[Fakta atau Hoaks] Benarkah Sultan HB X Sebut Cina dan Keturunannya Tak Pantas Jadi Pemimpin di Indonesia?
Selasa, 7 Januari 2020 12:39 WIB
Gambar tangkapan layar tautan artikel dengan narasi bahwa Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyebut Cina dan keturunannya tidak pantas menjadi pemimpin di Indonesia beredar di media sosial. Dalam gambar itu, diketahui bahwa artikel tersebut dimuat oleh sebuah situs yang bernama Metronews.tk.
Di bawah tautan artikel itu, terdapat narasi lengkap yang dimuat, yakni: "Sri Sultan Hamengkubuwono: Maaf Bukan Sara, Tapi Cina dan keturunannya Tidak Pantas Jadi Pemimpin di Bumi Nusantara. Fakta Sejarah, Tionghoa adalah Satu-satunya Penghianat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)".
Terdapat pula foto di tautan artikel tersebut, yakni foto Sultan HB X yang tengah diwawancarai sejumlah wartawan. Salah satu akun yang membagikan gambar tangkapan layar itu adalah akun Salahuddin Al Ayyubi di Facebook, pada 2 Januari 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun itu telah disukai 170 kali dan dibagikan 166 kali.
Benarkah Sultan HB X pernah menyebut bahwa Cina dan keturunannya tidak pantas menjadi pemimpin di Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam gambar di atas?
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo memasukkan kata kunci "Sultan HB X Cina tak pantas pimpin Indonesia" di mesin pencarian Google. Hasilnya, ditemukan bahwa artikel itu pernah beredar pada 2017 dan telah terbukti hoaks. Pemilik situs yang memuat artikel itu, Metronews.tk, pun telah ditangkap polisi. Situs itu juga sudah dihapus.
Dalam arsip pemberitaan Tempo, diketahui bahwa artikel yang berjudul "Sri Sultan Hamengkubuwono: Maaf Bukan Sara, Tapi Cina dan keturunannya Tidak Pantas Jadi Pemimpin di Bumi Nusantara. Fakta Sejarah, Tionghoa adalah Satu-satunya Penghianat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" itu berisi tentang warga etnis Cina di Yogyakarta yang tidak berhak memiliki tanah, melainkan hanya hak guna bangunan.
Artikel itu juga menyebut warga Tionghoa sebagai pengkhianat perjuangan Indonesia. Menurut artikel tersebut, ketika terjadi agresi militer II Belanda pada Desember 1948, komunitas Tionghoa di Yogyakarta memberikan sokongan kepada agresor Belanda.
Pada 1950, menurut artikel tersebut, warga etnis Cina di Yogyakarta berencana melakukan eksodus. Namun, rencana itu dilarang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Mereka dibiarkan tinggal di Yogyakarta, namun tidak berhak memiliki tanah.
Merespons artikel tersebut, Sultan HB X menyatakan bahwa ia tidak pernah diwawancarai soal hak atas tanah warga Tionghoa yang disiarkan di Metronews.tk. Sultan pun melaporkan berita bohong itu ke Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 19 April 2017.
Sultan juga mengaku tidak pernah memberikan pernyataan sebagaimana dalam artikel itu. "Itu memojokkan salah satu etnis tertentu berupa SARA," kata Gubernur DIY tersebut. Ia pun tidak mengetahui siapa yang membuat tulisan itu.
Dikutip dari laman MediaIndonesia.com, pada 26 April 2017, Polda DIY telah menangkap pembuat artikel sekaligus pemilik Metronews.tk. Pelaku adalah warga Sumatera Selatan berinisial RNM, 25 tahun. Motif pelaku adalah ekonomi, agar situs miliknya semakin banyak dikunjungi dan iklan yang masuk pun semakin banyak.
Modusnya, RNM mencuplik secara asal-asalan dari sejumlah artikel yang tidak bisa dipertanggungjawabkan validitasnya. "Hoaksnya dia yang membuat, dia ambil dari beberapa konten dipotong-potong. Seolah-olah itu bahasanya Pak Gubernur (DIY)," kata Kapolda DIY Brigadir Jenderal Ahmad Dofiri pada 28 April 2017.
Berdasarkan hasil penyedilidan, banyak warga di kampung tempat tinggal RNM yang membuat blog dan mendapatkan penghasilan dari iklan yang masuk. Barang bukti yang disita polisi antara lain ponsel, laptop, dan beberapa kartu seluler milik RNM. Laptop itulah yang digunakan RNM untuk membuat berita hoaks tentang Sultan HB X.
Dilansir dari situs Medcom.id, sejak artikel di Metronews.tk itu tersebar di media sosial, redaksi Metrotvnews.com dihubungi oleh sejumlah pihak yang mempertanyakan kebenaran kabar yang disebar Metronews.tk. Mereka juga mempertanyakan keterkaitan Metrotvnews.com dengan Metronews.tk.
"Kami menegaskan tidak ada kaitan antara Metro TV dan Metrotvnews.com dengan situs Metronews.tk. Redaksi kami bekerja profesional dan membuat berita melalui proses verifikasi ketat, serta tidak memproduksi konten berbau SARA. Kami juga mengusung nilai-nilai keindonesiaan yang sesuai dengan nilai Bhinneka Tunggal Ika," ujar Wakil Pemimpin Redaksi Metrotvnews.com Nurfajri Budi Nugroho.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, Sultan HB X tidak pernah menyebut bahwa Cina dan keturunannya tidak pantas menjadi pemimpin di Indonesia. Artikel dengan narasi itu dibuat oleh warga Sumatera Selatan berinisial RNM dengan motif agar situs miliknya, Metronews.tk, semakin banyak dikunjungi dan iklan pun semakin banyak diperoleh. RNM telah ditangkap oleh Polda DIY pada 26 April 2017 lalu.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id