Keliru: Video Kedatangan Pengungsi Palestina yang Dikawal Jet Tempur Iran
Rabu, 6 Agustus 2025 13:10 WIB

VIDEO yang diklaim sebagai kedatangan pengungsi Palestina ke Indonesia, beredar di TikTok oleh akun 1 [arsip] dan akun 2.
Video pertama memperlihatkan pesawat Garuda yang disebut membawa pengungsi Palestina dan dikawal oleh jet tempur Iran. Video kedua memperlihatkan kapal-kapal kecil berbendera Palestina yang membawa mereka ke daratan.
Benarkah video itu rekaman kedatangan pengungsi Palestina yang datang ke Indonesia dengan pengawalan dari militer Iran?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi video itu dengan melakukan pengamatan visual, membandingkan gambar serupa dari sumber-sumber kredibel, dan memindainya menggunakan aplikasi pendeteksi konten AI. Hasilnya, konten tersebut dibuat menggunakan akal imitasi atau kecerdasan buatan (AI).
Video 1
Tampilan awal pada bagian video pertama, memperlihatkan pesawat bertuliskan Garuda melewati Patung Liberty. Gambar patung tersebut sama dengan yang dipublikasikan website UNESCO. Namun, sesungguhnya Patung Liberty berada di Kota New York, Amerika Serikat, bukan di Palestina maupun Iran.
Pesawat Garuda dalam video tersebut juga memiliki tampilan yang berbeda dengan aslinya, saat dibandingkan dengan laman Garuda Indonesia. Kejanggalan seperti ini biasa ditemukan pada konten AI saat meniru sebuah objek.
Kejanggalan secara visual berikutnya, terlihat pada jet tempur yang mengelilinginya. Saat lepas landas, terlihat ada tiga jet tempur. Namun saat mendarat justru terlihat enam jet tempur.
Lokasi pendaratan pesawat tersebut juga berbeda dengan milik Indonesia. Terdapat kesalahan penulisan nama Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi Sobkarno Hatta International Airport.
Atap bangunan terminal dalam konten itu, tak sama dengan atap Terminal 2 dan 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang melayani penerbangan internasional. Visual asli bandara dapat dibandingkan dengan laman In Journey Airports yang dikelola Angkasa Pura Indonesia.
Sementara, pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi akal imitasi, AI or Not, menunjukkan sekitar 73 persen konten dibuat dengan kecerdasan buatan. Demikian juga saat dianalisis dengan alat Zhuqe AI Detection Assistant, menghasilkan 44,07 persen menggunakan akal imitasi.
Video 2
Pada video kedua juga memperlihatkan bahwa konten dibuat dengan kecerdasan buatan. Pertama pada detik ke-7, tulisan pada spanduk putih terlihat buram padahal kainnya terbentang rapi.
Kedua, semua bendera Palestina dalam video tersebut, terbentang kaku meski berada di tengah perairan. Ketiga, kondisi laut tampak terlalu tenang.
Pemindaian menggunakan aplikasi pendeteksi AI, AI or Not, menunjukkan hasil 99 persen dan analisis Hive Moderation sebesar 99,9 persen bahwa konten tersebut dibuat dengan kecerdasan buatan.
Tidak Ada Pengungsian Warga Palestina ke Indonesia
Menurut Tempo edisi 19 Juli 2025, Direktur badan intelijen Israel, Mossad, David Barnea, dikabarkan meminta AS untuk melobi pemerintah Indonesia, Ethiopia, dan Libya agar mau menerima pengungsi Palestina.
Sebelumnya, Presiden Indonesia Prabowo Subianto pernah melontarkan wacana kontroversial pada 16 April 2025. Ia menyatakan akan mengevakuasi seribu warga Gaza agar mendapatkan tempat yang layak setelah genosida dari Israel.
Namun gagasan Prabowo tersebut menuai pro-kontra. Dikutip dari laman Universitas Gajah Mada, Guru Besar UGM Bidang Geopolitik Timur Tengah, Prof. Dr. Siti Mutiah Setiawati, menyatakan gagasan tersebut harus dipikirkan secara matang. Sebab Indonesia harus mempertimbangkan jumlah pengungsi, permasalahan kondisi fisik dan mental pengungsi, biaya yang dikeluarkan, tempat yang belum disiapkan, serta beberapa hal teknis untuk membawa pengungsi ke Indonesia.
Siti menyarankan, daripada menerima pengungsi, Indonesia dapat meningkatkan jumlah kontribusi kepada lembaga yang menangani pengungsi Palestina, UNRWA (The United Nations Relief and Works Agency for Palestine in the Near East).
Selain itu, pemerintah sebaiknya lebih mendorong Mesir dan Yordania, sebagai negara tetangga untuk bersedia menerima pengungsi dari warga Gaza. Pasalnya, dari segi etnik, budaya, dan bahasa, sedikit memiliki memiliki kemiripan dan kesamaan. Bahkan jarak yang dekat antar kedua negara ini secara teknik akan lebih mudah dibandingkan dikirim ke Indonesia.
Sedangkan menurut Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, rencana pemindahan warga Palestina untuk keluar dari Gaza merupakan ide Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang didukung Israel.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan pengungsi asal Palestina yang datang ke Indonesia dengan pengawalan jet tempur milik militer Iran adalah klaim keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id