Belum Ada Bukti: Klaim Rocky Gerung Terkait Gelar Doktor Honoris Causa Erick Thohir dari Universitas Brawijaya

Rabu, 19 Maret 2025 21:10 WIB

Belum Ada Bukti: Klaim Rocky Gerung Terkait Gelar Doktor Honoris Causa Erick Thohir dari Universitas Brawijaya

TEMPO menerima permintaan pembaca Cek Fakta untuk memeriksa kebenaran video Rocky Gerung soal ijazah Menteri BUMN, Erick Thohir, melalui WhatsApp tipline. Selain di WhatsApp, video berdurasi 33 detik itu juga beredar di platform TikTok serta YouTube akun 1 dan akun 2.

Dalam video itu, tampak pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung mempertanyakan gelar dan ijazah Erick Thohir dari Universitas Brawijaya (UB) Malang. “Kita mau tahu apa dia doktor beneran dari Brawijaya. Berapa banyak uang yang dia pakai untuk membeli ijazah itu?” ujarnya. Ia juga menyinggung transparansi gelar yang diperoleh dari kampus UB. “Kita mau tagih Rektor Brawijaya itu. Dibayar berapa mesti terang-terangan buka, karena dia pejabat publik.”

Benarkah video pernyataan Rocky Gerung itu dan apakah UB dibayar agar memberi gelar Doktor Honoris Causa kepada Erick Thohir?

PEMERIKSAAN KLAIM

Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tempo memeriksa sumber video menggunakan mesin pencari Yandex dan mesin pencari Google. Hasilnya, versi lengkap potongan video itu juga diunggah di YouTube.

Advertising
Advertising

Potongan video yang beredar, diambil antara menit ke-08:50 dan 09:41 dari unggahan KULIAH UMUM ROCKY GERUNG KAMPUS DAN REPUBLIK oleh akun resmi YouTube Universitas Bosowa. Kuliah umum itu diselenggarakan pada 7 Maret 2023, tak lama usai pemberian gelar doktor honoris causa kepada Erick Thohir pada 3 Maret 2023.

Tidak ada ucapan Rocky Gerung yang diubah dari video asli antara cap waktu itu. Berikut kutipan langsung secara lengkap:

Undang Erick Thohir ngomong di sini. Kita mau tahu apa dia doktor beneran dari Brawijaya? Berapa banyak uang yang dia pakai untuk membeli ijazah itu? Kita mau fair, kita mau tahu. Karena dia pejabat publik, maka kita mau tahu. Kan kita nggak pernah dengar Erick Thohir ikut universitas, kuliah, tiba-tiba jadi doktor. Kita mau tagih Rektor Brawijaya itu, dibayar berapa mesti terang-terangan buka, karena dia pejabat publik. Dan pada akhirnya kita tahu dia ditolak oleh mahasiswa. Bayangin, calon presiden Erick Thohir ditolak oleh masyarakat. Itu tamparan intelektual luar biasa. Mustinya dia bunuh diri. Iya. Etika itu yang nggak ada di kita.

Melalui pencarian Google, berita mengenai pemberian gelar tersebut dimuat sejumlah media kredibel. Dilansir oleh Tempo, Erick mendapat gelar doktor kehormatan usai menyampaikan orasi ilmiah berjudul Enternitas Transformasi BUMN dalam sidang senat FEB UB anugerah doktor kehormatan.

Dihubungi Tempo melalui sambungan telepon, Rektor UB Prof. Widodo membantah menerima imbalan atas gelar yang diberikan kepada Menteri BUMN itu. “Tidak ada satu rupiah pun masuk UB,” katanya, Jumat, 14 Maret 2025.

Ia menjelaskan, gelar Doktor Honoris Causa berbeda dengan ijazah doktor yang diperoleh melalui jenjang pendidikan S3. Honoris Causa, kata dia, adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang memiliki kemampuan akademis. “Prosesnya ada karya, ada dosen pembimbing, lalu dirapatkan ke senat akademik.”

