[Fakta atau Hoaks] Benarkah Bill Gates Bikin Vaksin Corona yang Dipasang Microchip?

Rabu, 22 April 2020 20:24 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Bill Gates Bikin Vaksin Corona yang Dipasang Microchip?

Pesan berantai yang berisi narasi bahwa Bill Gates, pendiri Microsoft, membuat vaksin yang dipasang microchip beredar grup-grup percakapan WhatsApp sejak Senin, 20 April 2020. Pesan berantai itu diklaim berasal dari mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari. Pesan berantai tersebut diberi judul "Vaksin Bill Gates Jangan Digunakan di Indonesia, Mengapa?".

Dalam pesan berantai itu, disebutkan bahwa Bill Gates telah menyiapkan vaksin Corona untuk 7 miliar penghuni dunia. Bahkan, uji coba vaksin itu sudah mulai dilakukan. "Yang lebih mengkhawatirkan, untuk mencapai obsesinya, Bill Gates telah menjalin hubungan dengan pemerintah negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, agar vaksinnya menjadi program resmi pemerintah."

Pesan berantai itu juga menyebutkan bahwa, untuk menghadapi wabah Corona di Indonesia, pemerintah sebaiknya tidak menggunakan vaksin yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan farmasi yang berkaitan dengan Bill Gates. Menurut pesan berantai tersebut, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian, yakni:

  1. Kapan Bill Gates mulai membuat vaksin? Pembuatan vaksin memerlukan waktu yang tidak sebentar. Kalau Bill Gates sudah siap dengan vaksin Corona sekarang, kapan dia punya seed virusnya? Apa sebelum pandemi Corona? Apalagi, pada 2015, dia telah mengumumkan akan ada pandemi besar di 2020.
  2. Seed virus Corona dari strain negara mana yang digunakan oleh Bill Gates dan kawan-kawan untuk membuat vaksin? Menurut para ahli di dunia, virus Corona sampai sekarang masih terus berubah-ubah, bermutasi terus, dan kabarnya sekarang menjadi tiga clade, bahkan ada yang mengatakan telah menjadi enam clade. Maka seed virus yang mana yang dijadikan vaksin oleh Bill Gates? Sampai sekarang tidak jelas.
  3. Vaksin Bill Gates akan dipasang microchip. Konon, digunakan untuk memantau orang yang diberi vaksin tersebut. Sedangkan kita tidak tahu dampak negatif apa dari microchip tersebut terhadap tubuh kita dalam jangka panjang. Apa betul microchip itu hanya untuk tanda seperti yang dia katakan? Tidak ada bukti sama sekali. Kita wajib waspada karena Bill Gates mempunyai proyek ambisius yaitu depopulasi demi mengatur populasi sedunia.
  4. Pertanyaan yang menggelitik muncul. Kalau Bill Gates sudah mulai membuat vaksin saat ini, apakah dia telah memiliki virus Corona sebelum pandemi terjadi? Maka tidak heran bila beberapa peneliti dunia mengatakan bahwa pandemi Corona saat ini tidak natural.

"Menurut saya, Indonesia saat ini tidak perlu vaksin Corona karena virusnya sangat labil. Dan kita tidak punya data yang valid mana orang yang positif corona dan negatif. Demi ketahanan nasional kita, andaikan kita pada suatu saat memerlukan vaksin (ada syarat tertentu), (maka-red) kita harus mampu membuat vaksin mandiri dengan strain kita sendiri, dengan keamanan yang bisa kita percaya tidak ditumpangi kepentingan politik bangsa lain. Saatnya kita mandiri dalam melindungi rakyat kita. Ingat, kesehatan adalah kunci utama ketahanan nasional."

