[Fakta atau Hoaks] Benarkah Menghirup Uap Air Panas Bisa Membunuh Virus Corona Covid-19?
Senin, 30 Maret 2020 17:10 WIB
Narasi bahwa menghirup uap air panas bisa membunuh virus Corona Covid-19 beredar di WhatsApp dan YouTube sejak Jumat, 27 Maret 2020. Narasi ini menyebar bersama sebuah video yang memperlihatkan langkah-langkah untuk mencegah penularan Corona dengan menghirup uap air panas.
Salah satu kanal YouTube yang mengunggah video itu adalah kanal Oey Him Toan. Video yang dibagikan pada 27 Maret 2020 tersebut berjudul "Tips Meredam Convid19 Dengan Uap Air Panas".
Adapun keterangan video itu berbunyi: "Pakar-pakar Cina mengesahkan bahwa pernafasan dg uap air membunuh 100% virus Corona jika terdapat di dalam paru-paru, tekak atau hidung, karena virus itu tidak boleh bertolak unsur dengan suhu uap air hangat."
Apa benar menghirup uap air panas bisa membunuh virus Corona Covid-19?
PEMERIKSAAN FAKTA
Dikutip dari arsip berita Tempo pada 29 Maret 2020, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar, membantah bahwa menghirup uap air panas bisa mematikan virus Corona Covid-19.
Eka pun menilai tindakan tersebut tidak bermanfaat. "Karena virus ini ada di dalam sel tubuh walau masuknya memang secara droplet lewat sistem pernafasan," ujar Eka saat dihubungi Tempo pada Minggu, 29 Maret 2020.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam atau internis ini, belum ada penelitian kesehatan yang resmi yang bisa membuktikan apakah menghirup uap air panas dapat membunuh virus Corona. Sampai saat ini pun, belum ada metode yang resmi untuk melakukan penelitian tersebut.
Eka justru khawatir masyarakat salah paham, mengira tips yang beredar di media sosial tersebut efektif. Hal itu menyebabkan masyarakat tidak lagi melakukan hal yang penting untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer.
Artikel cek fakta AFP yang berisi verifikasi atas klaim bahwa uap air panas bisa membunuh virus Corona Covid-19 pun memaparkan hal serupa. Para ahli yang diwawancarai AFP mengatakan bahwa hal itu tidak akan bisa mengobati infeksi virus, dan malah bisa berbahaya.
"Saat ini, satu-satunya cara untuk 'membunuh' sebuah virus adalah dengan pembersih anti-mikrobial, yang seharusnya tidak pernah terhirup atau terpapar ke dalam tubuh dengan cara apa pun," ujar Jason McKnight, asisten profesor klinis dari Departemen Perawatan Primer dan Kesehatan Populasi Texas A&M University.
"Secara umum, seseorang mungkin mendapati bahwa menghirup uap air panas ketika menderita beberapa penyakit pernapasan dapat membantu mengatasi gejala-gejala yang mereka alami, seperti batuk dan hidung tersumbat. Namun, ini hanya menghilangkan gejala ringan dan bukan menyembuhkan infeksi virus apa pun," kata McKnight.
Dia pun menambahkan, "Anda malah berpotensi untuk membahayakan mata Anda di mana uap air panas dapat menyebabkan luka bakar pada mata, wajah, dan saluran pernapasan Anda, yang jika cukup parah dapat menyebabkan hal yang serius dan komplikasi jangka panjang," ujar McKnight.
Benjamin Neuman, ahli virus Corona yang mengepalai Departemen Ilmu Biologi Texas A&M University, sependapat dengan McKnight. "Paru-paru merupakan organ yang ringkih, dan uap air sangat panas. Uap panas dapat merusak paru-paru. Karena itu, gagasan bahwa cara tersebut dapat melawan virus yang juga merusak paru-paru merupakan gagasan yang sangat buruk."
Sementara itu, Karine Le Roch, profesor biologi sel dari University of California, Riverside, mengatakan, "Saya benar-benar tidak setuju bahwa menghirup uap dapat menyembuhkan infeksi. Tidak ada obat yang ajaib. Para peneliti sedang berusaha melakukan yang terbaik untuk menemukan obat infeksi virus tersebut. Tapi itu butuh waktu," ujarnya.
Menghirup uap air panas pun tidak tercantum dalam rekomendasi pencegahan Covid-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO, cara yang paling efektif untuk melindungi diri dari Covid-19 adalah rajin membersihkan tangan dengan sabun dan air atau pembersih berbasis alkohol, menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk atau bersin, tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, serta mengisolasi diri jika merasa tidak sehat.
Adapun mengenai vaksin atau obat untuk Covid-19, sejauh ini, WHO belum menyatakan adanya vaksin atau obat yang bisa digunakan untuk mencegah atau mengobati Covid-19. Mereka yang terinfeksi hanya perlu mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala. Sementara mereka yang memiliki gejala lebih serius harus dibawa ke rumah sakit.
KESIMPULAN
Bersasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa menghirup uap air panas bisa membunuh virus Corona Covid-19 adalah klaim yang keliru. Hingga kini, belum ada penelitian kesehatan resmi yang bisa membuktikan bahwa menghirup uap air panas dapat membunuh virus Corona. Cara itu pun tidak tercantum dalam rekomendasi dari WHO mengenai pencegahan penularan Covid-19.
IBRAHIM ARSYAD
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id