Widodo juga menepis anggapan pemberian Doktor Honoris Causa itu berkaitan dengan politik. “Tahun 2023 itu kan bukan tahun politik. Pada prinsipnya kami memberikan gelar kepada seseorang yang kita anggap capable dan kompeten. Insya Allah secara prosedur sudah kami lalui di internal kami,” ujarnya.

Tempo sudah meminta konfirmasi ke Erick Thohir mengenai klaim Rocky Gerung tersebut melalui asisten pribadinya, Ratna Irsana. Namun hingga tulisan ini akan dipublikasikan, pesan yang dikirimkan Tempo tidak dibalas.

Kontroversi Gelar Doktor Honoris Causa Erick Thohir

Pada situs web resminya, Ketua pelaksana kegiatan, Hendi Subandi, menyatakan bahwa penganugerahan ini sudah melalui tahapan sesuai regulasi dan sudah disetujui oleh Senat Akademik baik Fakultas Ekonomi dan Bisnis maupun universitas.

Pihaknya menilai berbagai aspek, terutama pada aspek kontribusi pemikiran Erick Thohir dalam bidang manajemen strategi melalui implementasi strategi transformasi bisnis di BUMN. Dari aktivitas akademik, UB menilai Erick Thohir membuktikan dedikasinya dengan aktif berkontribusi dalam penyemaian ilmu pengetahuan melalui forum-forum akademik baik di dalam maupun di luar negeri.

“Selain itu, di bawah kepemimpinan beliau, BUMN berhasil berkontribusi kepada negara untuk menghadapi Pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Hendi.

Namun pemberian gelar doktor honoris causa ini menuai penolakan dari civitas akademik UB. Dilansir oleh Tempo, sekitar 80-an mahasiswa berdemo di dekat gedung Samantha Krida UB pada hari penyelenggaraan, 3 Maret 2023.

Para mahasiswa menyatakan kampusnya sebagai kampus yang mengobral gelar kehormatan. Menurut mereka, Erick Thohir tidak layak mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Menjelang tahun politik, mereka khawatir gelar kehormatan diberikan untuk motif politik.

Selain Erick Thohir, Universitas Brawijaya juga pernah memberikan gelar honoris causa kepada sejumlah politikus dan menteri lainnya. Di antaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar yang mendapat gelar Profesor Honoris Causa dalam Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Alam dari Fakultas Pertanian pada 25 Juni 2022. Kemudian Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, yang menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada 25 Juli 2022.

Pengamat pendidikan Edi Subkhan mengungkapkan bahwa pemberian gelar Doktor Honoris Causa memerlukan penjelasan alasan yang jelas, karena gelar ini bukan hal sembarangan. Dikutip dari Tempo, ia menilai sosok yang biasanya mendapatkan gelar itu mempunyai kontribusi terhadap masyarakat luas. Penerima Doktor Honoris Causa juga bisa berasal dari orang yang berkontribusi pada bidang ilmu tertentu yang menjadi perhatian kampus yang memberikan gelar.

Namun melihat fenomena belakangan, pemberian gelar akademik seperti Doktor Honoris Causa kepada tokoh politik hanya berdasarkan pertimbangan politik. "Banyak kampus tergiur memberikan gelar Doktor Honoris Causa itu ke tokoh politik, ya lebih karena pertimbangan politik," ujarnya.

Edi menilai tujuan di balik pemberian gelar Doktor Honoris Causa semacam jalan pemulus untuk karir rektor di kampus yang bersangkutan atau keuntungan personal. "Memperoleh jabatan di kementerian, misalnya juga, untuk memperoleh dukungan finansial bagi kampus dari tokoh di legislatif atau eksekutif," kata dia.

KESIMPULAN

Berdasarkan verifikasi Tempo, klaim dalam konten mengenai imbalan di balik gelar Doktor Honoris Causa Erick Thohir kepada UB adalah belum ada bukti.

Konten yang beredar memang benar memuat pernyataan pengamat politik dan akademisi, Rocky Gerung, tanpa manipulasi maupun perubahan. Namun belum ada bukti mengenai pemberian uang dari Erick Thohir kepada UB seperti yang menjadi dugaannya.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id