Dalam pesan berantai itu, terdapat pula tulisan dengan subjudul "Vaksinasi dan Microchip Bill Gates". Menurut tulisan itu, yang mengutip berita dari Kompas.com, sebuah vaksin anti-Corona akan diuji coba secara klinis setelah mendapat restu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat. Vaksin itu diajukan oleh perusahaan bio teknologi yang berbasis di Pennsylvania, AS, bernama Inovio Pharmaceuticals. Pengembangan vaksin ini, turut disokong oleh Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates, melalui Bill and Melinda Gates Foundation.

Advertising
Advertising

Tulisan ini pun mengutip dua artikel dari situs asing NY Post. Pertama, artikel tentang vaksinasi oleh Bill Gates yang dibarengi dengan pemasangan microchip ke dalam tubuh orang yang divaksin. Kedua, artikel tentang penemuan yang menunjukkan bahwa virus Corona tidak stabil dan sudah berkali-kali terjadi mutasi.

Artikel ini akan berisi pemeriksaan fakta terhadap dua hal, yakni:

  • Benarkah pesan berantai di atas berasal dari mantan Menkes, Siti Fadilah Supari?
  • Benarkah Bill Gates membuat vaksin Covid-19 yang dipasang microchip?

PEMERIKSAAN FAKTA

Apa benar pesan berantai itu berasal dari mantan Menkes, Siti Fadilah Supari?

Kepada Liputan6.com, kuasa hukum Siti Fadilah Supari, Achmad Colidin, membenarkan bahwa tulisan tersebut merupakan tulisan Siti Fadilah. "Iya betul (tulisan Siti Fadilah Supari). Jadi, Ibu menulis di kertas, kemudian dikasih ke keluarga," kata Achmad pada 21 April 2020.

Menurut Achmad, walaupun berada di dalam rumah tahanan, Siti tidak menutup telinga dengan informasi yang ada. Informasi seputar Covid-19 bisa didapatkan dari internet yang disediakan bagi seluruh penghuni penjara. Siti pun menuliskan surat yang berisi saran kepada pemerintah soal vaksin yang diproduksi oleh perusahaan yang terkait dengan Bill Gates.

Namun, surat yang ditulis oleh Siti hanya sampai pada kalimat "ingat, kesehatan adalah kunci utama ketahanan nasional". Seperti dikutip dari berita di Liputan6.com pada 21 April 2020, tulisan dengan subjudul "Vaksinasi dan Microchip Bill Gates" tidak terdapat dalam surat Siti.

Benarkah Bill Gates membuat vaksin Covid-19 yang dipasang microchip?

Dilansir dari Reuters, rumor mengenai rencana Bill Gates untuk memakai implan microchip dalam melawan pandemi Covid-19 bermula dari wawancara pendiri Microsoft itu dengan para pengguna Reddit. Setelah wawancara itu berakhir, muncul sebuah tulisan berjudul "Bill Gates will use microchip implants to fight coronavirus".

Ditulis layaknya sebuah berita, tulisan yang menyesatkan itu menyebut bahwa "quantum dot dye", teknologi yang ditemukan oleh Gates Foundation, akan digunakan sebagai kapsul yang diimplan ke manusia yang memiliki "sertifikat digital". Teknologi ini disebut dapat menunjukkan siapa saja yang sudah menjalani tes Covid-19.

Kepada Reuters, salah satu penulis utama makalah penelitian mengenai quantum dot dye, Kevin McHugh, mengatakan, "Teknologi quantum dot dye bukan berbentuk microchip atau kapsul yang bisa diimplan ke manusia, dan setahu saya tidak ada rencana menggunakan teknologi ini untuk memerangi pandemi Covid-19."

Dalam wawancara di Reddit itu, Bill Gates memang sempat menyebut "sertifikat digital". Namun, penyebutan "sertifikat digital" itu untuk menjawab pertanyaan mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis dan ekonomi dunia. Dalam wawancara tersebut, Bill Gates sama sekali tidak menyinggung masalah microchip.

