Keliru, Klaim Obat Bisa Mengeluarkan Batu Ginjal Dalam 7 Hari Tanpa Operasi
Jumat, 29 November 2024 17:05 WIB
Sebuah tautan tentang pengobatan batu ginjal diunggah akun Facebook Dr. Ratna Suwandi, SpPD-KGH di sini [arsip]. Pengunggah mengklaim bahwa tanpa operasi, batu ginjal berhasil keluar sendiri dalam 7 hari saja.
Tautan tersebut mengarah ke sebuah situs yang menjual obat-obatan dari bahan herbal untuk sejumlah penyakit, diantaranya adalah batu ginjal. Situs tersebut meminta sejumlah data penerima bagi yang berminat membeli obat-obatannya.
Benarkah obat tersebut bisa mengeluarkan batu ginjal dalam 7 hari tanpa operasi?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan menghubungi dokter ahli penyakit dalam yang juga guru besar dari Universitas Indonesia, Prof. Zubairi Djoerban. Zubairi menjelaskan bahwa batu ginjal itu ada berbagai macam, seperti batu kalsium, asam urat, struvit (batu infeksi) dan sistinuria yang disebabkan kelainan genetik. Dan paling banyak ditemukan, kristal atau batu yang mengandung kalsium.
“Kandungan kalsiumnya sekitar 65-70 persen dalam batu ginjal tersebut. Dan paling banyak adalah kalsium oksalat sekitar 35-70 persen, lalu kalsium fosfat sekitar 5-20 persen dan kombinasi keduanya sekitar 10-30 persen,” kata Zubairi kepada Tempo, Kamis, 28 November 2024.
Faktor resiko terbentuknya batu juga bermacam-macam, ada yang terkait dengan diet, non diet dan urin. Faktor non diet terjadi apabila dalam keluarga ada yang terkena batu ginjal. Resiko terkena batu ginjal 2,5 kali daripada keluarga yang tidak ada penderita batu ginjal. Terkait hal ini, belum banyak penelitian yang menemukan penyebab genetiknya.
Yang termasuk faktor non diet lainnya, bila terserang diare kronik seperti pada penyakit kronis atau pada by pass lambung, pada infeksi usus, hiperparatiroidisme primer, obesitas, diabetes dan lain sebagainya.
Sedangkan yang berdasarkan faktor diet, termasuk Ketika banyak memakan protein hewani (daging merah), oksalat dan banyak memakan makanan mengandung garam. Volume kencing yang sedikit juga bisa menyebabkan batu.
“Sebaiknya kurangi makan protein hewani, garam dan kalsium. Konsumsi garam sebaiknya kurang dari 2,4 gram per hari dan kalsium sekitar 1000 miligram per hari yang terdiri dari susu, keju, yogurt, es krim dan lain-lain,” jelas Zubairi.
Untuk faktor resiko dari urin, lanjutnya, sekitar 97 persen dari pasien dengan batu ginjal mempunyai faktor resiko dari urin. Ini bisa terjadi kalau di urin banyak kalsium, banyak oksalat dan banyak asam urat.
Pemeriksaan laboratorium penting dilakukan secara rutin terhadap urin dan darah. Apabila sudah pernah keluar batu, maka penting dilakukan analisa batu apa yang ada di dalam ginjal. Untuk mendiagnosis perlu melakukan pemeriksaan radiologi, CT scan atau ultrasonografi. Hal ini berguna untuk management pengobatan batu ginjal tersebut.
Gejala batu ginjal, biasanya nyeri luar biasa di pinggang secara mendadak dan cukup lama atau hilang timbul. Kadang-kadang disertai mual dan muntah. Kalau ada di ureter, maka akan terasa nyeri saat kencing atau ada juga yang keluar darah saat kencing. Apabila diameter batu atau kristalnya kurang dari 8-10 milimeter, maka cukup besar kemungkinan batunya keluar sendiri saat kencing.
“Bila air kencing banyak atau rajin olahraga seperti lompat tali, maka akan membantu mengeluarkan batu ginjal dengan ukuran kecil. Jadi perlu diketahui apakah batu yang keluar itu karena spontan atau karena obat,” kata mantan Ketua satgas Covid-19 ini.
Beberapa obat bisa diberikan untuk mengobati batu ginjal, sesuai jenis batunya. Allopurinol bisa diberikan untuk mengurangi kadar asam urat di dalam darah dan urin. Kadang juga diperlukan obat untuk menjaga agar kencing cukup basa. Karena alkalinisasi urin bisa melarutkan batu asam urat dan batu struvit. Pengobatan akan diberikan berdasarkan kasus masing-masing pasien.
Bagaimana dengan tawaran pengobatan herbal atau fitoterapi? Menurut Zubairi, sudah cukup banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan bisa mengobati batu saluran kencing ini. Namun sebagian besar kekuatan ilmiahnya tidak terlalu kuat.
“Jadi khusus untuk ini diperlukan penelitian dengan kasus yang banyak dan uji klinik yang random untuk membuktikan manfaat dari herbal tersebut,” kata Zubairi.
Olahraga dengan intensitas rendah secara rutin, bisa membantu mengeluarkan batu ginjal dengan diameter di bawah 10 milimeter. Diantaranya olahraga jalan cepat, jogging atau naik sepeda. Dengan olahraga, sirkulasi darah lebih baik dan ginjal akan sehat.
Menurut Founder dari Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD, nama pemilik akun Dr. Ratna Suwandi, SpPD-KGH tidak ditemukan dalam data base Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) di sini.
“Kalau tidak ada di data base konsil, diduga akun ini fake. Narasinya sesat,” ungkap Andi.
KKI merupakan suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. KKI didirikan pada tanggal 29 April 2005 di Jakarta yang anggotanya terdiri dari 17 (tujuh belas) orang, merupakan perwakilan dari stakeholder bidang kesehatan.
KKI mempunyai fungsi, dan tugas yang diamanatkan dalam pasal 7 Undang-undang Praktik Kedokteran nomor 29 tahun 2004 (UUPK) yaitu melakukan registrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa ada obat yang bisa mengeluarkan batu ginjal dalam 7 hari tanpa operasi adalah keliru.
Belum ada bukti ilmiah bahwa obat herbal mampu mengobati batu ginjal dalam waktu 7 hari.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Cek Fakta Tempo telah hadir selama lima tahun membantu publik menghadirkan informasi yang sesuai fakta, serta melawan misinformasi dan disinformasi. Kami membutuhkan masukan Anda agar cek fakta Tempo terus relevan menjawab kebutuhan pembaca serta menghadapi tantangan disinformasi yang semakin kompleks. Semoga Anda bisa meluangkan waktu selama 5 menit untuk mengisi survei pada tautan ini.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id