Keliru: Pemanasan Global Disebabkan karena Rotasi Bumi Mendekati Matahari
Selasa, 6 Mei 2025 06:16 WIB

SEBUAH akun media sosial Facebook [arsip] mengunggah konten pernyataan senator Partai Republik dari Pennsylvania, Scott Wagner, tentang pemanasan global pada 24 April 2025.
Konten itu berupa foto Scott Wagner dan teks berisi pernyataannya bahwa perubahan iklim disebabkan karena bumi semakin mendekati matahari dan tubuh manusia yang mengeluarkan panas. “The earth moves closer to the sun every year. You know the rotation of the earth. Also, we have more people and humans have warm bodies, so heat coming off them”.
Benarkah bumi semakin panas karena rotasi bumi mendekati matahari dan pengaruh panas tubuh manusia?
PEMERIKSAAN KLAIM
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dengan bantuan Google Lens, Mesin pencarian Google dan wawancara ahli perubahan iklim. Hasilnya, pernyataan Scott Wagner tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian mengenai penyebab perubahan iklim yang telah disepakati ilmuwan secara global.
Scott Wagner memang pernah menyampaikan pernyataan tersebut, dalam pidatonya kepada para pendukung gas alam di Harrisburg pada Maret 2017, sebagaimana yang dipublikasikan oleh NPR dan The Week.
Wagner menyatakan, perubahan iklim mungkin terjadi, tetapi pemerintah seharusnya tetap mengurangi peraturan yang membatasi industri pengeboran gas alam. Ia berpendapat bahwa bumi semakin mendekati matahari dan manusia memiliki tubuh hangat dinilai berkontribusi terhadap naiknya temperatur bumi.
The Week menulis, Wagner melalui juru bicaranya kemudian mengklarifikasi dalam sebuah pernyataan, ia percaya akan adanya perubahan iklim dan bahwa sebagian dari perubahan tersebut adalah akibat ulah manusia. Namun, dia tidak menyebutkan penyebab utama pemanasan global menurut para ilmuwan: gas rumah kaca.
Peneliti meteorologi dan klimatologi Badan Riset dan Inovasi Nasional, Profesor Edvin Aldrian, mengatakan, pernyatan Wagner tersebut keliru. Sebab posisi tata surya tidak berubah dan panas tubuh manusia juga tidak berkontribusi pada pemanasan global. “Informasi itu hoaks,” kata Edvin kepada Tempo, Senin, 5 Mei 2025.
Pernyataan Wagner tidak sesuai dengan konsensus ilmuwan mengenai penyebab pemanasan global, suhu ekstrim yang menyebabkan perubahan iklim. Menurut Perserikatan Bangsa-bangsa dan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC), pemanasan global terjadi karena aktivitas manusia, mulai dari penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan penggunaan lahan. Aktivitas manusia tersebut melepas karbon dioksida yang bertanggung jawab atas sebagian besar pemanasan global, meskipun metana dan gas rumah kaca lainnya juga menghangatkan iklim.
Bahan bakar fosil itu meliputi batu bara, minyak, dan gas. Ketiganya menjadi penyumbang terbesar perubahan iklim global dengan lebih dari 75 persen emisi gas rumah kaca global dan hampir 90 persen dari seluruh emisi karbon dioksida.
Saat emisi gas rumah kaca menyelimuti bumi, panas matahari terperangkap di dalamnya. Bumi memanas lebih cepat daripada sebelumnya dalam sejarah. Suhu yang lebih hangat dari waktu ke waktu mengubah pola cuaca dan mengganggu keseimbangan alam.
Setelah pernyataan Wagner tersebut, situs pemeriksa fakta di Amerika Serikat, Politifact menerbitkan artikel cek fakta pada 31 Maret 2017. Politifact mewawancarai Dave Goldberg dari Departemen Fisika, Universitas Drexel.
Menurut Dave, panas tubuh manusia tidak dapat mengubah suhu bumi. Ia membandingkan dengan energi reguler yang dikumpulkan dari matahari sekitar satu juta kali lebih besar, daripada energi yang dipancarkan manusia melalui panas tubuh. “Jadi Wagner secara harfiah keliru satu juta kali lipat,” kata Dave dikutip dari Politifact.
Demikian juga dengan klaim bumi bergerak lebih dekat ke matahari setiap tahun, juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Kepala Departemen Astronomi dan Astrofisika, Profesor Penn State, menyatakan, bumi tidak mengubah jaraknya meski terus-menerus berputar mengelilingi matahari.
Secara teknis, kata dia, bumi memang bergerak mendekati matahari setiap tahun karena bumi bergerak dengan orbit elips, bukan melingkar. Dengan demikian, selama enam bulan, bumi bergerak mendekati matahari. Setengah bulan berikutnya, bergerak menjauh. “Gerak bumi ini tidak akan berdampak pada perubahan iklim,” kata dia.
KESIMPULAN
Hasil verifikasi Tempo, klaim bumi semakin panas karena rotasi bumi dan pemanasan global dipengaruhi oleh panas tubuh manusia adalah keliru.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id