Organisasi cek fakta AS, FactCheck, juga telah memverifikasi klaim "Bill Gates berencana menggunakan vaksin Covid-19 untuk melacak orang-orang dengan microchip". Menurut mereka, klaim itu keliru. Gates Foundation mengkonfirmasi bahwa penelitian mengenai quantom dot dye tidak terkait dengan vaksin Covid-19. Begitu pula dengan sertifikat digital.

Terkait vaksin Bill Gates

Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), lembaga yang didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation, memang mendukung pengembangan vaksin Corona Covid-19 oleh Inovio Pharmaceuticals Inc. Pada 7 April 2020, seperti dilansir dari Tech Crunch, FDA AS juga telah menerima aplikasi dari Inovio untuk melakukan uji coba klinis fase 1 vaksin Covid-19 pada manusia. Vaksin tersebut bernama INO-4800.

Namun, vaksin itu sejatinya tidak dibuat dari nol. Sebelumnya, Inovio telah merampungkan studi fase 1 vaksin untuk Middle East Respiratory Syndrome (MERS). MERS berasal dari keluarga virus yang sama dengan Covid-19, yakni virus Corona. Studi itu menunjukkan hasil yang menjanjikan, di mana antibodi level tinggi yang diproduksi bertahan cukup lama.

Inovio pun baru mulai mengembangkan vaksin Covid-19 pada 10 Januari 2020. Di tanggal tersebut, para ilmuwan Cina membagikan sekuens genetik dari virus Corona Covid-19. Tiga jam setelah menerima sekuens genetik itu, Inovio mulai merancang vaksin INO-4800. Ketika itu, Inovio belum mendapatkan pendanaan dari CEPI. Baru pada 23 Januari 2020 Inovio menerima hibah sebesar US$ 9 juta dari CEPI untuk pengembangan vaksin INO-4800.

Selain itu, bukan Inovio saja yang sudah memulai tahap uji coba vaksin Covid-19 pada manusia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat tiga perusahaan yang telah memulai uji coba vaksin Covid-19 pada manusia. Pertama adalah CanSino Biologics Inc, yang uji cobanya telah memasuki fase kedua. Adapun dua lainnya adalah Moderna Inc dan Inovio. CanSino Biologics dan Moderna memulai uji coba pada manusia sejak Maret lalu.

Saat dihubungi Tim CekFakta Tempo pada 21 April 2020, ahli epidemiologi Dicky Budiman juga mengatakan, hingga kini, belum ada vaksin untuk Covid-19. Begitu pula dengan vaksin Bill Gates. Kalau pun ada, vaksin itu akan sangat diperlukan untuk mengakhiri pandemi.

Menurut Dicky Budiman, selama ini, Bill Gates merupakan "musuh" kaum antivaksin. "Jadi, segala hal yang bisa menjadi penguat gerakan antivaksin akan diangkat. Ini bukan hal baru, isu terkait vaksin dan Bill Gates," ujar kandidat doktor di Universitas Griffith Australia tersebut.

Adapun soal klaim bahwa Bill Gates telah mengumumkan akan adanya pandemi besar, ketika itu, dia berbicara dalam konferensi TED pada 2015. Namun, dalam video konferensi tersebut yang diunggah TED di situsnya, Bill Gates tidak menyebut tahun berapa wabah itu bakal terjadi. Saat itu, Bill Gates hanya menyatakan bahwa dunia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi wabah berikutnya, setelah terjadinya wabah Ebola pada 2014.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, surat yang ditulis oleh mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, telah mengalami modifikasi. Dalam surat Siti, tidak terdapat tulisan dengan subjudul "Vaksinasi dan Microchip Bill Gates" sebagaimana yang terdapat dalam pesan berantai di atas. Sementara itu, klaim bahwa Bill Gates membuat vaksin Covid-19 yang dipasang microchip adalah klaim yang keliru.

IBRAHIM ARSYAD | ANGELINA ANJAR SAWITRI

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id