Keliru: Pembangkit Listrik Israel Kena Serangan Iran

Senin, 23 Juni 2025 18:21 WIB

Keliru: Pembangkit Listrik Israel Kena Serangan Iran

SEBUAH video diunggah sejumlah akun media sosial di X dan Facebook yang memuat klaim bahwa pembangkit listrik Israel terbakar karena serangan Iran. Akun-akun itu, [akun 1 [arsip], akun 2, dan akun 3] serta Facebook, mengunggahnya sejak 17 Juni 2025.

Video berdurasi 11 detik itu memperlihatkan kebakaran besar di sebuah kawasan industri. Tampak asap hitam yang sangat tebal mengepul di udara.

Benarkah itu pembakit listrik Israel yang kena serangan Iran?

PEMERIKSAAN FAKTA

Tempo memverifikasi video itu dengan pencarian gambar terbalik Google Lens, dan membandingkan dengan pemberitaan media kredibel. Hasilnya, meski memang terjadi konflik antara Israel dan Iran, namun video tersebut bukan dampak dari peperangan kedua negara.

Advertising
Advertising

Dari penelusuran Tempo, tidak ditemukan fakta tentang kebakaran pembangkit listrik milik Israel. Petunjuk dari situs 6sedici.com yang memverifikasi klaim itu, menjelaskan, pembangkit listrik yang terbakar dalam video tersebut berada di ibukota Yaman, Sanaa.

Tempo kemudian membandingkan informasi dengan situs media kredibel lainnya. Media Inggris, Reuters melansir, kebakaran pernah terjadi di pembangkit listrik Hezyaz Central di ibu kota Yaman, Sanaa, menyusul serangan Israel, Kamis, 19 Desember 2024.

Senada, Al Jazeera juga menulis bahwa pada esember lalu, militer Israel menyerang beberapa target yang terkait dengan pemberontak Houthi di Yaman, termasuk Bandara Internasional Sanaa dan tiga pelabuhan di sepanjang pantai barat. Salah satunya juga menargetkan pembangkit listrik Hezyaz dan Ras Kanatib Yaman, serta infrastruktur militer di Pelabuhan Hodeidah, Salif dan Ras Kanatib.

Selanjutnya, Tempo memverifikasi lokasi pembangkit listrik Hezyaz di Google Map dan Google Earth. Hasilnya, terdapat kemiripan kawasan tersebut dengan tampilan gambar pada video yang beredar.

Konflik Israel-Iran

Konflik antara Israel dan Iran kini mencapai titik paling panas dalam sejarah. Israel memulai aksi militernya dengan serangan udara ke Iran pada 13 Juni 2025 lewat “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion).

Israel menyebut serangan ini sebagai preemptive strike untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Dirangkum dari Al Jazeera dan Euronews, sasaran utama serangan adalah fasilitas nuklir strategis seperti Natanz dan Isfahan, pangkalan militer penting, serta kediaman pejabat tinggi Iran di Teheran.

Namun menurut penilaian internasional, termasuk oleh komunitas intelijen Amerika Serikat, program nuklir Iran saat ini bukan untuk senjata. Teheran juga berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak sedang membuat bom, dikutip dari CNN.

Iran kemudian membalas serangan itu dengan meluncurkan serangan besar-besaran yang menargetkan ke berbagai wilayah Israel. Target utamanya adalah instalasi militer dan fasilitas intelijen Israel, namun beberapa rudal juga mengenai permukiman sipil, termasuk di wilayah Tel Aviv.

Saling balas serangan antara Israel dan Iran telah memasuki hari kesepuluh. Situasi memburuk karena Amerika Serikat bergabung dengan Israel menyerang situs-situs nuklir Iran. Dikutip dari media Turki, Anadolu Agency, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Iraj Harirchi, mengumumkan pada 21 Juni 2025, jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel telah meningkat menjadi 430 orang dan lebih dari 3.500 warga sipil terluka.

Di pihak Israel, setidaknya 25 orang tewas dan lebih dari 2.500 terluka oleh serangan Iran, menurut data yang dirilis oleh otoritas setempat.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim pembakit listrik Israel kena serangan Iran adalah keliru.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id