Keliru, Rekaman Suara Bocornya Rencana PKI Gaya Baru

Sabtu, 17 Juni 2023 19:34 WIB

Keliru, Rekaman Suara Bocornya Rencana PKI Gaya Baru

Sebuah akun  Facebook mengunggah video yang diberi keterangan “Rencana PKI Gaya Baru Bocor”. 

Dalam video dengan gambar yang tidak jelas tersebut, ada suara seseorang yang mengatakan, Susupkan para kader anak PKI ke dalam berbagai usaha instansi kementerian, partai, legislatif, ormas-ormas agama Islam, Kristen, Katolik,  Hindu, Budha,  organisasi kepemudaan, LSM dan institusi negara untuk jalan kekuatan politik…..”

Benarkah ini rekaman suara rencana PKI Gaya Baru yang Bocor? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo melakukan verifikasi dengan menelusuri sumber asli audio serta membandingkannya dengan pernyataan resmi pemerintah dan pemberitaan media-media kredibel.

Audio 1

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, suara dalam video tersebut adalah suara Gatot Nurmantyo, mantan Panglima TNI (2015-2017). Audio suara Gatot diambil dari unggahan kanal Youtube Refly Harun, berjudul “Serem! Gatot Nurmantyo Peringatkan: Tak Lama Lagi Kita Akan Diperbudak PKI & Keturunannya!!” yang diunggah tanggal 16 April 2023. Saat itu Gatot berbicara dalam sebuah acara diskusi yang diselenggarakan oleh Ormas KAMI.

Dalam diskusi tersebut, Gatot memaparkan hasil pembicaraan dengan sejumlah mahasiswa dalam sebuah kegiatan yang diselenggarakan di Universitas Indonesia pada 10 Maret 2014. 

Dilansir laman Humas UI, pada tanggal 10 Maret 2014, Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo, memberikan kuliah umum dengan tema “Peran Pemuda dalam Menghadapi Proxy War".

Dengan menggunakan alat transkrip, Tim Cek Fakta Tempo membandingkan suara dalam video Facebook dengan video di YouTube. Ditemukan 6 pernyataan Gatot yang sama dalam kedua video tersebut.  

Keterangan: Transkrip pembicaraan Gatot Nurmantyo di Kanal YouTube.

Sehingga dapat dipastikan, suara dalam video Facebook tersebut merupakan hasil editing dengan menggabungkan potongan-potongan pernyataan sehingga seakan-akan terdengar sebagai satu pernyataan utuh. Hasil editing ini, menghilangkan konteks pembicaraan yang sebenarnya. Video asli yang berdurasi 48 menit 58 detik diringkas jadi 2 menit 47 detik.

Video Jokowi

Berdasarkan penelusuran Tempo, cuplikan pernyataan Jokowi dalam video tersebut diambil dari unggahan YouTube resmi Sekretariat Presiden, pada 11 Januari 2023. Saat itu, Jokowi didampingi sejumlah menteri dan pejabat negara, menyampaikan hasil Laporan dari Tim Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat (Tim PHAM) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2022.

“Saya sebagai Kepala Negara Republik Indonesia mengakui bahwa Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat memang terjadi di berbagai peristiwa,” kata Jokowi.

Dilansir Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia,  Presiden Joko Widodo menerima laporan dari Tim Penyelesaian Non Yudisial Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat (PPHAM) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 11 Januari 2023.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi menyesalkan terjadinya pelanggaran HAM yang berat pada sejumlah peristiwa yakni:

  1. Peristiwa 1965-1966;
  2. Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985;
  3. Peristiwa Talangsari, Lampung 1989;
  4. Peristiwa Rumoh Geudong dan Pos Sattis, Aceh 1989;
  5. Peristiwa Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998;
  6. Peristiwa Kerusuhan Mei 1998;
  7. Peristiwa Trisakti dan Semanggi I - II 1998-1999;
  8. Peristiwa Pembunuhan Dukun Santet 1998-1999;
  9. Peristiwa Simpang KKA, Aceh 1999;
  10. Peristiwa Wasior, Papua 2001-2002;
  11. Peristiwa Wamena, Papua 2003; dan
  12. Peristiwa Jambo Keupok, Aceh 2003.

Dilansir Tempo, Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk memulihkan hak-hak korban pelanggaran HAM berat secara adil dan bijaksana tanpa meniadakan penyelesaian secara yudisial.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video yang diberi keterangan “Rencana PKI Gaya Baru Bocor” adalah keliru.

Suara dalam video tersebut merupakan hasil editing dengan menggabungkan potongan pernyataan-pernyataan Gatot Nurmantyo sehingga terdengar seperti satu pernyataan utuh. Hasil editing tersebut menghilangkan konteks pembicaraan sehingga berpotensi menyesatkan.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]