[Fakta atau Hoaks] Benarkah Korban Meninggal di Wuhan Akibat Virus Corona Mencapai 10 Ribu Orang?

Rabu, 29 Januari 2020 14:03 WIB

[Fakta atau Hoaks] Benarkah Korban Meninggal di Wuhan Akibat Virus Corona Mencapai 10 Ribu Orang?

Situs Epoch Times Indonesia melalui kanal YouTube-nya, ET Indonesia, membagikan sebuah video yang diklaim sebagai video suasana salah satu rumah sakit di Wuhan, Cina, pada Ahad, 26 Januri 2020. Video tersebut diberi judul "Wuhan Jadi Neraka, Mayat Terbaring di Mana-mana, yang Meninggal Hampir 10.000, Tidak Terurus".

Dalam video itu, terdengar suara seorang pria yang berbicara dalam bahasa Mandarin. Pria itu berjalan mengelilingi rumah sakit sembari mengabadikan suasana di sejumlah ruangan.

Gambar tangkapan layar video unggahan kanal YouTube Epoch Times Indonesia yang memuat narasi sesat mengenai jumlah korban meninggal di Wuhan, Cina, akibat virus Corona 2019-nCoV.

Kanal ET Indonesia pun menulis keterangan:

"Di luar ruang gawat darurat, ada sebuah mayat terbaring di sana, tidak diketahui sudah berapa lama, tidak ada yang mengurus, tadi saya berpikir ada orang yang terbaring di sana, namun saya teliti lagi wajahnya tertutup semua. Dalam Rumah Sakit Wuhan mayat banyak sekali, ada dimana-mana, yang meninggal sudah 100 lebih, masih terus ada yang meninggal, di Wuhan yang meninggal sudah 10.000 lebih, yang meninggal karena sakit, yang terbaring sudah meninggal, tidak ada yang mengurus, pemerintah juga tidak mengurus."

Advertising
Advertising

Hingga artikel ini dimuat, video unggahan kanal ET Indonesia yang berdurasi 2 menit 22 detik itu telah ditonton lebih dari 690 ribu kali dan dikomentari lebih dari 2.600 kali.

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, video yang diambil dari lokasi yang sama namun dari arah yang berlawanan pernah diunggah oleh media Al Jazera di akun Twitter-nya, @AJEnglish, pada 25 Januari 2020. Kesamaan itu terlihat dari sejumlah pasien yang tergeletak di lantai serta beberapa tanda rumah sakit.

Beberapa kesamaan antara video kanal YouTube Epoch Times Indonesia dan video akun Twitter Al Jazeera.

Menurut Al Jazeera, mengutip dari Storyful, video yang direkam di Wuhan Red Cross Hospital sekitar 23-24 Januari 2020 itu diduga memperlihatkan mayat-mayat yang tergeletak di lorong ketika para dokter berusaha merawat pasien lainnya yang terinfeksi virus Corona.

Al Jazeera pun mencuit, "Ini adalah video kami yang paling banyak ditonton di Twitter pekan ini, rekaman yang diduga menunjukkan mayat yang tergeletak di rumah sakit di Wuhan, kota tempat virus Corona berasal."

Media RFA China di akun Twitter-nya, @RFA_Chinese, juga menggunggah video serupa pada 24 Januari 2020. Dalam cuitannya, RFA China menyebut bahwa video itu memperlihatkan suasana kebingungan di Rumah Sakit Wuhan pada 24 Januari 2020. Walaupun pasien yang terinfeksi virus Corona diterima untuk dirawat di rumah sakit itu, karena tempat tidur yang tidak memadai, mereka berkerumun di lorong.

Dilansir dari situs Arcgis.com, hingga Rabu, 28 Januari 2020, Pukul 13.31 WIB, korban meninggal akibat virus Corona di Provinsi Hubei, tempat Kota Wuhan berada, mencapai 125 orang. Sementara itu, di seluruh Cina, korban meninggal akibat virus Corona 2019-nCoV mencapai 132 orang.

Selain di Hubei, korban meninggal tersebut tersebar di Henan (2 orang), Beijing (1 orang), Shanghai (1 orang), Hainan (1 orang), Hebei (1 orang), dan Heilongjiang (1 orang). Adapun jumlah kasus yang terkonfirmasi di Cina mencapai 5.970 kasus.

Dikutip dari situs Liputan6.com, peta persebaran virus Corona di Arcgis tersebut dibuat oleh para peneliti dari Center for Systems Science and Engineering John Hopkins University, Amerika Serikat. Menurut profesor civil and system engineering, Lauren Gardner, peta ini merupakan kumpulan kasus yang dilaporkan dan didapatkan dari sumber lokal. Peta ini dibuat tanpa permodelan apa pun.

Dalam membuat peta persebaran virus Corona itu, Gardner dan timnya mengumpulkan dan menyusun laporan dari berita media Cina. Laporan-laporan itu diterjemahkan ke bahasa Inggris dan kemudian lokasinya dipetakan. Saat ada laporan baru, peta tersebut juga diperbarui.

Selain itu, Gardner dan timnya juga bergantung pada data milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Center Disease Control and Prevention (CDC) AS, CDC Cina, Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC), dan Ding Xiang Yuan, situs yang mengumpulkan data NHC dan laporan CDC lokal dalam waktu realtime untuk memberikan perkiraan kasus secara terperinci.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa korban tewas di Wuhan, Cina, akibat virus Corona mencapai 10 ribu orang merupakan klaim yang menyesatkan. Hingga 28 Januari 2020, korban meninggal akibat virus Corona di Provinsi Hubei, tempat Kota Wuhan berada, mencapai 125 orang. Sementara di seluruh Cina, korban meninggal akibat virus 2019-nCoV itu mencapai 132 orang.

ZAINAL ISHAQ

Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id