Keliru: Video SBY Menngatakan Merokok Lebih Baik daripada Minum Obat
Kamis, 10 Juli 2025 12:45 WIB

SEBUAH video berisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan merokok lebih baik daripada minum obat, beredar di Facebook [arsip] pada 8 Juli 2025.
Video itu memperlihatkan mantan Presiden Indonesia ke-6 itu memberikan rekomendasi kesehatan. Menurut dia, merokok lebih baik daripada mengkonsumsi obat-obatan yang dijual di apotik dengan harga lebih mahal. “Bahan obat lebih murah dari sebungkus rokok, tapi dijual 20-30 kali. Tujuannya bukan untuk menyembuhkan tapi membuat ketergantungan,” kata SBY dalam video yang ditonton 157 ribu kali.
Namun, benarkah SBY pernah mengatakan lebih baik merokok daripada minum obat?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi video itu dengan memanfaatkan layanan pencarian gambar terbalik Google, serta memindainya dengan aplikasi pendeteksi konten akal imiasi. Hasilnya, audio Susilo Bambang Yudhoyono dalam video itu telah diubah dari aslinya.
Video itu adalah rekaman wawancara SBY yang telah dipublikasikan di kanal Youtube Liputan 6 edisi 2 Juni 2025. Dalam video itu, SBY sebenarnya berbicara tentang konflik Timur Tengah khususnya perang Israel dan Iran pada 13-25 Juni 2025. SBY dalam video tersebut tidak menyinggung urusan kesehatan maupun terkait obat.
Tempo kemudian menganalisis video itu dengan alat deteksi kecerdasan buatan Hive Moderation. Hasilnya, 81,6 persen video itu melibatkan kecerdasan buatan.
Elemen akal imitasi dominan pada audio. Setelah dibandingkan secara langsung, terdapat perbedaan suara antara video yang beredar dan versi aslinya.
Demikian juga hasil analisis dengan alat audio deepfake, Hiya Deepfake Voice Detector. Hasilnya juga menunjukkan penggunaan kecerdasan buatan yang signifikan pada bagian audio.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa video yang diklaim memperlihatkan SBY mengatakan lebih baik merokok daripada minum obat untuk menyembuhkan penyakit, adalah klaim keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id