Keliru: Presiden Prancis Macron dan Kanselir Jerman Terlibat Skandal Kokain
Senin, 19 Mei 2025 18:37 WIB

AKUN media sosial X [arsip] mengunggah video yang memperlihatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, tengah duduk satu meja di dalam sebuah kereta.
Pengunggah konten menulis bahwa dalam perjalanan pulang dari Kyiv, wartawan tiba-tiba memasuki kabin pemimpin. Dia mengklaim, penasihat Jerman Merz menyembunyikan sendok yang digunakan untuk kokain, sementara Presiden Prancis Macron menyembunyikan sekantong kokain.
Benarkah para pemimpin negara itu termasuk Presiden Prancis Macron terlibat skandal kokain?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tempo memverifikasi video dengan bantuan layanan alat pembalik gambar (reverse image search), mesin pencarian Google, dan YouTube. Hasilnya benda putih di atas meja yang digunakan Presiden Prancis dan Kanselir Jerman itu bukan narkoba jenis kokain.
Klaim mengenai skandal kokain tersebut memutarbalikkan dari video yang diunggah oleh kantor berita Perancis, AFP News Agency, 10 Mei 2025, berjudul “Macron, Merz and Starmer meet aboard a train to Kyiv | AFP”.
Saat itu, para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman dan Polandia akan melakukan kunjungan bersama ke Kyiv untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mendesak Rusia untuk menyetujui gencatan senjata.
Pada saat itu, banyak perwakilan pers lainnya juga merekam momen yang sama.
Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan benda putih itu adalah tisu untuk membuang ingus yang digunakan oleh Macron.
Pemeriksaan menggunakan pencarian gambar terbalik oleh kantor berita Jerman, DW, juga menunjukkan bahwa benda di atas meja bukanlah narkoba, melainkan hanya tisu bekas pakai.
Dikutip dari organisasi pemeriksa fakta, Politifact, versi foto yang dipotong oleh The Associated Press dengan memperbesar benda di atas meja, telah membuktikan item itu adalah tisu.
Muncul dari saluran media sosial pro-Rusia
Tuduhan mengenai skandal kokain tersebut, menurut The Guardian, muncul di saluran media sosial pro-Rusia kemudian ditanggapi oleh juru bicara Kremlin (Rusia) dan pejabat lainnya. Tuduhan itu muncul di tengah lonjakan upaya Kremlin baru-baru ini untuk meminggirkan upaya Eropa dalam mendukung Ukraina.
"Berita palsu ini disebarkan oleh musuh-musuh Prancis, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kita harus tetap waspada terhadap manipulasi," demikian keterangan Istana Élysée, kediaman resmi Presiden Macron di X setelah gambar tersebut menyebar.
Menurut Istana Prancis itu, musuh-musuh Prancis menyebarkan berita palsu dengan mengatakan bahwa ia dan para pemimpin Eropa lainnya menggunakan narkoba di dalam kereta api saat berkunjung ke Kyiv.
Dikutip dari Politifact, Darren Linvill, seorang profesor komunikasi Universitas Clemson yang mempelajari kampanye disinformasi Rusia, mengatakan ia melihat penyebutan paling awal tentang narasi ini, ada dalam bahasa Prancis pada 10 Mei.
Sekitar pukul 7:34 pagi pada 11 Mei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, mengunggah foto-foto pertemuan tersebut di aplikasi perpesanan Telegram. Ia menambahkan lingkaran merah di sekeliling objek putih di atas meja.
Keterangan fotonya mengatakan Macron, Starmer, dan Merz lupa "menyimpan perlengkapan mereka" sebelum wartawan datang untuk mengambil foto. Unggahannya juga menggambarkan Zelenskyy sebagai pecandu narkoba yang menggunakan kokain pada tahun 2022.
Linvill mengatakan narasi palsu tersebut tersebar luas di media sosial Inggris—termasuk X, Facebook, dan Reddit—pada pagi hari tanggal 11 Mei. Narasi tersebut diperkuat dan dipopulerkan oleh "akun-akun yang diketahui menjadi bagian dari jaringan distribusi kampanye Badai-1516 Rusia," katanya.
Dilansir situs France24.com, Pusat Penanggulangan Disinformasi Ukraina menuduh Rusia berusaha mendiskreditkan inisiatif yang didukung oleh para pemimpin Eropa untuk mengakhiri konflik tiga tahun yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
"Insiden memalukan ini menunjukkan banyak hal tentang 'tingkat' diplomasi Rusia saat ini, yang telah lama berubah menjadi alat disinformasi," katanya.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa Presiden Prancis Macron terlibat skandal kokain adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id