Keliru: Video Bandara dan Pangkalan Udara Militer Israel yang Hancur
Selasa, 24 Juni 2025 19:45 WIB

SEBUAH video beredar di Facebook dan YouTube [arsip] pada 27 Mei 2025, memuat klaim kondisi bandara dan pangkalan udara militer Israel yang porak poranda.
Video itu memperlihatkan sejumlah pesawat penumpang, jet tempur, gedung-gedung yang rusak parah. Landasan pacu bandara juga terlihat hancur. Video ini beredar sebelum perang terbuka antara Israel dan Iran meletus pada 13 Juni 2025.
Namun, benarkah video itu memperlihatkan kondisi pangkalan udara Israel?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi konten tersebut menggunakan alat pencarian gambar terbalik Google dan menganalisisnya dengan pendeteksi konten akal imitasi.
Hasilnya, sejumlah klip dalam video itu terdeteksi dibuat menggunakan kecerdasan buatan generatif.
Video 1
Klip pertama memperlihatkan jet tempur yang rusak di sebuah bandara yang hancur. Video itu berasal dari akun Instagram 3amelyon pada 19 Mei 2025. Akun tersebut beberapa kali mengunggah video hasil buatan kecerdasan buatan generatif tanpa menyertakan penjelasan bahwa konten dibuat dengan AI.
Tempo pernah membantah konten dari akun tersebut pada 16 Juni. Akun itu mempublikasikan visual kondisi bandara dan rumah sakit di Iran imbas serangan Israel. Meski perang Israel dan Iran terjadi, namun konten-konten tersebut sesungguhnya tidak berdasarkan fakta.
Demikian juga organisasi pemeriksa fakta AFP dan AAP, pernah membantah visual kerusakan di Israel karena serangan Iran. Konten yang beredar menggunakan video dari akun tersebut.
Analisis menggunakan pendeteksi AI, AI or NOT, menunjukkan hasil 94 persen kemungkinan besar konten itu melibatkan AI. Sekitar 90 persen konten dibuat menggunakan aplikasi 4o dari Open AI.
Video 2
Klip berikutnya juga berasal dari akun 3amelyon pada 17 Mei 2025. Pemindaian menggunakan AI or NOT, menunjukkan 96 persen konten adalah hasil sintetis dari AI. Sekitar 95 persen alat yang digunakan adalah 4o.
Konflik antara Israel dan Iran terjadi setelah Israel menyerang Iran pada 13 Juni 2025 lewat “Operasi Singa Bangkit". Israel menyebut serangan ini sebagai preemptive strike untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Dirangkum dari Al Jazeera dan Euronews, sasaran utama serangan adalah fasilitas nuklir strategis seperti Natanz dan Isfahan, pangkalan militer penting, serta kediaman pejabat tinggi Iran di Teheran.
Namun menurut penilaian internasional, termasuk oleh komunitas intelijen Amerika Serikat, program nuklir Iran saat ini bukan untuk senjata. Teheran juga berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak sedang membuat bom, dikutip dari CNN.
Iran kemudian membalas serangan itu dengan meluncurkan serangan besar-besaran yang menargetkan ke berbagai wilayah Israel. Target utamanya adalah instalasi militer dan fasilitas intelijen Israel, namun beberapa rudal juga mengenai permukiman sipil, termasuk di wilayah Tel Aviv.
Perang tersebut semakin memburuk karena Amerika Serikat terlibat mendukung Israel. Pada 21 Juni 2025, pasukan Amerika Serikat menyerang tiga lokasi yang diduga pangkalan nuklir milik Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Dikutip dari media Turki, Anadolu Agency, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi, mengumumkan pada 21 Juni 2025, jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel telah meningkat menjadi 430 orang dan lebih dari 3.500 warga sipil terluka.
Di pihak Israel, setidaknya 25 orang tewas dan lebih dari 2.500 terluka oleh serangan Iran, menurut data yang dirilis oleh otoritas setempat.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan kondisi bandara dan pangkalan udara Israel merupakan klaim keliru. Video itu dibuat menggunakan AI generatif.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id