Keliru, Nilai Tukar Mata Uang 1 BRICS Sebesar 3.66000 Rupiah

Senin, 11 November 2024 21:48 WIB

Keliru, Nilai Tukar Mata Uang 1 BRICS Sebesar 3.66000 Rupiah

Sebuah video beredar di TikTok [arsip] dan akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, yang memuat narasi nilai tukar mata uang antara BRICS dan Rupiah. Disebut bahwa 1 BRICS sama dengan 3.66000 Rupiah.

Berikut bunyi narasinya: Kita rayakan dan support untuk mata uang global dari dolar ke BRICK menjadi mata uang dunia saat ini, 01 BRICS = 3.66000 Rupiah. Hapus dolar dari dunia agar stabil

Namun, benarkah nilai tukar mata uang antara BRICS dan Rupiah tersebut?

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Penelusuran Tempo mendapati fakta bahwa himpunan negara BRICS belum memiliki mata uang global. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa masih terlalu dini bagi BRICS untuk membahas pembuatan mata uang baru, sebagaimana diberitakan Reuters.com.

Maka sesungguhnya tidak ada nilai tukar antara mata uang Rupiah dengan mata uang BRICS. BRICS belum memiliki mata uang sendiri.

Reuters.com juga memberitakan gagasan agar BRICS membuat mata uang baru diusulkan secara terbuka oleh Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva, pada pertemuan puncak mereka di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat, 23 Agustus 2023.

Namun, tanggapan dari negara-negara anggota lainnya tidak menunjukkan dukungan yang jelas. Pertama, topik tersebut tidak ada dalam agenda pertemuan saat itu. Kedua, sesungguhnya BRICS mendorong perdagangan lintas batas untuk menggunakan mata uang nasional masing-masing negara.

Topik tentang transaksi antar negara dibahas di pertemuan puncak BRICS di Kazan, Rusia, 22-24 Oktober 2024. Namun, bukan mata uang yang dibahas melainkan sistem baru terkait pembayaran antar negara dalam melakukan ekspor-impor atau keperluan lainnya.

Rusia berupaya melakukan dedolarisasi, namun negara lain seperti Afrika Selatan, menyatakan tidak ingin meninggalkan USD meskipun mengikuti model transaksi di BRICS, sebagaimana dilaporkan Reuters.com.

David Corbett, praktisi jasa keuangan asal Inggris, dalam artikelnya di Chinaobservers.eu menjelaskan bahwa ada tiga skema terkait transaksi lintas batas yang dibahas di Kazan, yakni BRICS Pay, BRICS Bridge, dan BRICS Clear.

BRICS Pay adalah sistem yang disiapkan untuk melayani transaksi ekspor-impor, sebagaimana SWIFT yang telah umum digunakan selama ini. Namun keduanya memiliki perbedaan, sehingga sebagian pihak menyatakan SWIFT dan BRICS PAY tidak dapat dibandingkan.

Perbedaan yang paling terlihat, SWIFT adalah cara transfer pembayaran lintas negara menggunakan mata uang USD, sementara BRICS PAY telah ditetapkan akan menggunakan mata uang masing-masing negara.

Sementara BRICS Bridge dibangun atas inspirasi dari Proyek mBridge yakni platform mata uang digital multibank sentral, yang dikembangkan oleh BIS Innovation Hub, Bank of Thailand, Bank Sentral Uni Emirat Arab, Digital Currency Institute of the People's Bank of China, dan Hong Kong Monetary Authority, sejak tahun 2021.

Kemudian BRICS Clear merupakan proposal untuk membentuk sistem penyimpanan dan penyelesaian sekuritas sebagai alternatif untuk entitas Barat seperti DTCC dan Euroclear.

Dalam Kazan Declaration 2024 juga tidak disebutkan adanya kesepakatan membuat mata uang global, melainkan penggunaan mata uang nasional masing-masing negara untuk melakukan transaksi lintas batas.

Pemeriksa fakta AFP.com juga menyatakan belum ada peluncuran mata uang baru BRICS dalam Deklarasi Kazan. Gambar uang kertas BRICS yang beredar di internet sesungguhnya diinisiasi Yevgeny Fyodorov, pendiri dan pemilik Kirzhach Typography JSC dan beredar sejak pertemuan puncak BRICS di Johannesburg tahun 2023.

KESIMPULAN

Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan mata uang BRICS telah diluncurkan dan memiliki nilai tukar dengan mata uang lain termasuk Rupiah, adalah klaim yang keliru.

BRICS belum memiliki atau menyetujui pembuatan mata uang baru. Sehingga Rupiah tidak bisa ditukar dengan mata uang BRICS yang belum ada tersebut.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id