foto di atas berisi korban virus Corona Wuhan?- Apakah pemerintah Cina mengkremasi korban virus Corona Wuhan secara diam-diam?

PEMERIKSAAN FAKTA

Foto tumpukan kotak di sebelah pesawat SF Airlines

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo dengan reverse image tools Google dan TinEye, foto yang digunakan oleh Gelora.co dalam artikel yang berjudul "China Diam-diam Kremasi Korban Virus Corona karena Jumlahnya Meningkat" telah digunakan sebelumnya oleh beberapa media arus utama, seperti Xinhua dan Daily Mail.

Dalam beritanya, Xinhua memberikan foto itu keterangan, "Petugas membongkar pakaian pelindung yang dibeli oleh Zall Foundation untuk membantu upaya pengendalian virus Corona dari pesawat kargo di Bandara Internasional Tianhe di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, pada 30 Januari 2020. (Xinhua/Cheng Min)."

Keterangan foto yang serupa digunakan oleh Daily Mail dalam salah satu beritanya pada 31 Januari 2020. "Petugas di Cina membongkar pengiriman jas pelindung dari pesawat kargo di Bandara Internasional Tianhe Wuhan kemarin."

Dengan demikian, foto tumpukan kotak yang terbungkus plastik di sebelah pesawat SF Airlines tersebut tidak terkait dengan korban virus Corona Wuhan.

Pemerintah Cina kremasi korban virus Corona Wuhan diam-diam?

Dengan memasukkan kata kunci "Cina diam-diam kremasi korban virus Corona" di mesin pencarian Google, Tim CekFakta Tempo menemukan bahwa beberapa media pernah memberitakan hal itu. Tempo.co misalnya, memuat kabar tersebut dengan judul "Cina Dituduh Kremasi Diam-diam Jenazah Korban Virus Corona".

Berdasarkan arsip pemberitaan Tempo, Cina dilaporkan telah mengkremasi secara diam-diam mayat yang belum diidentifikasi sebagai korban virus Corona Wuhan. Kabar yang belum terkonfirmasi ini menambah panjang daftar pemberitaan tentang jumlah korban yang tewas akibat virus Corona Wuhan setelah jumlah pasien melonjak melampaui 7 ribu orang.

William Yang, reporter media Jerman Deutsche-Welle, mengklaim bahwa Cina menyembunyikan jumlah korban tewas yang sebenarnya dengan mengirim mereka ke krematorium tanpa mengidentifikasinya.

"Outlet media kredibel Cina @initiumnews mewawancarai orang-orang yang bekerja di pusat-pusat kremasi lokal, membenarkan bahwa banyak mayat yang dikirim langsung dari rumah sakit ke pusat-pusat kremasi tanpa mengidentifikasinya dengan benar, yang berarti ada pasien yang meninggal karena virus tapi tidak menambah catatan resmi. Jadi, ada alasan untuk tetap skeptis tentang apa yang Cina telah bagikan dengan dunia karena, sementara mereka lebih transparan tentang hal-hal tertentu yang terkait dengan virus, mereka terus samar dan tidak dapat diandalkan dalam aspek lain," ujar Yang di Twitter.

Hingga kini, pemerintah Cina belum menanggapi kicauan Yang tersebut.

Selain Tempo.co, situs media Kompas.com juga mempublikasikan berita ini dengan judul "China Disebut Kremasi Jenazah Korban Virus Corona". Adapun cuitan William Yang mengenai hal tersebut dapat dibaca di sini.

Gambar tangkapan layar cuitan William Yang, reporter media Jerman Deutsche-Welle.

Dilansir dari situs Liputan6.com, pemerintah Cina secara resmi telah melarang adanya prosesi upacara pemakaman, penguburan, dan kegiatan lainnya yang melibatkan jenazah korban virus Corona Wuhan. Dilansir dari Business Insider SG, larangan ini ditetapkan menurut peraturan percobaan baru pada 1 Februari untuk memperlambat penyebaran penyakit.

Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC) mengeluarkan peraturan baru yang menyatakan bahwa semua korban yang meninggal karena virus harus dikremasi di fasilitas terdekat. "Tidak ada upacara perpisahan atau kegiatan pemakaman lainnya yang akan diadakan," demikian yang tertulis dalam pengumuman NHC.

Peraturan baru tersebut dibuat lantaran korban yang meninggal akibat virus Corona baru yang bernama 2019-nCoV itu terus meningkat. NHC melaporkan bahwa 304 orang meninggal dan 14.380 orang terinfeksi oleh virus yang telah menyebar ke seluruh Cina dan ke banyak negara lain tersebut.

Menurut pedoman NHC, jika korban virus Corona Wuhan di Cina meninggal, langkah pertama yang mesti dilakukan oleh staf kesehatan di fasilitas medis di mana orang tersebut dirawat adalah mendisinfeksi dan menutup jenazah tersebut. Siapa pun dilarang membuka jenazah setelah disegel.

Langkah kedua, staf medis akan mengeluarkan sertifikat kematian dan memberi tahu keluarga. Pada titik ini, fasilitas layanan pemakaman akan dihubungi. Lalu, langkah ketiga, petugas layanan pemakaman mengumpulkan jenazah, mengirimkannya ke fasilitas terkait, dan mengkremasi jasadnya. Sertifikat kremasi kemudian akan dikeluarkan.

Tidak ada satu pun kerabat yang diizinkan untuk mengunjungi para jenazah selama proses ini. Namun, kerabat tetap diizinkan untuk mengambil kenangan dari para korban setelah kremasi selesai dan didokumentasikan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, foto tumpukan kotak yang terbungkus plastik di sebelah pesawat SF Airlines dalam situs Gelora.co tidak terkait dengan korban virus Corona Wuhan. Tumpukan kotak di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, itu berisi pakaian pelindung yang dibeli oleh Zall Foundation untuk membantu upaya pengendalian virus Corona Wuhan.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id