[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Bentuk Virus Corona yang Berhasil Difoto Ilmuwan India?

Jumat, 3 April 2020 18:29 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Ini Bentuk Virus Corona yang Berhasil Difoto Ilmuwan India?

Sebuah foto yang memperlihatkan dua tangan yang bersalaman dan dipenuhi berbagai organisme kecil dengan berbagai bentuk beredar di media sosial. Menurut narasi yang menyertainya, makhluk kecil yang menempel pada kedua tangan itu adalah virus Corona Covid-19 yang berhasil difoto dan diperbesar oleh ilmuwan India.

Di Facebook, foto tersebut diunggah salah satunya oleh akun Fika Emelia Siahaan, yakni pada Rabu, 1 April 2020. Dalam foto tersebut, terdapat tulisan yang berbunyi, "Seperti inilah bentuk corona yang berhasil difoto dan diperbesar oleh ilmuwan India, jadi harus selalu cuci tangan." Hingga artikel ini dimuat, foto tersebut telah dibagikan lebih dari 1.300 kali.

Gambar tangkapan layar unggahan sebuah akun di Facebook yang memuat foto dengan narasi keliru mengenai wujud virus Corona Covid-19.

Apa benar organisme kecil dalam foto di atas merupakan virus Corona Covid-19 yang berhasil difoto dan diperbesar oleh ilmuwan India?

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, foto tersebut pernah digunakan dalam artikel di situs Tribunnews yang dimuat pada 29 Maret 2020. Artikel tersebut berjudul "Pertama Kalinya, Ilmuwan di India Publikasikan Gambar Penampakan Virus Corona".

Namun, foto tersebut diberi keterangan, "Ilustrasi-Pertama Kalinya, Ilmuwan di India Publikasikan Gambar Penampakan Virus Corona". Pada pojok kanan bawah foto itu juga tercantum sumber foto tersebut, yakni berasal dari media sosial Twitter.

Tempo pun menelusuri sumber foto tersebut dengan menggunakan reverse image tool TinEye. Hasilnya, ditemukan foto yang sama namun berwarna di situs stok foto Shutterstock. Foto itu dimuat pada 15 Juni 2015. Foto tersebut juga diberi tag sebagai foto ilustrasi.

Adapun keterangannya yang ditulis dalam bahasa Polandia terjemahannya adalah sebagai berikut: "Penyakit infeksi menyebar sebagai simbol kebersihan, karena orang berpegangan tangan dengan virus yang bereproduksi dan bakteri yang menyebar bersama penyakit sebagai konsep dari risiko kesehatan ketika tidak mencuci tangan".

Foto ilustrasi di Shutterstock tersebut telah beredar luas di internet dan digunakan oleh beberapa lembaga untuk berkampanye seputar isu kesehatan. Salah satunya adalah USAID Indonesia yang mengunggah foto ilustrasi itu di Twitter pada 12 Oktober 2018.

Bentuk virus Corona Covid-19

Berdasarkan arsip pemberitaan Tempo, sebuah lembaga yang menangani penyakit menular dan alergi yang berada di bawah naungan Kementerian Kesehatan Amerika Serikat, National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) Integrated Research Facility (IRF) merilis hasil foto mikroskop wujud virus Corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Foto-foto tersebut dibuat menggunakan pemindaian dan transmisi elektron mikroskop di laboratorium NIAID di Hamilton, Montana. Emmie de Wit, Kepala Unit Patogenesis Molekuler NIAID, menyediakan sampel virus itu. Elizabeth Fischer, ahli mikroskop, menghasilkan foto-foto tersebut. Sementara kantor seni visual medis laboratorium mewarnai foto-foto itu secara digital.

NIAID mencatat bahwa foto virus tersebut tampak sedikit mirip dengan foto MERS-CoV, virus Corona sindrom pernapasan Timur Tengah yang muncul pada 2012, dan SARS-CoV, virus Corona sindrom pernafasan akut yang muncul pada 2002.

"Ini tidak mengejutkan. Paku pada permukaan virus tersebut membuat keluarga dari virus ini diberi nama Corona, yang merupakan bahasa Latin untuk 'mahkota', dan sebagian besar virus Corona memang memiliki penampilan seperti mahkota," demikian penjelasan dari NIAID.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, narasi yang menyertai foto di atas, bahwa organisme kecil dalam foto itu adalah virus Corona Covid-19 yang berhasil dipotret dan diperbesar oleh ilmuwan India, keliru. Foto itu merupakan foto ilustrasi virus dan bakteri yang menempel di tangan. Foto itu pun dimuat di situs Shutterstock pada 15 Juni 2015, jauh sebelum virus Corona muncul pertama kali di Wuhan, Cina, pada Desember 2019.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id